webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Adolescents et jeunes adultes
Pas assez d’évaluations
79 Chs

5.10 - Versus Kontak

Bekas ladang di sekitar Vila Haggel.

Agar seorang combatan dapat bertempur dengan nyaman, bobot tempur perorangan biasanya dibatasi pada angka 10-12 kg. Dimana 7-8 kg diantaranya adalah kuota untuk amunisi dan senjata, sedangkan sisanya terbagi ke dalam NVG, medic-bag, radio, combat knive dan berbagai perlengkapan yang esential dalam kontak senjata. 

Sementara perlengkapan lain akan dikemas ke dalam ransel yang akan dilepas saat versus kontak terjadi. 

Personel Green Raccoon juga tidak lepas dari konsep minimum-combat-load tersebut. Persenjataan individu yang dibawa oleh personel Green Raccoon dalam misi kali ini adalah.

HK416A5 14.5" + Eotech 551 + senter taktis + 5 ekstra magasin (150 butir amunisi 5.56 mm), Pelontar granat HK M320 40 mm + 6 butir amunisi.

HK M110A1 20" + teropong bidik jarak jauh segala cuaca + bipod + 3 ekstra magasin (60 butir amunisi 7.62 mm match-grade)

AWM Lapua Magnum + teropong bidik jarak jauh segala cuaca + bipod + 35 butir amunisi .338 Lapua Magnum match-grade.

Ketiga paket senjata perorangan tersebut memiliki kesamaan, bobotnya tidak lebih dari 8 kg.

Begitu ia memutuskan untuk melakukan intervensi, Sersan Liam segera memerintahkan seluruh personel Green Raccoon untuk berkumpul.

Tanpa basa-basi Sersan Liam segera bertanya siapa yang bersedia menjadi sukarelawan, dan tanpa basa-basi pula seluruh personel Green Raccoon mengangkat tangan.

Selanjutnya tugas, senjata dan amunisi segera dibagi sementara peralatan yang tidak digunakan dibungkus menggunakan jas hujan sebelum dikubur bersama sebuah mini-trasmitter.

- - - - -

Sersan Liam adalah veteran yang kenyang dengan asam garam pertempuran, namun hatinya tetap berdebar kencang saat ia dan personel sub-tim pertama berjalan mendekati Vila Haggel hanya dengan mengandalkan gelap malam sebagai perlindungan.

Vila Haggel tidak memiliki tembok luar dan tidak ada tanaman atau pohon yang bisa digunakan untuk bersembunyi pada bekas ladang di sekitarnya. Di tambah lagi melakukan pembebasan sandera adalah hal asing bagi Sersan Liam dan anak buahnya.

Namun sebagai seorang veteran, Sersan Liam sudah berkali-kali mengalami situasi dimana ia harus bertempur tanpa bisa memilih senjata dan perlengkapan yang akan digunakan, rekan yang akan diajak bertempur atau lawan yang akan dihadapi. Satu-satunya pilihan yang ia miliki adalah bagaimana ia akan bertempur.

Dan meski ia dan personel Green Raccoon berhasil membebaskan sandera, masalah tidak selesai begitu saja. Karena intel menyebutkan kalau 8 km di sebelah barat vila yang menjadi target, terdapat sebuah pos perbatasan berisi ratusan musuh potensial.

Sementara mempertahankan sebuah sasaran yang berhasil direbut bukanlah tugas Pleton STA. 

Satu pleton unit reguler yang dipimpin dengan baik, dilengkapi dengan baik dan memiliki moril tempur tinggi akan memberi hasil yang lebih baik saat diminta untuk mempertahankan sebuah sasaran, dibandingkan dengan 12 personel STA dengan  berbagai keahlian tingkat tinggi namun tidak cocok untuk pertempuran konvensional.

Kerahasiaan adalah senjata utama Pleton STA, karena itu secara naluriah personel STA justru dilatih untuk menghindari musuh dalam jumlah besar. Sedangkan jika mereka terpaksa terlibat versus kontak dengan unit yang lebih besar, maka mereka akan sangat mengandalkan dukungan artileri atau serangan udara.

