webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Adolescents et jeunes adultes
Pas assez d’évaluations
79 Chs

6.8 - Escort Girl

Begitu mereka masuk ke kamar VVIP 23 para Escort Girl tidak langsung melepas pakaian masing-masing, tapi hanya melepas kancing blouse mereka. Namun karena para Escort Girl melakukannya dengan begitu sensual, gairah Osvik dan ketiga Maester seketika melompat setinggi langit, dan semakin menjadi-jadi saat para Escort Girl melakukan gerakan pembuka kedua dengan melepas celana dalam mereka.

Namun sebelum Osvik dan ketiga Maester melancarkan ofensif, para Escort Girl sudah mengambil inisiatif terlebih dahulu.

Seorang Escort Girl membawa Maester Kallep ke kursi santai dan mengambil posisi di pangkuannya. Sang Escort Girl lalu melancarkan deep kiss yang membuat Maester Kallep gelagapan sambil terus menggerakan pinggangnya dengan lihai. Tidak lama berselang Maester Kallep meremas sandaran tangan kursi santai dengan sekuat tenaga sebelum terkulai tidak berdaya.

Seorang Escort Girl lainnya membawa Maester Rivak ke sofa berukuran sedang di sudut ruangan dan langsung mengambil posisi 69 dengan menggunakan paha satu sama lain sebagai bantal. Entah kebetulan atau tidak, Maester Rivak memiliki lidah yang cukup panjang dan untuk pertama kali dalam hidupnya Maester tua tersebut menemukan fungsi lain dari lidah.

Untuk Maester Ciesar, ia mengambil posisi missionary di atas ranjang pijat dan melakukan eksekusi dengan gaya yang moderat tapi penuh gairah.

Sedangkan untuk Osvik, untuk pertama kalinya ia mengalami apa yang disebut dengan reverse gangbang, atau yang dalam bahasa awam berarti anak serigala yang tersesat di kandang domba.

Osvik kehilangan keperjakaannya pada usia 14 tahun saat ia sedang belajar di Makai Royal Academy. Waktu itu ia mengikuti teman-temannya mengunjungi komplek hiburan malam paling terkenal di Makai Royal City. Setelah itu ia mulai kecanduan dengan dunia hiburan malam dan studinya menjadi kacau balau hingga ia tidak lulus dari Makai Royal Academy.

Entah sudah berapa ratus rumah bordil elit yang dikunjungi Osvik atau berapa ribu wanita penghibur kelas atas yang sudah disetubuhinya. Namun dari semua pengalamannya tersebut, semuanya memiliki kesamaan, Osvik selalu menjadi pihak yang mendominasi.

Karena itu Osvik sama sekali tidak siap dan hanya bisa gelagapan layaknya ayam diceburkan ke sumur saat ia menjadi pihak yang didominasi, digerayangi dan ditunggangi.

Entah bagaimana, sebelum ia menyadari apa yang terjadi, Osvik sudah terlentang di atas ranjang tanpa sehelai pakaian pun. Dua escort girl memegangi tangannya, dua lainnya memegangi kakinya, sementara seorang lagi  menungganginya.

Dalam 20 menit Osvik pun terkapar tidak berdaya di atas ranjang, sementara lima Escort Girl yang baru saja menggilirnya mengelilinginya. Lebih parah lagi tiga Escort Girl yang baru saja berhasil menetralkan ketiga Maester ikut bergabung.

Salah satu Escort Girl mengeluarkan sebuah botol berisi pil berwarna biru muda sebelum menoleh ke arah Narra.

"Big Sis, berapa banyak yang akan kita gunakan?"

"Lima buah kurasa sudah cukup."

Jawab Narra dengan kasual, sementara Escort Girl yang baru saja menaklukan Maester Rivak memeriksa sistem persenjataan Osvik sebelum berkata dengan penuh penyesalan.

"Ia memiliki tongkat yang cukup besar. Jadi tidakah sayang kalau kita hanya menggunakan lima buah saja."

Narra segera meraba-raba tubuh Osvik sebelum berkata.

"Ia memang masih muda, tapi karena ia sepertinya tidak sering melakukan latihan fisik, ia bisa mati jika kita melakukannya secara berlebihan."

'Wa-Tauw!'

Pekik Osvik di dalam hati begitu ia mendengar ada kemungkinan nyawanya akan melayang akibat seks berlebihan.

Saat dirinya membayangkan kalau di nisannya nanti akan tertulis 'Osvik Terrek, bangsawan yang mati dengan tragis setelah diperkosa sekelompok wanita penghibur', mau tidak mau Osvik segera memaksakan tubuhnya yang luar biasa kelelahan untuk bergerak. Ia harus secepatnya menyelamatkan diri dari para pemerkosanya.

Namun Osvik baru merangkak dua langkah ketika dua Escort Girl mencengkram pergelangan kakinya, lalu menarik tubuhnya dan membaliknya.

"Darling, kemana kau akan pergi?"

Osvik ingin menangis namun ia tidak punya waktu karena salah satu Escort Girl menghampirinya sambil mengapit sebuah pil berwarna biru menggunakan jarinya.

