"Oh, ya? Bukannya Ainina punya dendam, karena Fayez lebih pilih Dania?"
Siska berdecih pelan. Ia mendekati Shelina dan berdiri tepat di hadapan gadis itu.
"Nina nggak kayak lo. Dia nggak pernah sakitin orang. Lo lupa, siapa yang selama ini berusaha buat celakai Dania?"
Shelina mengerjap beberapa kali. Ia melangkah mundur dan menyelipkan rambut ke belakang daun telinga.
"Kenapa lo diem, huh? Gue malah curiga, kalau yang lakuin semua itu lo dan dua antek-antek lo ini!" Siska menunjuk Fuji dan Cheril bergantian.
Kedua gadis itu terlihat panik. Takut jika kejahatan mereka terbongkar.
"Lo nggak usah memutar balikan fakta ya, Siska! Gue aja jadi panitia sama Fayez, mana mungkin gue lakuin itu?"
"Fuji, Cheril, kenapa kalian keliatan gugup?" tanya Samudera, membuat Siska menatap keduanya.
Shelina menoleh ke samping. Benar saja, wajah kedua temannya sangat terlihat gugup seperti orang ketakutan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com