Jika dukungan artileri atau serangan udara tidak dapat diberikan maka langkah yang diambil adalah 'Resistance, Evasion and Escape'. Kontak senjata berlarut harus dihindari berapapun harganya karena hal tersebut sama saja memberi lawan kesempatan untuk melakukan pengepungan sebelum melancarkan serangan penutup.

Jika amunisi habis maka senjata dapat dibuang, tentunya setelah dipastikan tidak akan dapat digunakan lagi. Jika memungkinkan, dapatkan senjata rampasan saat melakukan manuver menghindar. Jika tidak maka fokuslah untuk meninggalkan lokasi versus kontak secepat mungkin.

Karena itu personel STA membawa amunisi dalam jumlah minimal. Selain karena kontak senjata adalah garis pertahanan terakhir, statistik juga menunjukan elemen intai yang membawa amunisi secara berlebihan biasanya justru terbunuh karena terjebak dalam versus kontak berlarut.

Namun saat ini, personel Green Raccoon justru dengan sukarela masuk ke dalam skenario versus kontak dengan unit yang lebih besar, dengan amunisi yang terbatas.

Pusat kendali operasi di FOC South 860 memang sudah mengirimkan dukungan udara, namun akan butuh waktu sebelum elemen yang dikirim tiba. Sementara personel Green Racoon tidak bisa menunggu lebih lama.

Meski begitu dengan bulat personel Green Raccoon memutuskan untuk melakukan intervensi. Personel Green Raccoon sepenuhnya sadar kalau kemungkinan mereka akan mati bersama sandera cukup besar. Namun bagi mereka hal tersebut jauh lebih baik dibandingkan kembali hidup-hidup tapi menjadi bahan tertawaan karena memilih menjadi pengecut. 

Sejujurnya, Sersan Liam dan beberapa personel Green Raccoon pernah mengalami bagaimana menyakitkannya ditertawakan karena memilih menjadi pengecut. Karena itu mereka tidak mau mengulangi pengalaman tersebut tidak perduli apapun alasannya.

Personel Green Raccoon memecah kekuatan menjadi tiga sub-tim yang mendekat dari tiga arah berbeda. Sub-tim pertama mendekat dari depan dan bertugas menyerang bangunan utama di mana sandera berada.

Sub-tim kedua mendekat dari sisi kiri dan akan menyerang barak yang ada di samping bangunan utama. Sedangkan sub-tim ketiga akan memecah kekuatan menjadi two-man cell yang mengambil posisi 200 meter dari vila dan bertugas mengeleminasi lawan di sisi kanan dan belakang vila.

Begitu semua sub-tim memberikan konfirmasi kalau mereka sudah menempati posisi masing-masing, serbuan pun segera dieksekusi.

- - - - -

Sub-tim pertama dipimpin langsung oleh Sersan Liam, dan berhasil merapat ke bangunan utama tanpa kesulitan karena tidak ada sentry atau patroli di sekitar vila.

Seluruh personel sub-tim pertama menggunakan HK416A5 14.5" dengan peredam suara sebagai senjata. Pelontar granat HK M320 pada senapan serbu tersebut sudah dilepas. Popor HK M320 yang disimpan di dalam ransel lalu dipasang sebelum keempat pelontar granat dibagikan ke sub-tim kedua dan ketiga.

Formasi serbuan yang diadopsi sub-tim pertama adalah four-man assault team, terdiri dari seorang point-man, dua striker dan seorang rear-guard.

Point-man akan masuk pertama dan bertugas mengamankan sisi dimana mayoritas bandit berada. Sisi ini biasa disebut sebagai heavy-side. 

Striker pertama kemudian akan menyusul dan mengamankan light-side atau sisi dimana jumlah bandit lebih kecil. Sedangkan striker kedua akan masuk terakhir dan membantu point-man membersihkan heavy-side.

Sementara rear-guard bertugas membuka pintu, melempar flashbang, lalu mengamankan titik masuk dari lawan yang mungkin saja mencoba membokong. Meski sayangnya dalam serbuan kali ini personel Green Raccoon sama sekali tidak membawa flashbang atau tear-gas.

Ruang tengah vila hanya diterangi menggunakan lilin dan lampu minyak, tapi penerangan yang dihasilkan sangat memadai hingga NVG akan kehilangan efektivitasnya. Karena itu Sersan Liam mematikan NVG yang ia kenakan sebelum mengintip ke dalam melalui salah satu jendela kaca.