'Apapun yang terjadi aku tidak akan menelan pil jahanam tersebut.'

Osvik bersumpah di dalam hati sebelum memalingkan wajahnya. Namun Escort Girl yang membawa pil berwarna biru sudah siap mengantisipasi hal tersebut. Setelah meletakan pil berwarna biru ke lidahnya, ia lalu mengapit pipi Osvik menggunakan kedua tangannya.

"Darling, jangan melawan, waktunya minum obat."

Dengan lihai Escort Girl yang membawa pil berwarna biru lalu melumat bibir Osvik dengan lembut, yang entah bagaimana secara reflek merespon dan sedikitpun tidak memberikan perlawanan. Osvik pun hanya bisa tertegun karena sebelum ia sadari pil biru di lidah sang Escort Girl sudah berpindah ke lidahnya, dan sebelum ia sempat mengeluarkannya dari mulutnya, Escort Girl lain sudah melumat bibirnya dan menyuapinya satu mulut penuh Amur Beer.

Gulp!

Tanpa bisa melawan, Osvik menelan pil biru yang sebelumnya ingin ia hindari tidak perduli berapapun harganya. 

Sekali lagi, Osvik ingin menangis tapi ia tidak punya waktu karena delapan Escort Girl di sekelilingnya tiba-tiba melepas seluruh pakaian mereka, di saat yang sama keletihan di tubuhnya dalam sekejap menguap hingga tidak berbekas.

Dengan mata terbelalak Osvik memandang tubuh seksi, sensual dan menggoda di hadapannya. Sedikitpun ia tidak ingat kalau beberapa saat yang lalu ia ingin melarikan diri dari para pemerkosanya. Sebaliknya kini ia justru secara sukarela ingin diperkosa beramai-ramai, meski ada kemungkinan nyawanya akan melayang dalam proses.

Harapan Osvik pun terkabul tidak lama setelah Narra berkata.

"Waktunya untuk memulai ronde utama."

- - - - - 

Tepat tengah malam, pesta menggilir Osvik pun selesai. Kedelapan Escort Girl lalu menghampiri Letkol. Slane yang sedang duduk di ruang tengah sambil menikmati segelas anggur, dan dengan sengaja mereka tidak mengenakan pakaian masing-masing

Tanpa ragu Narra mengambil inisiatif untuk duduk di samping Letkol. Slane dan menempelkan tubuhnya secara ketat. Sambil mengusap dada Letkol. Slane ia lalu berkata.

"Ser Slane, apakah ada yang bisa kami lakukan untuk Anda?"

Tubuh Nara dan rekan-rekannya masih basah kuyup oleh keringat. Namun entah kenapa hal tersebut justru membuat orang yang melihatnya terdorong untuk membuat mereka menjadi lebih berkeringat lagi.

Cara Narra membelai dada Letkol. Slane juga sangat potent, tanda ia sangat berpengalaman dan terlatih dengan baik. 

Letkol. Slane sendiri sepenuhnya sadar kalau ia sampai membiarkan tangan lembut Narra turun hingga ke sistem persenjataan di pangkal pahanya, maka semuanya akan terlambat. Secara spontan ia akan kehilangan kendali dan langsung melakukan beberapa hal yang sempat terlintas di benaknya.

Sayangnya, ia tidak tahu teknik siksaan seperti apa yang akan digunakan Kim Dong Ree kepadanya jika ia sampai melakukan hubungan intim dengan wanita lain.

Karena itu sambil menggeleng perlahan Letkol. Slane segera menghentikan gerak maju tangan Narra yang sudah hampir mencapai garis finis.

"Tidak dan terima kasih untuk kerja kerasnya." 

Kekecewaan terlihat jelas dalam tatapan Narra dan rekan-rekannya, namun Letkol. Slane mengacuhkannya. Ia lalu mengambil kantong uang milik Osvik dan meletakan 8 gold coin ke dalam genggaman Narra.

"Amethyst Merchant memperoleh kesepakatan yang cukup legit, jadi aku ingin memberi kalian tambahan fee."

Narra dan rekan-rekannya lalu membungkuk dalam-dalam ke arah Letkol. Slane. Setelah mengenakan pakaian masing-masing, mereka pun lalu undur diri.

Dulu sekali Letkol. Slane pernah mendengar kalau wanita penghibur adalah wanita yang paling menderita di dunia ini, karena mereka harus menjual harkat dan martabatnya sebagai wanita demi mendapatkan uang.

Di saat yang sama ia juga mendengar kalau wanita penghibur adalah manusia paling brengsek sekaligus munafik di dunia ini.

Letkol. Slane sadar dua hal yang ia dengar sama-sama benar. Karena itu sejauh seorang wanita penghibur tidak bersikap brengsek terhadap dirinya, ia akan memperlakukan mereka layaknya wanita bermartabat meski mereka berdiri di hadapannya tanpa mengenakan sehelai pakaian pun.

