Briel menghela napas. Dia terkekeh kemudian.
"Ayolah, apa kamu cemburu?" tanya Briel seraya mendekatkan wajahnya hadapan Erland.
"Aku bertanya, maka jawablah! Jangan bercanda! Apa kamu tak melihat aku serius?" ucap Erland kesal.
Briel memperhatikan wajah Erland dengan lekat.
"Hem... Baiklah, aku saat itu berada di jalan. Ya, maksudku saat kamu menghubungiku, aku sedang di jalan menuju rumah. Dan, aku juga mematikan deringnya. Jadi, aku tak tahu ada panggilan darimu," ucap Briel.
"Lalu, kenapa setelah sampai di rumah kamu tak mengabariku? Jam berapa kamu sampai di rumah saat itu?" tanya Erland.
"Oh, ayolah. Kenapa kamu jadi menginterogasiku seperti ini?" tanya Briel bingung. Bukankah sebelumnya Erland tak pernah menanyakan apapun padanya? Apa Erland benar-benar cemburu pada Daniel?
"Lagi pula, itu karena malam itu aku tiba-tiba saja mengidam, bagaimana jika aku pergi sendiri dan terjadi sesuatu padaku?" ucap Briel.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com