webnovel

Crazy Wife Vs Cold Husband

WARNING! Terdapat konten dewasa di dalam novel ini. Harap bijaklah memilih bacaan. "Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku!" tegas pria berusia 25 tahun, berwajah Asia dengan ciri khas rambut panjangnya yang membuatnya terlihat tampan dan cool di mata para wanita, tepat di hadapan wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. "Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam gadis cantik serta berwajah lugu bernama Gabriela Anastasya Sasongko, berusia 21 tahun seraya menunjuk wajah pria tampan itu tepat di wajah pria itu. Siapa sangka? Di balik wajahnya yang lugu tersimpan sesuatu yang membuat pria itu hampir mengalami darah tinggi setiap harinya, serta mendadak membuatnya memiliki riwayat penyakit jantung. Menikah adalah jalan yang harus keduanya tempuh ketika keduanya terlibat dalam skandal yang terjadi akibat kesalah pahaman. Lantas, akankah pernikahan itu dapat membawa keduanya saling menerima kehadiran satu sama lain? Dan mungkinkah seiring berjalannya waktu dapat menumbuhkan benih cinta di hati keduanya?

Mahdania · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

CWCVH PART 231

Runtutan acara telah selesai, kini saatnya untuk para tamu undangan menikmati acara. Semua orang tampak bahagia, apa lagi Erland dan Briel. Sudah jelas Briel menginginkan pernikahannya diakui oleh semua orang, dan Erland telah mewujudkan keinginannya.

Briel membalas menggenggam tangan Erland ketika Erland merapatkan tangan keduanya. Mereka saling menoleh melihat satu sama lain dan tersenyum.

Keduanya pun larut dalam kebahagiaan malam itu.

"Briel!" panggil seseorang sontak Briel pun menoleh dan tampak sang kakek yang berdiri di hadapannya.

Ah, ya. Briel hampir melupakan hal itu. Dia tak melihat kakeknya sejak tadi dan akhirnya kini dia melihatnya di waktu menuju berakhirnya acara.

"Kakek!" Briel melepaskan tangan Erland dan menghampiri sang kakek.

"Selamat, Briel. Maafkan Kakek baru sampai, pesawat Kakek mendarat 2 jam lalu, tapi perjalanan ke sini sangat padat," ucap sang kakek.

Briel mengerutkan dahinya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com