webnovel

Classroom Of The Elite : True Genius [Indonesia]

Ini adalah fanfic pertamaku, jadi masih harus belajar lagi untuk menulis Mungkin sifat Chara yang ada dicerita ini agak berbeda dengan cerita aslinya yang mungkin juga alurnya akan berbeda meskipun tidak banyak Chara bukan milikku kecuali Oc....... Semoga kalian senang membacanya Dan jika ada gambar..... Gambar bukan milik author .................. "Jadilah jenius sejati" "Jadilah orang yang akan menghancurkan jenius lainnya" "Aku menjalani hidup dengan bebas..... Tapi siapapun yang menantangku, aku tidak akan tinggal diam" Selamat membaca...

Rheinn · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
24 Chs

15 - Date?

Cring Cring Cring *Bunyi Alarm*

Bunyi itu membuatku terbangun dari tidurku, aku mematikan alarm pada jamku dan melihat pukul berapa saat ini. Ternyata sudah jam 06.00, karena hari ini adalah hari libur jadi aku tidak perlu pergi kekelas. Aku bangun dari tempat tidur dan pergi kekamar mandi untuk mencuci muka.

"Hari ini aku tidak ada kegiatan jadi waktu yang pas untuk membeli sesuatu yang aku butuhkan" Gumamku sambil membasuh mukaku. Setelah itu aku kembali duduk dikasurku.

Karena aku ingin membeli sesuatu jadi aku harus pergi ketokonya, tapi aku tidak tahu toko yang menjual barang yang aku inginkan itu. Maka dari itu aku membutuhkan seseorang yang akan memanduku untuk berbelanja, kira kira siapa ya yang pantas untuk memanduku?

Aku mengambil Hpku dan melihat kontak orang yang ada disana, ternyata hanya ada dua kontak disana, terlebih dua duanya adalah perempuan. Disana tertulis Ri-Chan dan Ichinose, dua duanya juga bukan berasal dari kelasku.

Bisa saja aku mengajak Ri-Chan untuk menemaniku berbelanja, tapi aku sudah tahu apa yang terjadi pada akhirnya jika aku pergi dengannya, yaitu pertandingan catur. Diakhir kami berbelanja pasti Ri-Chan akan mengajakku bermain catur, memang menyenangkan bermain catur bersamanya tapi jika sudah menyangkut bertanding catur maka dia akan terus bermain sampai dia puas. Jika aku tidak ingin melanjutkannya juga dia bisa bermain catur sendiri.

Meskipun aku bisa bermain catur tapi tidak semahir Ri-Chan, jadi kadang kadang aku kalah dan kadang kadang aku menang, tapi paling banyak pertandingan kami berakhir dengan seri. Tapi alasan utama mengapa aku tidak ingin dia yang menemaniku berbelanja karena aku tidak ingin mengganggunya.

Jadi sekarang yang tersisa hanya Ichinose, aku baru saja bertemu dengannya beberapa hari yang lalu dan setiap istirahat dia selalu makan bersamaku karena meja itu adalah favorit kami. Dan karena dia juga bilang padaku bahwa jika memerlukan bantuan beritahu dirinya jadi Ichinose adalah pilihan terbaik.

Selain itu kemampuan komunikasi Ichinose lebih baik dariku karena dia bisa berkomunikasi dengan normal tidak seperti diriku. Jika aku yang berkomunikasi dengan orang lain aku akan mencari kesalahannya dan memanfaatkan itu, seperti yang pernah aku lakukan saat SMP dulu yang membuat toko memberikan barang itu secara gratis.

Meskipun itu bagus, tapi hanya untukku saja, pihak toko akan mengalami kerugian. Aku dulu memang tidak akan ragu melakukannya tapi entah mengapa sejak saat kejadian itu aku menjadi ingin normal dalam berkomunikasi.

_________

Terlihat dua orang sedang duduk dikursi yang disediakan kantin. Mereka sedang berada dikantin sekolah dan telah selesai memakan makanan mereka. Setelah itu ada pelayan yang merapihkan meja mereka, karena tidak ada yang akan dilakukan lagi jadi salah satu diantara mereka bersuara.

"Kau tidak boleh melakukan itu, Airien" Ucap seorang wanita berambut perak dengan mata oranye yang menegur seorang pria berambut hitam dengan mata violet, tentu saja pria itu adalah Ren yang dipanggil dengan Airien.

"Apa maksudmu?" Tanya singkat Ren kepada si wanita karena tidak mengerti apa yang dibicarakan wanita itu.

"Kemarin aku melihatmu.... Kau melakukan sesuatu yang membuat pemilik toko memberikan barang yang kau inginkan secara gratis, benar kan, Airien?" Ucap wanita itu dengan tegas kepada Ren.

