webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Adolescents et jeunes adultes
Pas assez d’évaluations
79 Chs

7.20 - Perjanjian Damai (Dijeda)

Saat Duke Phelite memasuki Royal Hall, King Makai XII dan seluruh petinggi Kingdom Buriek sudah berada di dalam ruangan, namun tidak ada satupun pembicaraan yang dilakukan. Bisa dibilang suasana Royal Hall bahkan sesenyap makam angker di malam bulan purnama.

Tanpa menunda-nunda Duke Phelite segera membungkuk kecil kepada King Makai XII.

"Yang Mulia."

Pada hari-hari lainnya, King Makai XII akan bangkit berdiri menyambut Duke Phelite layaknya kawan lama tanpa mempedulikan formalitas, tapi untuk saat ini ia hanya mengangguk kecil, lalu menunggu hingga Duke Phelite duduk di tempatnya sebelum berkata.

"Paman Phelite, bagaimana dengan skema ekonomi yang diajukan oleh TF Amethyst?"

Tanpa menunda-nunda Duke Phelite memberikan analisanya.

"Di atas kertas skema yang mereka ajukan cukup menguntungkan, dan sejujurnya cukup sebanding dengan ganti rugi yang mereka minta."

". . ."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com