- - - - -

Sebelum menutup pintu, Narra mencuri pandang ke arah Letkol. Slane, sementara sebuah senyum mengembang di bibirnya.

Delapan tahun lalu, saat Narra masih berumur 18 tahun ia meninggalkan Magwurt City bersama kekasihnya. Seorang germo berhasil menyelundupkan Narra masuk ke Walluo City. Beberapa bulan kemudian ia berhasil membayar mahal agar kekasihnya juga bisa masuk dan tinggal di Walluo City.

Namun nasib seseorang memang tidak pernah bisa ditebak. Di tahun pertama ia tinggal di Walluo City Narra mengandung sementara tanpa pikir panjang kekasihnya meninggalkannya dan menikah dengan wanita  lokal.

Narra lalu menjalani hidup sebagai seorang wanita penghibur hingga ia memiliki dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki.

Di dunia manapun kehidupan wanita penghibur sangatlah menyesakan, 2-3% diantaranya mungkin cukup beruntung dan mendapatkan kehidupan yang layak. Namun 97% lainnya hidup bagaikan di neraka dunia. Meski begitu entah bagaimana Narra bisa bertahan tanpa perlu meninggalkan anak-anaknya.

Setelah konflik dengan Koalisi Utara reda Viscount Rattel segera membentuk gugus tugas untuk melacak bekas penduduk Magwurt City dan dan meminta mereka kembali. Namun meski Amethyst Merchant dan IDG ikut turun tangan dalam usaha tersebut, hasil yang diperoleh tetap tidak seberapa.

Di dunia dimana teknologi informasi belum berkembang, sedangkan jaminan keamanan dan keselamatan nyaris tidak ada, jarak sebesar 8 tahun adalah jarak yang dapat membuat ribuan orang menghilang tanpa jejak. 

Hanya sekitar delapan ribu penduduk yang berhasil dibawa pulang. Diantaranya adalah Narra dan ketiga anaknya.

Untuk membawa pulang Narra dan ketiga anaknya, serta wanita penghibur lain yang berasal dari Region Tuscan, Amethyst Merchant harus menebus mereka menggunakan dana yang tidak kecil. Karena itu Narra dan rekan-rekannya menyangka kalau kehidupan mereka tidak akan banyak berubah selain majikan yang berbeda.

Nara dan rekan-rekannya sama sekali tidak menyangka kalau begitu mereka tiba di Magwurt City mereka akan disambut sebuah kota yang jauh berbeda dari ingatan mereka dan terlebih lagi akan diperlakukan dengan begitu baik. 

Pemeriksaan kesehatan yang ketat segera dilakukan. Wanita yang memiliki penyakit menular atau tidak fit untuk menjadi Escort Girl segera diarahkan untuk bekerja di bidang lain. Sementara wanita yang memenuhi syarat kesehatan di beri tawaran apakah mereka bersedia menjalani pelatihan sebagai Escort Girl atau akan memilih bekerja di bidang lain.

Bagi yang bersedia menjalani pelatihan sebagai Escort Girl profesional, cara berdandan dan berpakaian, cara menjaga keindahan dan kesehatan tubuh, cara merayu dan bersikap di hadapan pelanggan, seni di atas ranjang dan berbagai keahlian lain segera dibenamkan ke benak dan tubuh mereka.

Pelatihan tersebut sangat melelahkan dan menguras tenaga. Namun Narra dan rekan-rekannya menjalaninya dengan penuh sukacita karena para pelatih dan pengajar mereka memperlakukan mereka dengan manusiawi.

Saat akhirnya mereka mulai dipekerjakan untuk menjajakan tubuh dan keahlian mereka, Narra dan rekan-rekannya juga dibuat kaget oleh perlindungan ketat yang diberikan Amethyst Merchant kepada mereka.

Beberapa insiden pemukulan dan penganiayaan oleh beberapa bangsawan yang terlalu bersemangat sempat menimpa rekan-rekan Narra. Namun entah bagaimana setelah Letkol. Slane berbicara dengan para bangsawan tersebut, insiden pemukulan dan penganiayaan terhadap para Escort Girl tidak pernah lagi terulang.

Dari segi penghasilan Narra dan rekan-rekannya juga bisa memperoleh 5 gold coin/bulan atau setara gaji yang diterima Rutim setelah ia menjadi Kepala Kantor Registrasi Gerbang Barat. Namun bagi Narra yang terpenting adalah, sebelum berangkat bekerja ia bisa menemani ketiga anaknya makan malam. Hal kecil yang selama bertahun-tahun tidak pernah bisa ia lakukan. 

Setiap beberapa hari sekali ia bahkan bisa tidur di rumah bersama anak-anaknya. Selain itu ia bisa menyekolahkan anak-anaknya agar mereka bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik dari dirinya.

Dengan langkah penuh sukacita, Narra dan rekan-rekannya meninggalkan kamar VVIP 23. Mereka memang hanyalah wanita penghibur, tapi Amethyst Merchant memberi mereka keberanian dan perlindungan agar mereka bisa berjalan dengan kepala tegak.

*****