Tidak lama berselang, ia memberikan instruksi kepada personel sub-tim pertama dengan menggunakan hand-signal. 

Perintah pertama adalah, matikan NVG.

Perintah kedua adalah, penembak tercepat yang tidak kidal akan menjadi point-man karena heavy-side ada di sisi kiri, dan di sisi tersebut juga terdapat sandera yang terbaring di lantai.

Perintah ketiga, Sersan Liam akan mengambil posisi striker kedua dan semua musang harus dilenyapkan secepat mungkin.

Begitu posisi dan tugas selesai ditentukan. Keempat personel sub-tim pertama segera berbaris di samping pintu depan bangunan utama.

Begitu Sersan Liam mengangguk kecil, rear-guard segera membuka pintu yang kebetulan tidak dikunci, lalu mengambil posisi mengamankan titik masuk. 

Selanjutnya, dengan langkah kasual dan laras HK416A5 yang terarah kedepan point-man berjalan masuk diikuti kedua striker.

Beep! Beep!

Korban pertama point-man adalah musang yang sedang berdiri berkacak pinggang sambil menonton rekan-rekannya yang sedang asyik menyetubuhi para sandera.

Tembakan double-tap berperedam menerjang punggung musang dan menghancurkan jantungnya. Musang tersebut seketika roboh ke lantai layaknya layang-layang yang putus talinya.

Be-beep!  Be-beep!  Be-be-be-beep!

Begitu korban pertama jatuh, korban-korban berikutnya pun segera menyusul. Karena musang terdekat yang sedang menyetubuhi salah satu sandera berada segaris dengan sandera lainnya, point-man memilih menghabisi musang yang ada di sekitar mereka terlebih dahulu.

Dalam tiga tarikan nafas tujuh musang roboh ke lantai diatas kubangan darahnya sendiri. Di saat yang sama lima musang yang sedang  asyik menyetubuhi para sandera tersadar akan bahaya yang datang berkunjung. Dengan sigap kelima musang merangkak menuju ke pedang pendek yang disandarkan ke dinding tidak jauh dari posisi mereka. Sayangnya, di saat tangan mereka berhasil meraih pedang pendek yang menjadi harapan mereka, di saat itu pula mereka masuk ke dalam bidikan striker ketiga.

Tanpa ragu striker ketiga menarik pelatuk dan kombinasi rentetan panjang pendek segera mencabik-cabik tubuh kelima musang yang baru akan mencabut pedang pendek di tangan mereka.

Sementara itu, Sersan Liam hanya mendapati tiga musang yang sedang duduk-duduk sambil menikmati anggur. Dua diantaranya segera ia robohkan saat mereka mencoba meraih pedang pendek di pinggang masing-masing.

Sementara musang ketiga dengan kasual tersenyum sebelum meletakkan gelas anggur di tangannya ke meja.

Ia memandang tamunya yang mengenakan penutup kepala berwarna hitam dan hanya memperlihatkan mata, hidung dan mulutnya sebelum berkata.

 

"Prajurit dari Amethyst Merchant, aku menantang kalian berduel satu lawan satu dengan tangan kosong. Jika kalian menang, aku akan memberikan setiap informasi yang kumiliki."

Be-beep!

Tanpa basa-basi Sersan Liam menarik pelatuk, dan musang didepannya segera jatuh berlutut sambil meremas dadanya yang mengucurkan darah segar.

"Maaf, aku tidak memiliki waktu untuk bermain."

 

Tanpa memperdulikan tatapan penuh kebencian dimata sang musang, Sersan Liam menarik pelatuk dan berangkatlah sang musang ke alam baka.

Delapan belas bandit berhasil dirobohkan, sementara beberapa bandit yang berlari menuju pintu belakang dibiarkan begitu saja.

Sersan Liam dan point-man lalu memeriksa kondisi para sandera sebelum mengambil gorden untuk membungkus tubuh mereka. Setelah itu striker kedua diminta menjaga mereka sementara ia dan point-man naik ke lantai 2 untuk melanjutkan pembersihan.

Tidak lama berselang para sandera  dipindahkan ke salah satu kamar di lantai 2..

