webnovel

Chapter 1 : Perpindahan.

Saat itu, didunia pararel Kamen rider ZI-O.

'Akan ku akhiri disini.'

Double, OOO, Fourze, Wizard, Gaim, Drive, Ghost, Ex-aid, Build, ZI-O, Zero-one. Final Kamen rider.

'henshin.'

Kamen rider ... Decade, complete, Twenty one.

...

Final attack rider. Di-Di-Diend...

Mengarahkannya ke para monster.

'hiyaah!!'

...

Pada saat itu, adalah hari terakhir yang diingat. Sebelum kematian menghampirinya.

Mengalahkan ohma-zio, atau, sougo tokiwa masa depan, dan menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Namun, keberuntungan sedang tidak berada di sisinya.

...

Final attack rider ... De-de-de-de-decade.

Merapatkan kedua kaki, lalu langsung melompat ke atas. Memajukan kedua kaki, dan segera melakukan rider kick.

'Hiyah!'

Langsung meluncur kearah Ohma-zio. Tapi dengan mudahnya, ditahan, dan ohma-zio langsung menghempaskan decade.

Ketika dia terhempas, Tsukasa terkejut. 'Apa?!'

Lalu, Ohma-zio langsung meluncur ke arah Decade dengan sangat cepat, menatapnya, dan berkata, 'Aku tidak punya urusan denganmu!'

Dengan cepat, Ohma-zio meninju Tsukasa, membuatnya terpental ke belakang sehingga belt decade rusak dan Tsukasa kembali ke wujud manusia.

'Argh!' rintih nya dengan kesakitan.

Melihat keadaan itu, Sougo alias Zi-O mendekat dan bertanya tentang keadaan Tsukasa. Namun, ketika Sougo mendekat, Tsukasa memberikan Saber Rider Watch yang dia dapatkan dari versi robot atau masa depan Sougo Tokiwa untuk mengalahkan Ohma-zio.

...

Setelah pertarungan sengit. Akhirnya, Ohma-zio berhasil dikalahkan dengan gabungan rider watch decade dan saber. Tetapi, karena hal itu juga, Tsukasa Kadoya kehilangan nyawanya, dan intesitasnya dari dunia ini mulai menghilang.

Dia tatap tangannya, yang secara perlahan mulai menghilang.

'Akhirnya. Perjalananku. Selesai.'

Tapi, ini bukanlah akhir dari segalanya. Karena awal yang baru telah dimulai saat ini.

.....

Saat ini, dia terbangun di dalam hutan yang gelap, bahkan sangat susah untuk melihat arah luarnya.

Tsukasa mulai membuka mata pelan-pelan, lalu menggosok kedua matanya.

Dia mengangkat tangannya, menatap dengan penuh tidak percaya, bahwa dirinya masih hidup.

"Kenapa aku masih hidup?"

Merasa penasaran, dia langsung berdiri dari tempat dia duduk, dan bergegas berjalan menelusuri hutan.

Berjalan, dan menatap sekeliling hutan. Ini gelap, sangat gelap, bahkan tidak bisa melihat apapun disini.

Tsukasa memegang dagunya, dan mulai bertanya-tanya dengan apa yang dia alami.

"Ini agak membingungkan, bukankah aku telah mati? Tapi, mengapa aku malah bisa hidup kembali, bahkan di tempat yang tak kutahu namanya."

"Apa mungkin aku telah dibawa ke dunia lain? Itu agak masuk akal." Ditengah-tengah berpikir, dia mendapatkan sebuah ide. "Tunggu dulu, jika aku masih hidup, itu berarti aku masih bisa menggunakan tirai Aurora."

Maka dari itu, Tsukasa mencoba mengeluarkan kekuatannya, yaitu tirai Aurora, untuk pergi dari dunia ini.

Namun, walaupun tirai Aurora telah muncul, ketika Tsukasa berusaha masuk, dirinya langsung kesetrum dan terpental mengenai pohon besar di belakang.

Akhirnya Tsukasa sadar, jika tirai Aurora tidak bisa membaca universe dunia ini.

Merasa putus asa, Tsukasa bergegas berjalan kembali ke arah yang bahkan dia sendiri tidak tau kemana.

....

Diperjalanan, Tsukasa mulai merasakan kelelahan, haus, dan juga lapar, tak ada yang bisa dijadikan makanan disini, bahkan sungai pun tidak terlihat sama sekali.

Dia menoleh ke atas, dan kebawah, ke kanan, dan ke kiri. Tapi, tidak ada apapun yang dia lihat, selain pohon yang tinggi dan rimbun.

