webnovel

Bab 2

Farasya yang sudah selesai bekerja langsung kembali ke rumah utama dimana sang kakek sudah menunggu. Tapi saat sampai di rumah utama itu dia mengerutkan keningnya saat melihat ada satu mobil yang nampak asing baginya.

"Kakek ngundang siapa, kok aku baru lihat mobil itu disini? Apa kakek beli mobil baru lagi??" Gumam Farasya bertanya dalam hati.

Setelah sampai di depan pintu, Farasya masih ragu untuk melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam.

Ceklek...

Pintu itu sudah terbuka lebih dahulu sebelum Farasya mengetuk pintunya.

"Selamat datang kembali nona muda, tuan besar sudah menunggu nona di dalam!" Ucap sang kepala pelayan yang sudah membukakan pintu untuknya.

"Terima kasih Paman Mahen, apa kabar lama nggak ketemu kenapa paman jadi kelihatan muda ya?" Goda Farasya pada kepala pelayan yang nyatanya umurnya berbanding terbalik dengan apa yang di ucapkan oleh Farasya.

Mahen hanya tersenyum mendengar ucapan sang nona muda yang sudah biasa seperti itu.

Setelah membalas sapaan Mahen, Farasya masuk ke dalam rumah dan mencari sang kakek yang ternyata tengah bermain catur di taman belakang.

Farasya mulai melambatkan langkah kakinya saat mendengar suara laki laki asing yang sedang bersama sang kakek.

Tapi suara bariton itu entah kenapa seolah menghipnotis Farasya yang sedang berjalan dengan pelan.

"Siapa yang bersama dengan kakek, apa kak Dirga pulang? Tapi nggak mungkin, kan istrinya baru melahirkan?" Gumam Farasya lirih.

Kakinya terus melangkah dan saat sampai di depan pintu masuk taman, tubuh Farasya seolah menjadi kaku seperti robot. Dia masih mengamati sang kakek yang masih tak sadar jika Farasya sudah datang.

Laki laki yang nampak membelakangi Farasya itu mempunyai punggung yang lebar, dan dari tempatnya berdiri Farasya sudah mencium aroma parfum yang menenang kan untuknya.

"Sial, aku kenapa jadi begini? Sebenarnya siapa tamu kakek ini?" tanya Farasya dalam hati.

Setelah menenangkan dirinya Farasya memaksakan kakinya melangkah masuk ke dalam taman itu.

"Kakek ....!' sapa Farasya pada sang kakek.

Sang kakek yang mendengar suara cucunya langsung mendongakan kepalanya dan melihat ke arah cucunya yang tak berani mendekat ke arahnya.

Awalnya sang kakek bingung, tapi kemudian dia terkekeh pelan saat tahu siapa yang membuat Farasya bengong ditempatnya.

"Mau sampai kapan kamu disitu Faras, emang nggak pegal kaku sejak tadi berdiri di sana?" sindir sang kakek.

Farasya hanya mendengus kesal mendengar sindiran sang kakek, dia kemudian menghampiri sang kakek dan menyalaminya.

Saat Farasya berbalik untuk menyapa tamu sang kakek, mata mereka saling bertubrukan. Dan mereka berdua tenggelam di dalam mata indah masing masing. Kejadian yang ada didepannya ini membuat sang Kakek mengulum senyumnya.

Dia kemudian berniat menggoda sang cucu nakalnya ini dan juga laki laki yang menjadi tamunya ini

"Ehem, jika terlalu lama saling menatap aku takut salah satu mata kalian nanti akan ada yang terlepas!" Goda sang kakek.

Farasya dan laki laki itu langsung memutus tatapan mata mereka dan terlihat sangat canggung.

"Kakek, kenapa menggoda ku hah? Kalau gitu aku mau pulang aja ke apartemen nggak mau disini!" Omel Farasya yang membuat sang Kakek tertawa terbahak.

"Ck, jangan seperti anak kecil, kamu nggak malu apa dilihatin sama Vero!" Sindir sang kakek.

Lagi lagi Farasya hanya mendengus kesal, dan dia langsung meninggalkan sang kakek yang tengah terkekeh karena berhasil membuat kesal sang cucu.

"Jadi itu Farasya, yang ingin kalian jodoh kan dengan ku?" Tanya Vero tiba tiba dengan wajah seriusnya.

"Apa kamu keberatan Vero?" tanya Argon kakeknya Farasya balik.

Vero nampak diam dan tak ingin menjawabnya, karena memang sebelum dia datang kemari, kedua orang tuanya pun sudah menjelaskan siapa Farasya dan juga identitasnya dan juga statusnya sekarang.

