webnovel

Pertemuan Keluarga

"Lumayan, dari baju yang kau kenakan tadi.!" Ucapnya dengan ketus. Sambil menyuruh pegawai yang ada, untuk membungkus yang dipakai Haruhi. Dan juga yang tidak jadi dicoba.

Win melihat Haruhi, dari atas kepala hingga kaki. Dia mendapati sepatu yang dikenakan Haruhi. Sangat tidak sesuai dengan pakaiannya. Lalu ia berjalan, ketempat sepatu yang tersusun rapi. Ia mencoba memilih yang cocok, dengan gaun yang dikenakan Haruhi. Ia tampak kebingungan seraya memegang bibirnya. Akhirnya ia memilih sepatu berwarna merah, dengan tumit tidak terlalu tinggi.

"Pakai segera! kita tidak punya waktu!" 

Haruhi ingin mencobanya tampak bingung, untuk duduk mengenakannya, ia terlihat serba salah saat memakainya.

Win yang terlihat tidak sabaran, mengambil paksa sepatu yang dipegang Haruhi. Lalu menurunkan badannya, melipatkan lututnya, sebelah kanan dan sebelahnya lagi tidak. Ia bertumpu pada telapak kaki.

Lalu memasangkan sepatu yang dipegannya dikaki Haruhi, pemandangan yang membuat perempuan iri. Haruhi yang melihat tampak bergeming, ia teringat perilaku Mafu yang pernah melakukan hal tersebut kepadanya. Ia tanpa sengaja tersenyum alami kearah Win. 

"Ini cocok." Kata win. Sambil melihat ke arah Haruhi, ia terkejut Haruhi tengah memandanginya. Sambil tersenyum manis. Ia tidak menyangka, bahwa Haruhi dapat tersenyum seperti itu. 

Win mengalikan pandangannya, ia berdiri dan menoyor kening Haruhi dengan jari telunjuk. Haruhi lalu tersadar dan memegang keningnya. 

"Kubilang, jangan jatuh cinta denganku!!" Ucap Win dingin. 

"Apa!!!kau pikir aku tersenyum padamu!? jatuh cinta? Mimpi saja!!! sampai matipun aku tidak sudih mencintaimu!!" Bantah Haruhi yang terdengar seperti racauan.

Win tidak memperdulikan omelan Haruhi yang membisingkan telinga. 

Ia berjalan kearah pegawai toko, seraya berkata. 

"Yang ini juga hitung.!" Ucapnya dengan pegawai tersebut.

"Baik Pak!!!"

Setelah selesai berbelanja, Haruhi tampak kelelahan lalu segera buru-buru memasuki mobil. Meregangkan seluruh tubunya.

"Bermalasan, adalah nomor satu!!" 

Win yang mendengarnya, mencemooh Haruhi berpikir kenapa bisa, ia menyuruh Haruhi untuk menjadi istri palsunya, padahal begitu banyak perempuan cantik dan bermoral di kota ini. 

"Jangan tunjukkan, sifatmu yang seperti itu! di depan keluargaku! mengerti!? " Ucapnya dengan sesekali melonggarkan dasinya.

Haruhi tidak peduli, ia memalingkan wajahnya sembari menguap, memandang keluar jendela. 

Setelah sampai, di tempat ruangan pendaftaran. Win pergi sebentar, Haruhi yang menunggu tampak sudah mulai bosan, ia memperhatikan orang-orang yang sedang berjalan.

Lelah menunggu, Haruhi melihat dari kejauhan Win terlihat berbicara dengan bos pemilik tempat tersebut, Orang yang melihat pun tahu, kalau mereka adalah teman akrab. 

Lalu setelah selesai berbicara, ia menghampiri Haruhi.

"Ayo ikut denganku!" ucap Win yang menjulurkan tangannya. 

"Tidak perlu berperilaku seperti itu! aku bisa berdiri sendiri!" sanggah Haruhi. 

"kau pikir! aku ingin melakukannya? bisa saja kita diikuti ketika hendak kesini!" Haruhi pun mengerti lalu berpura-pura memegang tanganya Win dengan erat. 

"Aduuuh..sayang, aku lelah sekali terimakasih telah memegangku!" Haruhi sengaja membuat Win malu, karena ingin membalas dendam akibat membuat Haruhi menunggu lama. 

Win tampak kesal, lalu ia menggenggam tangannya Haruhi erat-erat, hingga Haruhi sengaja mengeluarkan suara aneh. 

"ouch, aduh sayang sakit, pelan-pelan dong!" ucap Haruhi dengan berekting berlebihan. 

seketika orang-orang yang sedang menunggu menatap mereka berdua dengan aneh.

Win berusaha menundukkan kepalanya, ia berjalan dengan cepat, sambil menyeret Haruhi. 

"Kau jangan keterlaluan!!!" sambil menghempaskan tangan Haruhi. Win sungguh tidak habis pikir, ini pertama kalinya ia malu seperti itu. 

Melihat itu Haruhi menggoda kembali Win. 

"Bukankah kita suami istri, kenapa kau malu seperti itu! seperti tidak pernah pacaran saja!"

Haruhi lalu pergi keruangan tempat mereka mendaftar. Win mencegat, menarik tangan Haruhi.

"jangan samakan, gaya berpacaranku!dengan dirimu!!!" Sergahnya.

Dengan sengaja, ia mencekik leher Haruhi dengan setengah kuat. Agar haruhi tidak berani menggodanya. Bukannya takut Haruhi malah tertawa mengerikan. "Heh!! dari dulu, aku ingin sekali orang mencekikku seperti ini, Tapi tidak untuk sekarang!!!" Lalu ia memegang tangan Win dengan sekuat tenaga. Dan menggelintirnya kebelakang.