- - - - -

Dengan bermodalkan empat HK M110A1 dan dua  pelontar granat HK M320, sub-tim kedua menyerang barak di samping bangunan utama.

Sub-tim kedua mengambil posisi 50 meter di depan barak, dan dari tawa riang serta bayangan yang terlihat dari jendela, diduga ada sekitar 40 musang di dalam barak tersebut.

Formasi yang diambil sub-tim kedua adalah, dua grenadier yang mengambil posisi berlutut dan seorang shooter yang mengambil posisi tiarap. Sementara seorang Shooter lain berlutut di belakang ketiga rekannya untuk mengamankan perimeter di belakang mereka.

Blaaaarrr!

Blaaaarrr!

Begitu sub-tim pertama mengeksekusi serbuan, kedua grenadier sub-tim kedua segera menembakan amunisi HE ke dalam barak. 

Jeritan yang menyayat hati seketika terdengar dari dalam barak. Namun tanpa ragu grenadier menembakan salvo kedua. 

Saat satu musang berjalan keluar dengan terseok-seok dari pintu depan barak, shooter segera menarik pelatuk.

Bang!

Musang seketika roboh dan tidak bergerak lagi.

Bang!

Musang yang melompat keluar dari salah satu  jendela barak juga tidak lolos dari sergapan shooter. Ia jatuh tersungkur ke atas tanah setelah sebutir proyektil menembus paru-parunya dari samping.

Beberapa musang kabur menuju halaman belakang, namun personel sub-tim kedua tidak mengejar mereka.

Tugas sudah dibagi dengan jelas dimana sub-tim pertama akan menyerbu bangunan utama dan menyelamatkan sandera. Sementara sub-tim kedua melenyapkan musang di dalam barak dan mencegah mereka bergerak menuju bangunan utama melalui halaman depan. Sedangkan sisi belakang dan kanan vila akan diamankan oleh sub-tim ketiga.

Dalam sebuah operasi penyerbuan, jika tidak sangat terpaksa maka setia pada tugas dan area yang menjadi tanggung jawab masing-masing adalah tindakan yang sangat bijak. Karena tidak perduli serapi apapun koordinasi yang dilakukan atau secanggih apapun metode identitikasi yang digunakan, bergerak ke dalam garis tembak kawan tetap dapat menyebabkan friendly fire. 

Sementara kilatan demi kilatan terlihat dari jendela lantai 1 bangunan utama dan letusan khas amunisi .338 Lapua Magnum bersahut-sahutan, dengan kalem dan penuh kewaspadaan personel sub-tim kedua mengamati halaman samping vila.

- - - - -

Karena tidak ada satupun laporan yang masuk  dari kedua sub-tim, dengan hati tenang Sersan Liam menunggu hingga letusan khas amunisi .338 Lapua Magnum tidak terdengar lagi sebelum ia memencet tombol PTT.

"Green One, All Green, masuk."

[Green Two, Green One, sayap kiri bersih.]

[Green Three, Green One, sayap kanan dan ekor bersih.]

"Green One, All Green, berkumpul di bangunan utama, selesai."

Sersan Liam bernafas penuh kelegaan sebelum mengganti saluran dan sekali lagi memencet tombol PTT.

"Green Raccoon, Siera 8-6-0, masuk."

[Siera 8-6-0, Green Raccoon, diterima.]

"Green Raccoon, Siera 8-6-0, kelima sandera berhasil diselamatkan. Mereka mengalami keletihan ekstrem namun paramedis berhasil menyetabilkan kondisi mereka, ganti."

[Siera 8-6-0, Green Raccoon, diterima dimengerti, airlift dan dukungan udara sedang dalam perjalanan, bertahanlah, ganti.]

"Green Raccoon, Siera 8-6-0, kami akan menunggu dan bertahan, selesai."

Tepat saat Sersan Liam mengangkat jarinya dari tombol PTT, saat itu juga personel kedua sub-tim masuk dari pintu depan.

Tanpa membuang-mbuang waktu ia segera menyambut mereka.

"Tugas kita belum selesai, segera bangun perimeter pertahanan, malam masih panjang."

"""""Sir!"""""

Jawab seluruh personel Green Raccoon dengan kalem tapi mantap.

*****