Di dalam kamar Janggan menerima telpon dari Lusi," maaf baru ngabari, tadi jam 6 aku nyampe langsung sholat dulu, sedikit macet tadi di Pati, sedang rumahku masih harus naik angkutan pedesaan lagi setelah turun bis dari terminal lumayan jauh juga butuh waktu 20 menitan, gimana mas, sudah pada ngumpul di rumah semua keluarga" lusi dengan suara yang manjanya, pacarnya memang menceritakan kalo akan ada pertemuan keluarga di rumah orang tuanya, rasanya baru berpisah beberapa jam sudah kangen sama Janggan.
"Dak papa yang penting dik lusi dah nyampe rumah, kangen ya dik sama mas, dari tadi ngomongnya manja banget, gemes jadinya, coba kalo deket mas tak cubit pipimu, atau minta dicium," Janggan langsung tertawa, bayangan lusi dengan wajah cemberut langsung dipelupuk mata, cantik juga. "awas ya mas, nanti kalo ketemu tak mintai traktir, keliling Semarang sekalian, dasar mesum" lusi dah ngomel ngomel, tanpa sadar menggigit bibirnya, bayangan Janggan mengecup bibir dan memeluknya kembali terlintas," Heiii, tuh bayangin mas ya, kangen dak? " terdengar desahan manja dari seberang" iya. mas balik Semarang kapan, nunggu liburan selesai ?" dak bisa lagi nutupin ketinduannya belum juga 1 hari, dua orang ini dak berjauhan, apalagi sampe sebulan,"mas juga kangen, nanti deh kalo urusan mas di rumah dah kelar, gimana kalo kita ketemuan" wajah lusi langsung berbunga bunga bayangin pacar gantengnya, "beneran mas, nanti cuma janji tok, tiwas ngarep ( terlanjur berharap )" jawab lusi dengan logat jawa timuran." mana berani mas bohong, bisa diputusin sama pacar mas yang sekarang lagi manyun," ha ha ha lagi lagi Janggan menggoda lusi. Tak terasa dua orang yang lagi hangat pacaran saling melepas kerinduan dengan telponan, hingga adzan isyak terdengar, "udahan dulu mas telponnya, sholat isyak, besok bisa mas hubungi aku lagi ?" yang langsung di iya kan sama Janggan, lusi berharap selalu bisa bersama Janggan.
Diluar pengetahuan Janggan ternyata ada yang dari tadi mendengarkan, siapa yang membuat adik bungsunya begitu bahagia, sampai beberapa kali terdengar gelak tawa adiknya, lagi jatuh cinta pasti nih sak wasangka Yuni penasaran. Adik bungsunya memang dak muda lagi sudah 22 tahun, tapi belum pernah Yuni melihat dia ngajak ke rumah temen perempuannya, nanti bakal tak uber dia biar ngasih tahu kenapa dak cerita sama mbake kalo udah punya pacar.
Janggan ke luar kamar untuk bergabung dengan keluarga yang lain, dan langsung berpapasan sama kakak perempuannya,
"adike mbak iki wes due sirsiran durung, ayo ngaku" ( adikku sudah punya kekasih belum, ayo terus terang ) mbak Yuni menggandeng adik satu satu menuju ruang keluarga untuk duduk lesehan di atas karpet, ruang keluarga memang tanpa kursi hanya digelar karpet hijau yang ukurannya 5 x 5 meter, biar memudahkan kedekatan anggota keluarga tanpa ada penyekat." opo seh mbak Yuni, baru deket sama anak FE, baru sebulan jalan bareng, terus kapan ceritanya sama mbak, ketemu mbak aja baru sekarang, rencana pulang ini mau cerita," kakak beradik ini memang akrab meskipun selisih umur mereka 7 tahunan. Di ruang keluarga sudah dak lagi rapi akan mainan yang di sebar sama Saras dan abimanyu di temani eyang kakung ( kakek ).
Makam malam di hidangkan dengan kemewahan tersendiri, bunda Nimas sudah menyiapkannya bahan sejak dua hari yang lalu, dengan bahan bahan makanan pilihan kesukaan masing masing ketiga anak, menantu dan 2 cucunya disediakan keluarga ini.
Meja makan panjang sudah lama dak digunakan, karna kesibukan masing masing anggota keluarga," kursinya tambahin 3 lagi, sebelah sini mbak Narti" perintah bunda Nimas pada pelayannya," baik bu, mau ada tamu to" mbak narti bertanya karna perasaan tadi sudah cukup untuk anggota keluarga di meja makan," iya mbak, temen bapak, sekalian kita ajak makan malam, " nyonya rumah sudah bisa tersenyum melihat persiapan matangnya.
"Assalamualikum, " sepertinya tamunya dah datang, bunda nimas tergopoh gopoh ke luar untuk nyambut kedatangan tamu yang sudah ditunggunya.