"Bo...doh!!!" Ejeknya sambil tersenyum sinis. 

Win mencoba menahan emosinya, ia tidak ingin mengacau, dengan tidak mengungkit itu lagi. 

Ia kembali seperti biasanya, mengambil formulir dan mengisinya. 

Tapi setelah ingin menandatangani, ia berpikir sebentar, sembari memegangi kalung yang di kenakannya.

Tidak untuk Haruhi, ia tidak peduli apapun. Ia tidak membacanya, malahan dengan segera dia menandatangani, tanpa merasa beban apapun. 

Akhirnya, mereka telah sah menjadi pasangan suami istri. Setelah selesai, mereka masuk ke mobil. Win terlihat melirik jam tangannya. mengatakan kepada pelayannya, agar singgah sebentar membeli bunga. 

lalu pelayannya membating Stir sebelah kanan. Hanya win saja yang turun. Haruhi menunggu didalam.

Win sedang mencari bunga yang cocok.

Ia mengelilingi toko tersebut, tapi langkahnya terhenti. Saat melihat bunga Lili berwarna Oranye. "Tolong, bungkuskan ini!" ucapnya pada pelayan yang menjaga. 

***

Haruhi yang menunggu, melihat dari luar jendela yang mengalihkan padangannya, yaitu melihat Win sedang memegang bunga bewarna oranye. 

"Boleh juga dia!!" Timpalnya dalam hati, dengan senyum Menyeringai. 

Win yang sudah masuk kemobil, mendapati Haruhi sedang tersenyum sendiri. 

"Ada apa.? " tanya Win bingung. 

"Tidak ada!" Ia kembali duduk, mengarahkan wajahnya keluar kaca. 

Sudah hampir 15 menit, akhirnya Mobil yang mereka kenakan, perlahan berhenti didepan gerbang, yang megah bak seperti istana. Pelayan yang menjaga gerbang meminta tanda pengenal, lalu Sekretaris Win memberikannya. Mereka pun dipersilahkan masuk. 

Perlahan gerbang terbuka lebar-lebar. Supir Win menekan gas mobil. Jalan menuju ke tempat tersebut, terasa lama, akibat jalannya begitu panjang. padahal itu hanya halaman rumah saja, yang sudah seperti jalan tol.

Haruhi kelihatan heboh sendiri dan kegirangan. Ini baru pertama kali, ia bisa melihat jalanan seperti itu. Sebelumnya, ia hanya bisa melihat di televisi.

Win yang melihat Haruhi seperti dari pedesaan. Mencemooh lagi, "berperilakulah seperti biasanya!!Aku tidak ingin dihina gara-garamu!" Katanya dingin. 

Haruhi tidak ambil pusing, ia dengan cepat menyetujui permintaan Win. 

Tiba-tiba supir menginjak rem. Tanda mereka telah sampai. Banyak pelayan, yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Haruhi yang tiba-tiba ia merasa nyalinya ciut. seperti melihat penanyangan film tepat didepannya.

Lalu Win mencoba menyadarkan Haruhi.

"jangan terpelongo seperti itu! Ayo bergandengan denganku!" Ucapnya, tanpa tersenyum sedikitpun.

"Baiklah pangeran ku!" Balas Haruhi, ia tidak bermaksud menggoda, ia benar-benar berpikir ini adalah dunia dongeng, yang sering dibacanya.

Win menarik lengan Haruhi, mereka berdua berjalan berdampingan" Jangan bertingkah lagi!" Bisiknya kepada Haruhi. 

Haruhi tidak menjawab, malah menatap mata Win dengan tersenyum. Win bergeming lalu tidak sengaja menabrak batu kecil, yang membuatnya akan terjatuh. Namun, dengan sigap Haruhi Membungkuk cepat lalu mengarahkan tangan kanannya keperut Win.

Mereka hampir saja jatuh, Win juga tidak sengaja memegang tangan Haruhi. Sentuhan Haruhi tampak membuat Win merasa terkena sengatan listrik. Ia tidak mengerti, lalu menatap Haruhi penuh arti. 

"Huh! Untunglah, hampir saja baju mahal mu jadi kotor! " Ucap Haruhi. Orang yang mendengar tampak menahan tawanya. 

Win akhirnya tersadar, bahwa banyak orang yang melihat mereka. Ia mencoba melihat kedepan. 

Terlihat Orang-orang sedang berbisik, lalu Win dengan segera menepis tangan Haruhi, ia mencoba kembali tegak dan tidak memperdulikan apa yang terjadi. 

diruang makan yang megah terlihat keluarga besar Win sudah berkumpul menunggu mereka, Win meminta seketarisnya memberikan bunga yang ia beli, kepada perempuan yand ada disamping kakeknya.

Terlihat perempuan tersebut masih muda ia mengenakan berlian disetiap jarinnya, ia juga berpakaian mewah, dan seperti orang penting dikeluarga tersebut.

Lalu seketarisnnya memberikan dengan menunduk, wanita itu menerimanya dengan senyum manis. Setelah ia sadari bahwa bunga tersebut adalah bentuk penghinaan. Ia mengenggamnya dengan geram dan mencoba mengatur emosinya. 

Wanita tersebut ternyata adalah istri ketiga kakeknya Win, yang adalah Sherin. 

"Terimakasih atas bunganya!!" Ujarnya sembari memberikan senyum palsu. 

"Sama-sama nenek!" Win mencoba mencemooh Sherin dengan mengatainya nenek padahal dia masih muda. 

Haruhi terkejut ternyata Wanita tersebut adalah istri kakeknya Win, Haruhi buru-buru menyapa dengan menundukan kepalanya. Dan ia tidak lupa menyapa kakeknya Win dengan senyuman.