Sudah berkali-kali Mbak Yani pergi ke dokter kulit, tapi masih tidak ada hasilnya. Penyakitnya justru menyebar ke tangan, kaki dan seluruh tubuh, setiap kali Yani menggaruknya sisik kulit itu pasti rontok membuat siapapun yang melihatnya merasa risih dan jijik.
"Sudahlah Yan, turuti aja apa kata oma, nanti kalau kamu sudah sembuh kamu kan bisa balik kerja ke sini lagi. Yang penting kamu istirahat saja dulu di kampung" ucap Mbak Tini sambil mencuci sayuran di wastafel.
Sedangkan aku menyimak pembicaraan mereka duduk di depan pintu dapur, sambil membersihkan rak sepatu anak-anak.
"Aku tuh nggak pernah kena penyakit seperti ini, Aku juga udah ke Mbak Asih dan dokter kulit tapi masih tidak ada hasilnya. Aku yakin ada seseorang yang sengaja bikin aku kayak gini" ucap Mbak Yani kemudian menoleh ke arahku.
Tiba-tiba saja dia berdiri menghampiri lalu menarik lenganku. "Pasti kamu kan yang membuat aku jadi seperti ini!" ucapnya sambil memelototiku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com