"Benar, apakah ada yang salah dengan itu?" Balas singkat Ren dan berbalik bertanya kepada si wanita.

"Itu tindakan yang tidak benar, meskipun kau mendapatkan keuntungan tapi pihak toko mendapatkan kerugian, intinya itu adalah tindakan yang buruk!" Tegas wanita itu lagi menceramahi Ren.

"Hmm, Kau wanita yang naif ya, Edith. Manusia akan melakukan apapun agar mereka untung dan diri mereka senang. Terlebih aku juga melakukan apa yang aku inginkan" Balas Ren sambil tersenyum kepada wanita yang bernama Edith.

"Hmph!! Tindakan buruk tetaplah tindakan buruk" Ucap Edith sambil mengembungkan pipinya.

Ren kemudian berdiri dari kursinya dan melangkah pergi dari kantin yang tentu saja diikuti oleh Edith.

__________

"Aku tidak menyangka bahwa kau bisa merubahku sedikit ya, Edith" Gumamku yang tiba tiba mengingat kejadian dia masa lalu.

Sudahlah sekarang tidak penting lagi, aku akan meminta bantuan Ichinose untuk menemaniku. Karena itu aku menekan tombol untuk menghubunginya dan tidak lama kemudian dia mengangkat panggilanku.

[Hallo.....Sakayanagi-Kun, ada apa?]

[Hari ini apakah kau memiliki kegiatan?]

[Tidak ada, memangnya kenapa?]

[Aku membutuhkan bantuanmu, jika kau tidak memiliki kegiatan maka temui aku di mini market dekat dengan asrama Pukul 08.00]

[Bantuanku? Sakayanagi-Kun butuh bantuan apa?]

Aku harus bilang apa ya? Apakah aku bilang saja yang sesungguhnya bahwa aku tidak mengetahui tempat membeli barang yang aku inginkan. tidak, mungkin aku bisa menjahilinya.

[Aku ingin berbelanja.... Jangan lupa kau pakai baju yang bagus]

[E-eh? Apa maksudnya pakai baju yang bagus?]

Hmmm, tampaknya aku berhasil menjahilinya, meksipun dia adalah wanita yang selalu tenang tapi siapa sangka bisa dijahili seperti ini.

[Karena aku ingin pergi ke berbagai toko jadi wajar kan jika kau memakai pakaian yang bagus?]

[Hanya kita berdua?]

[Iya, sampai nanti ya]

Aku mematikan Hpku pertama karena aku ingin dia penasaran tentang perkataanku. Aku akan menjelaskan tentang ini saat aku dan dia sudah bertemu langsung karena tidak nyaman juga berbicara melalui Hp.

Kemudian aku melanjutkan baca buku yang tadi malam belum sempat aku tamatkan sampai jam 07.20, kemudian aku pergi untuk mandi dan setelah itu berpakaian. Aku memakai baju putih polos dan jaket berwarna hitam, tidak lupa aku juga memakai syal yang Ri-Chan berikan dileherku. Meskipun penampilannya sama seperti saat aku keluar sebentar dari rumah sakit tapi pakaian yang aku gunakan berbeda kecuali syal.

Karena semuanya sudah siap dan juga jam sudah menunjukkan pukul 07.50 jadi aku pergi untuk menemui Ichinose. Tidak sampai 10 menit aku sudah sampai ditempat yang aku tentukan untuk bertemu. Dan aku juga belum melihat Ichinose yang berarti dia belum datang.

"Maaf membuatmu menunggu, Sakayanagi-Kun" Ucap Ichinose yang sedang menghampiriku.

Ternyata dia menjalankan yang aku perintahkan yaitu memakai baju bagus. Dia saat ini memakai gaun berwarna kuning-putih yang casual, rambutnya yang panjang menambah kesan baik baginya. Cocok sekali untuk dipakai untuk bepergian seperti saat ini.

"Tidak, aku juga baru sampai" Balas ku sambil tersenyum kepadanya.

"Jadi kita akan kemana?" Tanya nya sambil membalas senyumanku dan ingin tahu aku akan membawanya kemana.

"Hmmm, aku tidak pandai dalam mencari tujuan pergi kemana... Dan juga bukankah wanita yang seharusnya memimpin?" Ucap ku sambil memasang senyumanku.

"Eh? Bukankah Sakayanagi-Kun yang mengajakku?..... Dan juga apa maksud perkataan tadi?" Tanya Ichinose seakan tidak mengerti tanda dariku.

