webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Adolescents et jeunes adultes
Pas assez d’évaluations
79 Chs

2.13 - Ancaman di Depan Gerbang

Apartemen No. 0390, Apartemen Blok G2

Pukul 1620, 1 April 2025

Kopral Stuart melongok ke dalam panci sup berukuran jumbo di atas kompor sebelum menghela nafas dalam-dalam.

"Sekali lagi, makan malam kita hari ini sup solar dengan roti tawar dan bacon."

Prajurit Able mengangkat kedua bahunya sebelum memasukkan sejumlah besar tumisan bawang bombay ke dalam sup yang sudah hampir mendidih.

"Well, kita tidak bisa menyia-nyiakan sup sisa sarapan dan makan siang."

"Yeah, aku tahu."

Jawab Kopral Stuart lirih. Sup solar pada dasarnya adalah akumulasi sup yang tersisa dari acara makan sebelumnya, lalu dihangatkan dan ditambah dengan air, bumbu dan beberapa bahan baru.

Dalam beberapa hari akumulasi sup tersebut akan mengeluarkan minyak dengan warna seperti solar. Jadi para veteran akan menyebutnya sebagai sup solar.

"Well, setidaknya makanan hangat yang dimasak di atas kompor jauh lebih baik daripada MRE."

Gumam Kopral Stuart sebelum berjalan menuju ke salah satu sudut ruangan lalu mengawasi aktivitas hilir mudik di jalanan.

Sejak otoritas Tuscan Region mengumumkan darurat militer beberapa hari yang lalu, hampir setiap ruangan di apartemen blok terutama yang menghadap ke perempatan dan ada di lantai 2 ke atas, diubah menjadi sarang senapan mesin lengkap dengan shooter dan grenadier.

Berbagai blokade dan  barikade juga digelar untuk menggiring penyerbu yang berhasil masuk ke dalam kota agar mereka bergerak ke hadapan kru senapan mesin yang siap membabat mereka.

TF Amethyst memang berusaha semaksimal mungkin agar pertempuran jangan sampai masuk ke Magwurt City, namun bukan berarti persiapan untuk kemungkinan terburuk tidak digelar jauh-jauh hari.

Berbagai simulasi dengan tema utama runtuhnya pertahanan di tembok kota juga dijalankan senyata mungkin dengan melibatkan penduduk Magwurt City. 

Beberapa kali bahkan diadakan latihan evakuasi ke shelter darurat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Pada latihan pertama hasilnya benar-benar kacau, namun mulai latihan evakuasi kedua para penduduk Magwurt City mulai tahu apa yang harus dilakukan jika peringatan tanda bahaya terdengar.

Gudang penyimpanan di shelter darurat juga segera diisi dengan bahan makanan kering, MRE, asinan dan manisan yang dikemas di dalam kaca, makanan kaleng dan obat-obatan secara masif. Tidak lupa genset multi-fuel juga ditempatkan di setiap shelter darurat, lengkap dengan sejumlah besar minyak sawit yang akan menjadi bahan bakarnya.

Simulasi ketika pasokan listrik dari pembangkit tenaga surya terputus juga dipraktekkan, terutama oleh tim paramedis yang akan mengawaki ruang medis di shelter darurat.

Di saat yang sama kursus memberi pertolongan pertama, mengoperasikan radio lapangan dan mengendarai kendaraan darat milik TF Amethyst juga diberikan kepada personel Tuscan Guard.

Singkat kata, semua usaha yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk, dilakukan dengan sepenuh hati oleh personel TF Amethyst dengan dibantu oleh otoritas Magwurt City.

Meski begitu, kebanyakkan penduduk Magwurt City sama sekali tidak mendapat kesan kalau mereka sedang dalam kondisi darurat militer, karena selain berbagai simulasi yang dijalankan, aktivitas di Magwurt City berjalan seperti sediakala. Juga tidak ada kelangkaan bahan pangan seperti yang umumnya terjadi saat darurat militer diterapkan.

Prajurit Naam, satu dari selusin anggota Tuscan Guard yang ditempatkan ke dalam regu senapan mesin yang dipimpin Kopral Nick sedang sibuk membersihkan PERC 889, radio untuk satuan setingkat regu yang menjadi tanggung jawabnya ketika sebuah panggilan masuk. Tanpa menunda-nunda ia segera mengaktifkan speaker dan menaikan volume.