Merasa sedikit putus asa, Tsukasa duduk di bawah pohon rimbun, dan berisitirahat sebentar disana.

"Jika begini terus, kurasa gak lama lagi aku akan mati. Dan bahkan bisa menjadi santapan hewan buas."

Dia membuka jas nya, dan mengambil belt decade miliknya.

Dia menatap beltnya dan berkata. "Saat ini, belt ku sedang rusak, dan tidak bisa ku pakai untuk saat ini." Dia kembali memasukan tangannya ke dalam jas, dan mengambil salah satu card Kamen rider kabuto. "Jika saja tidak rusak. Aku akan menggunakan kekuatan Kamen rider Kabuto untuk berlari keluar dari hutan ini."

"Ah, sungguh sial nasibku." Ujarnya. Sambil memasukan kembali belt dan kartunya.

Disaat dia sedang berisitirahat di bawah pohon. Sebuah anak panah melesat dan mengarah ke Tsukasa. Tapi dengan gercap, dia menahan anak panah itu dengan tangan kirinya.

Tsukasa, mematahkan anak panah itu, dan membuangnya. Dia berdiri, dan berteriak. "Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa?!" Teriaknya.

Lalu dari arah kiri, empat anak panah melesat ke arah Tsukasa. Tapi, dengan mudahnya. Tsukasa, menghindari semua anak panah itu dengan begitu cepat.

Lalu, dari arah belakang, terdapat lima anak panah lagi yang meluncur. Dan kali ini, dengan api di ujung anak panahnya.

Tsukasa, merasa tak bisa mengelak, dia memutuskan untuk berlari meninggalkan tempat istirahatnya dengan terburu-buru.

Disaat dia berlari, ternyata, penyerang misterius itu masih mengejar Tsukasa dari atas pohon. Bahkan, tak sekali-kali mereka menembakinya dengan anak panah.

"Astaga! Aku harus kabur jika ingin selamat!"

Tanpa diketahuinya, didepan Tsukasa terdapat batu besar, dan tanpa disengaja, Tsukasa tersandung dan terjatuh, dan tanpa disadarinya, Tsukasa mengenai sebuah tali, yang ternyata adalah jaring jebakan, dan Tsukasa, dia terjebak didalam jaring itu.

Dia berusaha melepaskan diri, tetapi tidak bisa. Dan yang lebih sialnya lagi. Beberapa kartu Kamen ridernya terjatuh ke tanah, beserta belt miliknya.

"Tidak! Astaga, kenapa jadi begini sih!" Ucapnya dengan kesal.

Lalu, dari arah bawah, terlihatlah siapa yang telah menyerang Tsukasa. Ada sekitar lima orang yang diketahui memiliki telinga panjang dengan menggunakan anak panah. Tiga adalah wanita, dan dua adalah pria.

Mereka mendekati Tsukasa, dan menatapnya dengan pandangan kesal.

Dan, salah satu dari mereka, gak sengaja melihat kartu dan belt milik Tsukasa yang tergeletak di tanah, dan segera, mereka mengambilnya.

"Hei! Jangan kau ambil! Cepat berikan!" Teriak Tsukasa.

Bukannya mendengar, mereka malah menembaki Tsukasa dengan tembakan bambu. Tembakan itu mengenai Tsukasa.

"Tu... Tunggu, I..inikan, racun..

Bius..." Dan seketika, kesadarannya mulai menghilang dan akhirnya pingsan.

...

3 hari kemudian.

"A... Aduh, kepalaku sakit..." Ucap Tsukasa sambil memegang Kepalanya.

Tsukasa Kadoya terbangun dari pingsannya. Disaat dia sadar. Tsukasa, menatap sekeliling ruangan dengan pandangan yang rabun dan masih terbilang lelah.

"A... Aku dimana?"

Lalu, dari arah samping, tiba-tiba, seorang wanita ada yang menjawab. "Kau ada di desa elf, tepatnya desa Frelyteyl."

Tsukasa langsung terkejut dan mundur kebelakang, sampai-sampai kepalanya menabrak meja dan membuat sedikit rasa sakit di kepalanya.

Wanita elf itu mendekat, dan berkata. "Kenalin, namaku nifla yuri. Bisa kamu panggil nifla."

"A--Aku Tsukasa. Kadoya Tsukasa." Ucap Tsukasa.

"Kadoya Tsukasa? Hehe, nama yang aneh. Sepertinya kamu berasal dari dunia luar." Ucapnya, sambil membersihkan luka di kepala Tsukasa dan juga tangannya.

