"Ah, apa yang sebenarnya aku pikirkan?"
"Sebentar lagi dia menikah Anna, kau jangan merusak hubungan orang lain," gumamnya terus berbicara pada dirinya sendiri. Beruntung penumpang lain berada pada kursi depan, dan hanya ia sendiri di bagian belakang. Sebab jika tidak, mungkin orang-orang yang mendengarnya sudah menganggapnya memiliki penyakit jiwa.
Seperti menemui jalan buntu, Anna tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
Setelah bergelut lama dengan pikirannya, akhirnya Anna membuat sebuah keputusan. Keputusan yang sebelumnya ia tolak mentah-mentah.
Ia tidak memiliki pilihan lain selain ke alamat Devan. Ya, Anna berniat ke rumah pria itu secara diam-diam. Ia hanya ingin mencharge ponselnya, mungkin beberapa menit saja.
Hanya itu satu-satunya hal yang ada dalam benak wanita itu. Katakanlah ini sedikit gila, tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak memiliki rencana lain selain itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com