Nadia terbangun dengan tergesa-gesa sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
"Ya Tuhan, kenapa aku bisa bangun kesiangan." ucap Nadia seraya turun dari tempat tidur sambil melihat Jonathan yang masih tidur lelap.
"Jo... bangun, kita sudah kesiangan." panggil Nadia seraya mengusap wajah Jonathan yang terlihat tampan tapi ada gurat kesedihan di wajahnya.
Nadia menahan nafas untuk tidak bersedih atau menangis. Kesempatannya untuk balas dendam hanya satu kali setelah dia hamil dan meninggalkan semuanya.
"Jonathan, bangunlah." panggil Nadia lagi sambil mencubit pelan ujung hidung Jonathan.
Perlahan Jonathan terbangun sambil mengusap hidungnya yang sedikit sakit di cubit Nadia.
"Kenapa membangunkan aku dengan mencubit hidungku Nadia? apa tidak bisa yang lain?" ucap Jonathan berusaha bangun dari tidurnya. Melihat hal itu Nadia segera membantu Jonathan agar bisa duduk bersandar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com