Disaat dia membersihkan luka Tsukasa, nifla berkata. "Aku dan para penduduk desa mohon maaf. Kami kira, kamu adalah musuh yang berusaha menyusup desa kami. Ternyata, dugaan kami salah. Jadi, maafkan kami."

"Diamlah. Aku yang gak tau apa-apa, langsung kalian serang begitu saja." Ucap Tsukasa.

"Hehe~ maaf." Ucapnya sambil memohon maaf.

....

Akhirnya, luka Tsukasa telah sembuh, dan bisa di gerakin seperti biasa, walaupun ada sedikit rasa nyeri di beberapa pergelangannya.

Nifla membereskan peralatan nya, dan mulai berjalan keluar dari ruangan ini. Sebelum keluar, dia berkata kepada Tsukasa. "Oh ya, benda aneh yang kau jatuhkan itu, ada di atas meja. Benda itu telah rusak, dan sebagai pemohonan maaf, kepala desa menyuruh tukang untuk memperbaiki alat itu, butuh waktu 2 jam untuk memperbaikinya, karena ada komponen-komponen yang tidak diketahui. Eh, aku udah banyak bicara, intinya, jaga kesehatan oke."

"O--oke."

Nifla membuka pintu, dan keluar dari ruangan.

Tsukasa mendekati belt miliknya, dan mengambilnya.

"Untung, belt ini bisa di perbaiki. Tapi, bagaimana mereka memperbaikinya?" Ucap Tsukasa bingung.

Tiba-tiba, dari arah luar, dentuman besar muncul di arah jendela ruangan Tsukasa.

Merasa penasaran, Tsukasa bergegas keluar dan melihat apa yang terjadi. Dan ketika dia keluar. Terlihatlah, beberapa warga yang terluka karena ledakan tersebut.

Dia berlari, dan mulai menyelamatkan beberapa orang yang terluka.

"Mari kubantu." Tawar Tsukasa.

"Baik!"

...

Setelah dia menolong. Tsukasa, melihat nifla sedang bersama beberapa orang bersenjata pedang, tongkat, dan panah.

Dengan inisiatif, dia berlari mendekat, dan mendengar perkataan mereka.

"Boss, musuh telah menyerang."

"Aku tau! Maka dari itu kita harus membalas mereka!" Ucap Nifla.

Tsukasa memanggil Nifla. Dan berkata. "Biarkan aku membantumu." Tawar Tsukasa.

Nifla mendengar ucapan itu, lalu menoleh ke arah Tsukasa dengan ekspresi terkejut. "Tunggu! Seharusnya kamu ikut evakuasi! Kenapa malah kesini?!"

"Kenapa? Apa kau kira aku lemah?" Tegas Tsukasa.

"Aku ingin membantu. Tidak, lebih tepatnya hutang Budi, karena telah merawatku." Tambah Tsukasa.

"Ta--tapi."

Tiba-tiba anak buahnya memotong. "Kurasa membawanya tidak masalah, lagi pun, kita butuh prajurit lebih. Tidak masalah untuk menerima bantuannya."

"Benar, soal resiko, biar aku yang menanggung." Tambah Tsukasa.

Nifla berpikir dengan keras, lalu akhirnya membuat keputusan. "Baiklah! Tsukasa, kamu boleh ikut. Sekarang, ambil senjatamu."

"Gak usah." Jawab Tsukasa.

"Kenapa? Kau mau cari mati hah?!" Ucap Nifla dengan kesal.

"Kubilang tenang saja, aku punya senjata rahasia." Tambah Tsukasa.

Merasa tidak bisa melawan, akhirnya, Nifla setuju dan menerima keegoisan Tsukasa.

"Ah! Baiklah, terserah apa katamu aja! Tapi, jika kamu butuh bantuan, tinggal bilang kepadaku aja." Ucap Nifla dengan senyum.

Tsukasa mengangguk dan tersenyum.

Nifla kembali menoleh ke arah prajuritnya dan berkata. "Baiklah! Demi tanah kita! Harus ada darah yang dikorbankan! Kalian siap!"

"YAH! KAMI SIAP!"

"BAGUS! WAKTUNYA KITA SERANG BALIK!!"

.....

Chapter depan.

"Si--siapa kamu sebenernya,Tsukasa!"

"Hanya seorang Kamen rider yang numpang lewat, ingat itu baik-baik."

"HENSHIN!"

Kamen rider, decade.

...

...

Selanjutnya, di chapter 2. Sang penghancur para rider, telah kembali.