Vero harus memikirkan semuanya dengan matang dia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan.

"Kakek tahu bukan itu yang sedang aku pikirkan, hanya saja aku takut jika malah cucu kakek yang akan menolakku, sungguh itu membuat harga diriku terluka!" Ucap Vero seperti di buat buat.

Argon yang mendengar itu menepuk pundak Vero dengan pelan.

"Aku tahu watak cucuku, setelah kejadian yang menimpanya karena tak mengindahkan nasehatku pasti sekarang dia tak mungkin menolak apa yang aku mau,"

Vero menyipitkan matanya mendengar ucapan Argon, dia tak menyangka jika Argon adalah type orang yang selalu memperhitungkan setiap tindakan dan langkah yang akan dia ambil.

Pantas saja Gloria Grub selalu unggul dalam segala hal terutama dalam berbisnis

"Jadi kakek sengaja membiarkan dia menikahi laki laki brengsek itu terlebih dahulu dan kemudian membiarkan cucu kakek menderita?" tuduh Vero pada Argon.

Argon hanya tersenyum tipis mendengar analisa Vero soalnya.

"Vero, aku ingin Farasya bisa menjadi kuat suatu hari nanti setelah aku nggak ada karena nggak mungkin dia terus bergantung kepadaku. Dan salah satu tujuanku menjodohkanmu dengan nya , karena aku hanya percaya padamu kamu mampu melindunginya nanti," ucap Argon dengan tulus dan membuat Vero terpaku.

"Jadi benar apa yang mama dan papa bilang soal Farasya dan kakeknya?" Tanya Vero dalam hati.

"Kakek aku tidak ingin berjanji apapun pada kakek, biarkan semua mengalir sebagaimana mestinya karena saat ini Farasya harus menyelesaikan urusan dan masalahnya terlebih dahulu. Tapi aku janji aku akan membantu Farasya untuk mengurusi semuanya sampai dia terbebas dari keluarga suaminya, ah ralat akan menjadi mantan suami!" Jelas Vero dengan senyum tipis terukir di bibirnya.

Setelah mendengar apa yang di ucapkan Vero, barulah Argon merasa tenang. Tapi dia harus berusaha memaksa Farasya untuk mau menuruti keinginannya kali ini.

Argon tahu hanya Vero yang mampu menjaga dan mengimbari Farasya dalam segala hal.

Alvero Zion Degins seorang CEO muda yang banyak digilai perempuan tapi menolak semua perempuan yang berusaha mendekatinya. Entah kenapa saat dia di jodohkan dengan Farasya dia langsung setuju tanpa mencari alasan untuk menolaknya.

Sementara Farasya yang sudah mandi dan berganti pakaian ingin pergi kebawah untuk mengambil cemilan dibawah.

Tapi saat membuka pintu kamarnya dia terlonjak kaget karena ternyata Veronada di depan kamarnya.

"Ya ampun...!"

Farasya langsung mengusap dadanya yang terkejut tadi.

"Kamu ngapain disini, bukannya kamu lagi sama kakek ya?" Tanya Farasya bingung.

Vero tak menjawab pertanya Farasya tapi dia langsung nyelonong masuk kedalam kamar Farasya yang membuat mata Farasya melotot.

"Hei, kenapa main masuk aja sih, aku kan belum ijin kamu masuk kedalam!"

Vero tak mempedulikannya dan malah asik melihat suasana kamar milik Farasya

Farasya yang tengah kesal pun langsung menghampiri Vero setelah menutup pintu kamarnya.

Sreetttt...

Tapi naas, saat dia akan melangkah dia jatuh terkena karpet bulu miliknya sendiri.

Brughhh....

"Aaaww.,.!" Pekik Farasya lirih.

Farasya jatuh di atas tubuh Vero dan membuat mereka saling menatap kembali.

Vero sendiri yang terkejut pun langsung menangkap tubuh Farasya dan sekarang malah sedang posisi berpelukan.

Vero masih betah memandangi wajah Farasnya yang terlihat berbeda dari wanita kebanyakan yang mengodanya.

Vero mulai memberanikan dirinya mengusap pipi Farasnya dengan pelan. Farasya sendiri merasa gugup saat tangan Vero mulai bersentuhan dengan kulit pipinya.

Saat Vero ingin melanjutkan aksinya ponsel Vero bedering dengan keras dan membuat dua sejoli itu langsung buru buru bangun dan malah bersikap canggung.

"Sial...!" Rutuk Vero dalam hati.

To be continued....