Kemudian, dia melirik ke arahku, "Dan siapa nama gadis cantik yang ada di hadapanku ini?"
Aku tergagap saat ingin menjawab, merasa terintimidasi oleh ketampanannya. Akhirnya, dengan pelan aku mengeluarkan suara dari tenggorokanku. "A-ariel," jawabku. "Ariel Lais Carol."
"Ah, nama yang cantik. Sama seperti pemiliknya," ujar William. "My dear, dari semua gadis yang ada di akademi ini, kamulah yang paling cantik dan unik."
Aku mengangkat sebelah alisku, merasa sedikit geli dengan perkataannya. Namun, tidak menampik kenyataan bahwa aku memanglah cantik.
"Um, terima kasih," jawabku.
"My pleasure!" William tersenyum. "Sekarang," tambahnya, ia berdiri dari posenya tadi dan melingkarkan lengannya di bahuku, "Sebagai murid baru, juga pendatang baru di Tea Party Club, aku penasaran bagaimana tipemu?"
Aku menatapnya lagu dengan dahi yang mengkerut bingung, dan kemudian bertanya, "... tipeku?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com