webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Adolescents et jeunes adultes
Pas assez d’évaluations
79 Chs

5.11 - Terkepung

Bangunan utama Vila Haggel

Dengan sigap personel Green Raccoon membangun barikade berbekal material yang bisa mereka temukan.

Tanpa claymore, peledak, kawat berduri atau waktu yang memadai, personel Green Raccoon hanya bisa membuat barikade sederhana yang mengelilingi vila pada jarak 30 meter. Barikade tersebut dibangun menggunakan tubuh para musang, kayu bakar, meja, kursi dan perabotan lain yang mudah terbakar, lalu  disiram menggunakan minyak lampu yang ditemukan di gudang penyimpanan.

Sisa minyak lampu kemudian dicampur dengan minuman beralkohol dan diubah menjadi bom molotov.

Setelah itu giliran pintu dan jendela bangunan utama diberi palang. Tiga personel bersiaga di koridor lantai 2 untuk mengamankan pintu depan dan tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2. 

Empat shooter bersenjata AWM .338 Lapua Magnum mengambil posisi di langit-langit dan membuat lubang-lubang kecil di berbagai sisi dengan melepas 2-3 genting. Sedangkan sisa personel mengambil posisi di setiap jendela di lantai 2.

Setelah persiapan selesai, maka penantian pun dimulai, dan personel Green Raccoon tidak perlu menunggu lama.

Sersan Liam sedang menuangkan sebungkus kopi instant ke dalam cangkir yang ia temukan di dapur saat yang sama sebuah panggilan radio masuk.

[Sleepy Panda, Green Raccoon, masuk.]

Sersan Liam segera menghela nafas dalam-dalam sebelum memencet tombol PTT.

"Green Raccoon, Sleepy Panda, diterima."

[Sleepy Panda, Green Raccoon, waspadalah, sekitar 900 kavaleri mendekat dari barat, perkiraan tiba 6 menit.]

"Green Raccoon, Sleepy Panda, terima kasih untuk peringatannya, selesai."

Setelah menyebarkan intel yang baru saja diterimanya dan mengeset outer-shooting-point pada jarak 1.2-1.4 km, Sersan Liam lalu kembali ke posisinya di lantai 2 dan menikmati secangkir kopi panas sambil berdiri di samping jendela.

Bagi combatan, jeda diantara pertempuran adalah hal langka yang sangat berharga. Jadi Sersan Liam tidak mau menyia-nyiakannya.

'Secangkir kopi sebelum body count.'

Gumam Sersan Liam sambil menikmati momen yang mungkin saja akan menjadi akhir hidupnya.

- - - - -

Sersan Rodriguez menikmati sebatang cokelat sambil menghitung amunisi .338 Lapua Magnum yang tersisa. 

'19 butir amunisi tajam, 5 butir amunisi tracer dan 5 butir amunisi sub-sonic. Semuanya terbagi dalam enam magasin.'

Tanpa sadar, Sersan Rodriguez menghela nafas dalam-dalam sambil mengingat-ingat kapan terakhir kali ia berada dalam posisi terpojok seperti saat ini.

Kondisi sandera terlalu lemah hingga perjalanan jauh, meski dengan menggunakan kuda dapat membuat mereka terbunuh.

Bertahan selama mungkin di bangunan utama vila adalah satu-satunya pilihan yang dimiliki personel Green Raccoon. Masalahnya, amunisi mereka terbatas dan lawan mungkin saja akan menggunakan panah api untuk membakar vila.

'Well, jika sudah saatnya kau mati maka kau akan mati. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya.'

Gumam Sersan Rodriguez sambil meneguhkan tekad untuk membunuh oposisi yang datang sebanyak mungkin sebelum ia sendiri tumbang, dan tidak lama berselang ia mendengar suara Sersan Liam di radio.

[Green One, All Green, perhatian, 900 kavaleri tidak dikenal baru saja memasuki radius 2 km di sisi barat vila.]

". . ."

[Green One, All Green, mulai sekarang komunikasi akan masuk ke mode wide-net dan langsung robohkan siapa saja yang memasuki outer-shooting-point, selesai.] 

