webnovel

22. Pergi ke Apartemen Flo

Matahari belum waktunya untuk menghilang, tapi langit sudah tak sabar. Awan-awan hitam berkumpul membabi-buta di angkasa, menyerang bumi dengan tetes kecil menyakitkan. Bukan hujan deras yang turun, melainkan gerimis kecil. Sinar mentari sudah tak diizinkan tembus dan menyentuh tanah, hanya tersisa berkas di awang-awang.

Di petang yang sepertinya akan turun badai itu, lumrahnya orang-orang mengunci pintu dan berdiam diri. Di petang yang tiupan anginnya membekukan itu, seharusnya berlindung sambil menyesap teh, kopi, atau coklat panas. Tapi aku tak tinggal diam, terpaksa aku pergi dari rumah Jean di tengah situasi alam yang muram.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com