webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
235 Chs

Pemaksaan Jodoh

"Kemana mereka? Kenapa hanya ada Tuan Gary?"

Denise baru saja selesai memberikan perawatan kepada Yui. Hendak bergabung di tempat perjamuan, ternyata hanya Tuan Gary dan beberapa dayang pengantar makanan saja. Asa bekas dua tempat duduk di depan kursi Tuan Gary, tapi tidak ada orang disana.

"Tuan Christ mengalami gangguan pencernaan, jadi Nona Liza yang mengantarnya ke toilet," jelas Tuan Gary kemudian.

Denise melotot. "Kau biarkan mereka berdua saja??"

Tuan Gary mengangguk polos. "Ya. Apa ada masalah, Nyonya?"

Denise menyengir tidak enak. "Ti-Tidak ... aku hanya khawatir saja dengan mereka. Tapi kalau mereka ke toilet, itu tidak masalah. Hehe!"

'Entah apa yang bakal terjadi jika mereka berdua bersama di toilet. Tapi mudah-mudahan, mereka tidak kebablasan, mengingat betapa bahayanya jika mereka bersatu!'

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com