****
Kiya meletakkan tas di atas meja lalu duduk di kursinya, dia duduk sambil menopang dagu menggunakan tangan kanannya. Matanya menatap ke arah luar jendela, langit mendung yang mengeluakan tetesan hujan begitu nampak di matanya, suara gaduh riak air begitu jelas di pendengarannya. Perempuan itu menghela napas pajang sebelum kebali ke lamunannya.
Ini hari ke tiga semenjak kejadian dia dan Raka berkelahi di rumahnya. Berpuluh-puluh pesan singkat dikirimkan oleh Raka namun tak ada satu pun pesan yang gadis itu baca. Dia terlalu capek untuk mengurus masalah itu dan lebih memilih untuk menjadi pengecut dengan menghindari masalah tersebut.
Dia juga meminta ke Bima agar tidak menerima kedatangan Raka di rumahnya mulai sekarang, dan untung saja Bima setuju sepenuhnya dengan permintaan sang adiknya itu.
Dia hanya terlalu lelah dengan drama berkepanjangan yang tak ada ujungnya, dia hanya ingin istirahat sejenak dan menenangkan pikirannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com