[Miwa Control kepada semua unit, perhatian, elemen kavaleri Koalisi Utara baru saja mendirikan blokade 5 km di sisi utara, timur dan selatan Magwurt City.]

". . ."

[Diulangi, elemen kavaleri Koalisi Utara baru saja mendirikan blokade 5 km di sisi utara, timur dan selatan Magwurt City.]

". . ."

[Semua unit harap tingkatkan kesiagaan, versus kontak dapat pecah sewaktu-waktu, Miwa Control, selesai.]

Kopral Stuart memandang personel TF Amethyst dan anggota Tuscan Guard di dalam ruangan sebelum berkata.

"Well, kalian sudah mendengar apa yang harus kalian dengar. Jadi tidak ada lagi alkohol, lintingan ajaib atau sampah lainnya. Mulai detik ini juga kita akan menerapkan disiplin militer secara penuh."

""""Sir!""""

Seluruh personel TF Amethyst dan anggota Tuscan Guard di dalam ruangan seketika menjawab serentak dengan kalem tapi mantap.

- - - - -

Hanggar A2, Harley Quinn MOA 

Pukul 1700, 1 April 2025

Sejak dua hari yang lalu 21 Hercules terparkir dengan rapi di depan Hanggar A2, dan di dalam perut setiap Hercules sejumlah palet tertata dengan rapi, terdiri dari:

28 buah palet logistik

10 unit LAV Mortar

8 unit LAV Shorad

1 unit LAV Command

1 unit LAV Recovery

1 unit LAV Logistic

Di samping pintu hanggar 87 personel GCG yang tergabung ke dalam Task Force Passer duduk sambil bercengkrama. Sementara di dalam hangar, Mayor Jansen dan dua orang Letnan sedang sibuk mempelajari ulang denah Benteng Cambia ketika Vex menghampiri mereka.

"Sir, apa akhirnya kami bisa berangkat?"

"Ya, dalam satu jam elemen utama Koalisi Utara akan mencapai Magwurt City. Elemen kavaleri mereka bahkan sudah mulai memblokade jalur di sekitar Magwurt City."

"Dimengerti."

Mayor Jansen tersenyum riang sebelum memberi tanda kepada personel TF Passer kalau operasi akan segera dimulai.

Anggota TF Passer lalu menghampiri meja panjang dimana senjata, perlengkapan dan parasut perorangan tertata rapi. Dengan dibantu personel Logistic & Support Group anggota TF Passer mengenakan perlengkapan dan parasut masing-masing. Setelah itu para perwira dan NCO melakukan pemeriksaan terakhir.

Di saat yang sama kru Hercules dan kru darat memanasi mesin Hercules dan melakukan pengecekan akhir.

Tidak lama berselang setiap Load Master memberi tanda kalau Hercules yang menjadi tanggung jawab mereka sudah siap dinaiki. 

Anggota TF Passer kemudian berjalan menuju Hercules masing-masing layaknya berjalan di sebuah taman.

Vex mendampingi Mayor Jansen yang berjalan paling terakhir, dan sesaat sebelum Mayor Jansen naik ke Hercules, Vex mengulurkan tangannya sambil berkata.

"Mayor, ingatlah doktrin peralatan di atas personel. Pengintaian terakhir menunjukkan masih ada 8.000 defender di Benteng Cambia. Jadi kalau operasi tidak mungkin dilanjutkan, lakukan break-contact dan segera pergi ke titik penjemputan, Osprey dari South 860 akan menjemput kalian."

"Sir!"

Mayor Jansen menggenggam erat-erat tangan Vex sebelum naik ke Hercules.

Satu per satu Hercules lalu bergerak menuju landas pacu, mengambil take-off running sebelum mengudara dan melesat menuju ke selatan dengan kecepatan penuh.

- - - - -

Tembok Barat Magwurt City

Pukul 2000, 1 April 2025

Jenderal Khartoum memandang perkemahan raksasa beberapa kilometer di hadapannya dengan tatapan dingin.

Koalisi Utara sengaja menempatkan kekuatan utama mereka di barat Magwurt City, sementara ketiga sisi lainnya hanya dijaga sejumlah kecil kavaleri ringan. Niat mereka untuk memancing keluar Tuscan Guard begitu jelas, namun tanpa pikir panjang Jenderal Khartoum memilih mengabaikannya.

Maine Rattel yang berdiri di samping Jenderal Khartoum menghela nafas dalam-dalam sebelum berkata.