Tidak perduli secanggih apapun sistem komunikasi, kepadatan lalu lintas gelombang radio harus dibatasi menggunakan hierarki agar tidak muncul gangguan yang tidak perlu. Namun saat dalam kondisi darurat saluran komunikasi akan dibuka selebar mungkin agar setiap personel dapat terhubung ke semua saluran kawan, meski arus komunikasi menjadi rentan oleh penyadapan. Situasi dimana semua saluran komunikasi setiap personel terbuka secara bebas disebut sebagai wide-net.

 

Setelah memastikan radio miliknya berada dalam mode saluran terbuka, Sersan Rodriguez dan ketiga shooter lain lalu mengambil posisi pada lubang yang mengarah ke barat dan menunggu.

Tidak lama berselang ratusan penunggang kuda terlihat dari balik teropong bidik. Sersan Rodriguez dan ketiga rekannya segera melepas tuas pengaman, lalu dengan lembut mereka menempatkan jari telunjuk ke pelatuk.

Bang bang bang bang!

Empat letusan yang memekakan telinga memecah keheningan malam dan menjadi tanda bagi personel Green Raccoon kalau versus kontak sudah dimulai.

- - - - -

1.3 km di sebelah barat Vila Haggel

Selain anak buah Lassac di Vila Haggel, Baron Eslei dan butler kepercayaanya, orang yang tahu secara langsung kalau insiden di Dataran Berril direncanakan oleh Baron Eslei hanyalah Kapten Ureg.

Di atas permukaan ia dikirim ke pos perbatasan bersama unitnya untuk melakukan patroli rutin. Namun semua itu hanya dalih karena Baron Eslei secara diam-diam menempatkannya sebagai asuransi jika pada detik-detik terakhir Lassac menolak menghabisi anak buahnya.

Sebagai sahabat karib Lassac, Ureg sama sekali tidak menyangka kalau sahabatnya tersebut pada detik-detik terakhir akan menolak perintah Baron Eslei, dan bukan demi anak buahnya, tapi demi sandera yang hanya ia kenal selama hitungan hari.

'Lassac, kenapa kau begitu tolol?'

Gumam Ureg sementara dari arah Vila Haggel ia melihat empat kilatan, disusul beberapa anak buahnya yang terjatuh dari kuda mereka, lalu diakhiri dengan bunyi nyaring empat kali.

Ureg seketika tergagap, namun hanya untuk sesaat. Dengan lantang ia lalu memberi perintah.

"Mundur dan dirikan basis penembakan pada jarak 1.5 km."

Awalnya Ureg hanya mendapat perintah untuk melenyapkan semua petunjuk yang dapat mengaitkan dirinya dengan insiden di Dataran Berril. Namun sesaat sebelum ia berangkat butler kepercayaan Baron Eslei menghubunginya dan memberitahunya kalau pengawal pribadi Viscount Olrig baru saja menangkap Baron Eslei, dan ada rumor kalau sejumlah kecil personel Amethyst Merchant baru saja menduduki Vila Haggel.

Sejauh ini Baron Eslei berhasil mengelak kalau ia tidak tahu menahu mengenai  apa yang terjadi di Vila Haggel atau insiden di Dataran Berril, karena itu Ureg diminta secepatnya melenyapkan sandera dan seluruh personel Amethyst Merchant di Vila Haggel lalu pergi sejauh mungkin dari Region Liqua seperti rencana awal.

Dari konflik sebelumnya diperoleh intel kalau jarak efektif tongkat api yang digunakan personel Amethyst Merchant ada di kisaran 500-600 meter. Intel tersebut sepertinya tidak akurat karena saat ini Ureg mendapati unit-nya dihantam dari jarak 1.3 km.

Meski begitu Ureg tidak gentar. Karena unit yang ia pimpin adalah kavaleri ringan yang dilengkapi 120 foot-bow dengan jarak efektif 1.5 km.

Dalam sekejap basis penembakan berhasil didirikan, dan Ureg pun menyeringai lebar sebelum berkata.

"Unit penyergap, ambil posisi 2 km dari vila. Unit pemanah, gunakan panah api untuk membakar habis mereka atau memaksa mereka keluar."

Tidak lama berselang lebih dari seratus panah api meluncur, membelah langit malam, lalu menghujani Vila Haggel.

Meski kilatan demi kilatan terlihat dari atap Vila Haggel disusul dengan beberapa orang yang roboh. Anak buah Kapten Ureg tetap dengan efektif mengirim salvo demi salvo panah api ke arah Vila Haggel.

