Ada pesan dari dari nomor tak dikenal. Claretta paling malas membalas pesan ataupun mengangkat telepon dari nomor tak dikenal. Menurutnya pastilah itu adalah orang iseng atau orang yang tidak dekat dengannya.
Ia membiarkan pesan tersebut. Tapi, ponselnya terus berdering ketika diletakkan di atas nakas.
"Ya ampun, mengganggu saja! Siapa sih, malam-malam begini neleponin segala!" gerutu Claretta yang kesal dengan ponselnya. Namun, bukanya mengangkat telepon atau membuka pesan tersebut. Ia malah menonaktifkan ponselnya.
Setelah hening, ia kemudian kembali membaringkan tubuhnya untuk tidur malam ini. Entah mengapa, ia sedang begitu bahagia dengan ajakan Matteo.
Bagai mimpi indah yang akan terwujud. Ia masih tak percaya kalau Matteo telah merencanakan untuk hiking ke gunung itu.
****
"Bangun, Sayang ...!" ujar Allice sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Claretta.
Hari sudah pagi. Mentari sudah menampakan sinarnya dan menghangatkan bumi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com