"Kami seharusnya mengikuti saranmu untuk mengganggu konvoi Koalisi Utara ketika mereka masih jauh. Kami terlalu menuruti kehendak Amethyst Merchant dan akibatnya kita terkepung oleh hampir 100 ribu penyerbu."

"Tidak."

Sebuah senyum tipis mengembang di bibir Jenderal Khartoum sebelum ia melanjutkan.

"Kita mengambil keputusan yang tepat dengan mengikuti rencana yang diajukan induk Amethyst Merchant."

Maine Rattel seketika menoleh ke arah Jenderal Khartoum dan memandang jenderal tua tersebut dengan tatapan penuh tanda tanya.

Jenderal Khartoum sempat mengusulkan operasi gangguan untuk memperlambat konvoi Koalisi Utara sekaligus mengikis jumlah mereka. Namun usul tersebut ditolak oleh Letkol. Slane.

Tentu saja Jenderal Khartoum tidak menyerah begitu saja. Namun setelah pada suatu malam ia secara diam-diam pergi bersama Letkol. Slane, pendirian sang jenderal tiba-tiba berubah total.

Kini dengan dengan sepenuh hati Jenderal Khartoum mendukung setiap langkah yang diambil Amethyst Merchant meski langkah tersebut tidak bisa diterima akal sehat.

Perubahan tersebut juga tidak luput dari perhatian Viscount Rattel, yang mencoba mencari tahu sebabnya tapi masih belum mendapat titik terang hingga hari ini.

"Khartoum sahabatku, masih belum terlambat untuk menaikan moral Tuscan Guard dengan menyerang kavaleri ringan yang memblokade jalur di timur. Kavaleri kita bisa melakukan serangan kilat untuk menyapu bersih mereka sebelum kembali lagi ke dalam kota." 

"Maine, itu adalah rencana yang ideal jika kita bertempur sendirian, tapi merupakan hal konyol saat kita bertempur bersama Amethyst Merchant."

"Kuharap perubahan sikapmu bukan karena mereka mengancammu secara diam-diam."

"Tentu saja tidak, mereka tidak perlu melakukan hal konyol seperti itu."

Jenderal Khartoum lalu menoleh ke arah Maine Rattel sebelum bertanya.

"Kau sendiri juga berubah. Awalnya kau ingin mengajukan protes kalau hak partisipasi sebesar 18% terlalu kecil untuk setoran yang kita masukkan. Kau juga sebelumnya ingin mengajukan komplain karena meski mereka memberimu jabatan penasehat utama, mereka tidak pernah meminta nasehatmu atau melibatkanmu dalam realisasi sebuah rencana. Kau hanya diminta duduk manis setiap kali rapat diadakan. Tapi kini aku tidak pernah lagi mendengar keluhanmu."

"Kukh!"

Untuk sesaat wajah Maine Rattel berubah drastis layaknya kalau ia dipaksa meminum sesendok cuka.

"Well, singkat kata kini aku sadar kalau di dunia ini ternyata ada banyak hal yang masih belum kupahami. Selain itu gaji tahunan yang mereka berikan jauh lebih besar daripada gaji tahunan yang kuterima saat Region Tuscan masih makmur."

Maine Rattel menghela nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Selain itu modal mereka jauh lebih besar dari modal yang kita sertakan. Jadi kalau mereka merugi merekalah yang paling dirugikan. Sedangkan untuk operasi melawan Koalisi Utara, jika mereka salah langkah maka yang hancur adalah Region Tuscan."

"Jangan terlalu mengkhawatirkan hal tersebut."

Jenderal Khartoum tersenyum saat ia melihat personel Amethyst Merchant yang berjaga di tembok kota tampak sangat tenang sementara personel Tuscan Guard yang berjaga bersama mereka tampak agak gugup.

"Maine, ingatlah tanpa Amethyst Merchant pada akhirnya Region Tuscan akan hancur. Selain itu kau akan sadar kalau para monyet primitif yang menyerbu kemari membuat kesalahan fatal dengan mengkonsentrasikan kekuatan mereka di hadapan Amethyst Merchant."

Sebuah senyum penuh keyakinan mengembang di bibir Jenderal Khartoum, dan tanda tanya di wajah Maine Rattel seketika menebal, karena senyum tersebut tidak seharusnya mengembang di saat situasi mereka sedang kritis.

*****