Ya, aku sudah menebakknya dari awal bahwa Ichinose tidak memiliki pengalaman tentang percintaan, begitu juga aku. Meskipun aku tidak memiliki pengalaman percintaan tapi aku dulu sering pergi bersama wanita yaitu Ri-Chan, dan juga aku sudah mengetahui apa itu percintaan. Dia juga mungkin tahu tentang percintaan, lebih baik aku menjahilinya seperti rencanaku.

"Hmmm, aku tidak mengetahui toko disekitar sini, jadi aku minta kau yang memanduku" Ucap ku jujur padanya.

"Oh, baiklah kalau begitu" Balasnya yang setuju menjadi pemandu ku.

Kami akhirnya berjalan untuk pergi berjalan jalan. Aku saat ini tidak memakai alat bantuku, karena itu akan menjadi pusat perhatian jika aku memakainya saat berbelanja. Karena aku tidak memakai alat bantuku jadi sebisa mungkin aku beristirahat atau pergi ketempat yang ada kursinya.

"Nah, Ichinose apakah kau tahu apa yang sedang kita lakukan ini?" Ucap ku sambil melihat kearahnya, aku bertanya kepadanya karena ingin tahu apa pendapatnya.

"Hmm, aku menjadi orang yang menunjukkan toko yang ingin Sakayanagi-Kun kunjungi, kan?" Jawabnya. Ternyata dia benar benar tidak paham tentang ini.

"Menurutmu dinamakan apa jika seseorang lelaki pergi bersama perempuan dan memakai pakaian bagus. Terlebih pergi kebanyakan tempat berdua saja?" Ucap ku sambil tersenyum untuk menjahilinya.

"..... Dinamakan apa?..... Ke-kencan?" Jawabnya dengan gugup dan aku juga bisa melihat bahwa wajahnya sedikit memerah.

Aku berhasil menjahilinya dan juga ternyata dia mengetahui tentang itu, baguslah. Setiap kali aku pergi bersama Ri-Chan dan berbicara seperti itu dia selalu menjawab 'keluarga' yang membuatku gagal menjahilinya.

"Benar..... Dan juga aku belum sarapan, apakah ada tempat sarapan yang enak?" Ucap ku yang mengalihkan pembicaraan karena aku memang lapar.

"Ada, pertama mari kita pergi kesana" Ucap Ichinose yang memanduku pergi ketempat dimana aku bisa sarapan. Dia juga teralihkan dari pembicaraan sebelumnya.

Kami akhirnya pergi ketempat dimana kami akan sarapan, Ichinose bilang bahwa dia juga belum sarapan jadi pas sekali kami sarapan bersama. Tidak lama kemudian kamu sampai ditempat itu, setelah masuk kami langsung mengambil tempat duduk dan memesan makanan.

"Oh ya, Sakayanagi-Kun, kau tidak memakai alat bantu berjalanmu?" Tanya Ichinose yang sudah sadar bahwa aku tidak memakai alat bantuku.

"Tidak, itu akan menarik perhatian" Ucap ku dengan jujur.

"Tapi, apakah itu akan baik baik saja?" Tanya Ichinose lagi, mungkin dia khawatir padaku.

"Selama aku tidak memaksakan diri maka tidak apa apa"

Aku telah menceritakan tentang cederaku, aku bukan naif menceritakan ini kepada Ichinose tapi karena Keadaan ku sudah diketahui oleh banyak orang jadi tidak ada salahnya menceritakan mengapa aku bisa seperti ini.

Tidak lama kemudian sarapan yang kami pesan sudah datang, maka dari itu kami memakannya. Beberapa menit kemudian kami sudah menghabiskan sarapan itu dan keluar dari toko untuk melanjutkan perjalanan kami.

"Oh ya, apakah tidak apa apa kita jalan jalan seperti ini sedangkan besok adalah hari ujian?" Tanya Ichinose yang sadar bahwa besok adalah hari ujian.

"Aku tidak masalah dengan itu. Aku juga yakin bahwa kau juga tidak masalah, kan?"

Ucap ku yang yakin bahwa aku bisa dalam ujian besok begitu juga Ichinose.

"Baiklah, sekarang kita akan kemana?"

"Menjadi tugas wanita untuk menentukan lokasi selanjutnya"

Ichinose kemudian memanduku lagi ketempat tempat yang belum pernah aku kunjungi. Kadang dia membeli sesuatu dan kadang juga hanya melihat lihat, sepertinya dia benar benar khawatir padaku karena setiap pergi kesatu tempat maka dia menyuruhku untuk beristirahat sebentar.

Kami pergi ketoko baju juga karena Ichinose ingin membeli baju sedangkan aku menentukan apakah cocok atau tidak. Setelah itu aku meminta dia untuk pergi ketoko buku untuk melihat apakah ada buku baru atau tidak tapi ternyata tidak ada maka dari itu kami memutuskan untuk pergi ketoko selanjutnya.