- - - - -

"Menurut website FITA pada 28 Oktober 2008, rekor terjauh dalam dunia panahan modern adalah, 1222.01 meter untuk pria, 950.39 untuk wanita, 817.90 junior pria, 738.66 junior wanita. Keempat rekor tersebut dibukukan menggunakan flight-bow yang di desain secara khusus. Sedangkan jarak 1410.87 dibukukan pada kelas pria menggunakan footbow."

". . ."

 

"Dalam konflik dengan Koalisi Utara sebelumnya, kita mendapat banyak footbow rampasan. Sebagian besar diserap oleh Tuscan Guard sementara sejumlah kecil dikirim ke pusat kesenjataan sebagai bahan pembelajaran internal, dan personel bagian kesenjataan ternyata tidak membual saat mereka berkata kalau footbow yang digunakan Koalisi Utara memiliki jarak efektif hingga 1.5 km saat ditembakkan secara salvo."

". . ."

Sersan Liam memandang Sersan Rodriguez dengan ekspresi yang sulit dilukiskan sebelum berkata.

"Karena kita terdesak oleh lawan yang  menggunakan footbow, maka kau bicara panjang lebar mengenai footbow."

"Yeah."

Jawab Sersan Rodriguez sebelum menyesap secangkir kopi di tangannya.

Sersan Rodriguez dan tiga shooter bersenjata AWM .338 Lapua Magnum lainnya sudah berusaha untuk menghabisi lawan sebanyak mungkin. Namun karena keterbatasan amunisi dan lawan mengambil posisi pada jarak 1.5 km, maka jumlah lawan yang tersisa masih cukup banyak.

Sepuluh menit sejak salvo panah api menghujani Vila Haggel, barak di samping bangunan utama yang sebelumnya sudah porak-poranda kini sepenuhnya roboh. Sementara beberapa bangunan lain sedang berkobar hebat dilahap api dan tinggal menunggu waktu sebelum rata dengan tanah.

Barikade di sekitar vila juga berkobar hebat dan bau daging manusia yang terbakar memenuhi udara malam.

Untuk bangunan utama, personel Green Raccoon secara bergantian akan mematikan panah api yang menimpa bangunan tersebut, terutama anak panah yang menembus genting atau masuk lewat jendela.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, hal tersebut menjadi semakin sulit. Karena dengan semakin naiknya suhu udara semakin mudah pula bangunan utama vila untuk terbakar. Sementara meski panah api berhasil dipadamkan, cipratan minyak dari anak panah tersebut semakin lama akan semakin terakumulasi.

Sersan Rodriguez menyesap habis kopi ditangannya sebelum berkata.

"Aku merasa sangat lega setelah melepaskan unek-unek dihatiku."

Sersan Liam menggeleng perlahan dan menghela nafas dalam-dalam. Ia sungguh tidak mengerti bagaimana bisa omongan tentang panah dan busur adalah sebuah unek-unek. 

Namun dari ekspresi dan cara bicara Sersan Rodriguez, ia sadar rekannya tersebut baru saja memutuskan untuk melancarkan aksi nekad.

"Aku akan memimpin sub-tim ketiga untuk mengikis mereka menggunakan pelontar granat. Aku yakin 2-3 salvo dari empat pelontar granat akan menetralkan lebih dari setengan foot-bow mereka."

Sersan Liam mendesah dalam-dalam sebelum berkata.

"Dan setelah itu mereka akan menetralkan nyawa kalian berempat."

Dengan kasual Sersan Rodriguez mengangkat kedua bahunya.

"Hal tersebut jauh lebih baik daripada duduk ongkang-ongkang di sini lalu mati terpanggang bersamamu."

Setelah termenung untuk sesaat, Sersan Liam berkata.

"Semoga beruntung."

Sersan Rodriguez tersenyum kecil dan mengangguk.

"Jika kami gagal, segeralah pergi ke basement bersama sandera lalu bakar bangunan ini. Semoga hal tersebut dapat menghalangi musang hingga bantuan tiba."

"Dimengerti."

Dengan langkah kasual Sersan Rodriguez lalu berjalan keluar ruangan, dan tidak lama berselang ia dan tiga personel sub-tim ketiga mengendap-endap keluar dari pintu belakang vila, lalu dengan menggunakan beberapa papan kayu mereka membuat celah kecil diantara barikade api.

*****