Kali ini kami berada ditempat makan karena hari sudah siang dan sudah waktunya untuk makan siang. Kami memesan makanan yang sama dan begitu sampai kami langsung memakannya. Setelah habis kami tidak meninggalkan tempat ini dahulu, Ichinose berbicara padaku.

"Oh ya, beberapa hari yang lalu aku bertemu teman sekelasmu, kalau tidak salah Ayanokouiji-Kun dan Sudou-Kun" Ucap Ichinose yang memberitahuku jika dia pernah bertemu dengan Ayanokouiji dan Sudou.

"Oh, biar aku tebak pasti kelas lain menghasut mereka" Ucap ku sambil menebak apa yang terjadi disana.

"Itu benar, lebih tepatnya Sudou-Kun yang terhasut. Yang menghasut nya adalah Ryuuen pemimpin dari kelas 1-C" Ucap Ichinose.

Ya perkiraanku memang benar, kelas lain ingin menghancurkan kelas D dan dimulai dari Sudou. Masa damai dikelas mungkin sebentar lagi akan berakhir dan digantikan dengan masa suram, karena akan ada masalah yang terjadi di kelas D.

"Hmmm, masalah akan menimpa kelas D" Ucap ku yang yakin bahwa sebentar lagi akan ada masalah pada kelas D.

"Apakah kau membutuhkan bantuanku untuk menghindari masalah ini?" Ucap Ichinose yang menawarkan bantuannya padaku.

"Tidak perlu. Ini adalah masalah kelasku, dan juga aku tidak ingin melibatkanmu" Ucap ku sambil tersenyum, diakhir kata aku berniat untuk menjahilinya lagi.

"A-ah, Ba-baiklah kalau begitu" Balasnya disertai kepala yang menunduk, aku bisa melihat bahwa wajahnya sedikit memerah.

Setelah itu kami pergi dari tempat makan dan melanjutkan perjalanan kami. Aku hanya melihat sedikit murid sekolah yang sedang jalan jalan, mungkin mereka fokus diasrama mereka untuk belajar.

"Sekarang kita pergi kemana?" Tanya ku karena Ichinose sudah sadar bahwa dia adalah pemandu ku .

"Hmmm, bagaimana kalau kebioskop? Ada film baru disana.... Apakah Sakayanagi-Kun ingin menonton film?" ucapnya yang meminta pendapatmu jika tempat selanjutnya adalah bioskop.

"Hmm, Baiklah tidak masalah" Balas ku yang setuju untuk pergi kebioskop.

Kami pergi kebioskop dan Ichinose yang memilih filmnya, sudah bisa kutebak bahwa genre filmnya adalah ROMANCE. Aku tahu bahwa filmnya bergenre itu memang menjadi favorit wanita. Ya sekali kali tidak masalah menonton film seperti itu dengan wanita.

Entah mengapa saat menonton Ichinose seperti Menghayati filmnya bahkan saat ada kejadian dimana laki lakinya hampir mati demi wanitanya, dia mengeluarkan air mata. Apakah itu sedih, bukannya sudah wajar jika laki laki harus melindungi wanitanya bahkan jika nyawa taruhanya? Mungkin jalan pikir orang berbeda beda.

Setelah filmnya selesai kami berdiskusi tentang film itu, meskipun aku tidak terlalu mengerti tapi aku usahakan agar sesuai dengan harapan Ichinose. Saat kami berada diluar bioskop aku melihat sebuah toko yang menjual barang yang ingin aku beli.

"Ikuti aku" Aku kemudian memegang tangan kiri Ichinose dan berlari ketoko yang aku maksud tadi.

"E-ehh" Ucap Ichinose yang terkejut karena aku tiba tiba memegang tangannya.

Dia juga ikut berlari karena tangannya aku pegang, dia ikut berlari dengan wajah yang memerah karena malu, mungkin. Tidak lama kemudian aku akhirnya sampai didepan toko itu, akhirnya aku bisa membeli barang yang aku inginkan untuk membantuku dimasa depan.

Maaf jika ada Typo atau ada kesalahan dan ketidakjelasan

Karena kepanjangan jadi akan dilanjutkan di Chapter selanjutnya

Maaf jika ada karakter yang Ooc karena seperti yang dituliskan disinopsis bahwa ada Chara yang memiliki sedikit perbedaan perilaku

Dan author tidak mengerti masalah tentang percintaan jadi masih noob jika masalah seperti ini.

Terima kasih

Sampai nanti

Rheinncreators' thoughts