Langit hari ini sangatlah cerah, angin berhembus dari barat membuat cuaca menjadi sejuk. Banyak suara kendaraan yang terdengar dimana mana, banyak juga suara langkah kaki.
Seorang Pria terlihat sedang berlari menghindari polisi yang mengejarnya. Pria itu membawa senjata api berupa pistol ditangannya yang dia pakai untuk menakuti semua orang agar memberikan dia jalan.
"Berhenti!" Salah satu dari tiga polisi yang mengejarnya berteriak untuk menghentikan tindakannya. Jika dia menuruti maka hukumannya tidak akan separah jika dia melawan.
"Buang senjatamu dan menyerahlah!" Teriak satu lagi polisi berusaha agar dia tidak mencelakai seseorang dengan pistolnya.
Tidak mendengarkan peringatan dari polisi, pria itu menambah kecepatannya. Sambil memegang pistolnya yang diarahkan keorang yang ada didepannya. Dia menyuruh orang orang menyingkir dari jalannya.
"Sialan!" Pria itu berbicara kesal sambil melanjutkan larinya
Seakan tidak sabar lagi menangkap pria itu, satu polisi mengambil pistol dari pinggangnya. Polisi itu mengangkat tangannya dengan posisi siap menembak. Seakan sudah pasti terkena sasaran polisi itu menarik pelatuknya.
Dor
Peluru itu melesat dengan sangat cepat menuju kearah kaki pria tersebut. Tidak meleset, peluru itu sudah menembus kaki dari pria yang berlari tadi. Pria itu langsung terjatuh sambil berteriak dan tidak sengaja menarik pelatuk pistolnya saat terjatuh.
Dor
Suara itu membuat panik semua orang dan para polisi sudah berada diatas pria tadi untuk menahan gerakkannya. Pistol yang dibawa oleh pria itu juga sudah diamankan. Peluru itu melesat dengan cepat kepada seseorang yang ada didepan arah tembaknya.
Seorang gadis kecil sedang berdiri diarah jalur tembakan itu. Dia adalah gadis yang cantik dengan rambut Lilac dan mata berwarna violet. Dia berdiri diam karena meskipun dia bergerak juga sudah terlambat.
Sebelum peluru itu menembus kepala sang gadis, seorang pria kecil datang dan mendorongnya. Gadis kecil tentu saja terjatuh dan langsung melihat kearah pria kecil yang mendorongnya.
"Awas!!" Teriak pria kecil itu yang mungkin saja seusai dengan sang gadis. Pria kecil itu memiliki wajah yang tampan dengan rambut hitamnya dan mata violet.
Gadis itu melihat dengan jelas proses peluru itu menembus kepala sang pria kecil. Itu membuat semua orang berteriak ketakutan, sementara dirinya lemas karena pria kecil itu menyelamatkannya. Pria kecil itu terbaring tidak berdaya dijalanan dengan kepala yang terus mengeluarkan darah.
"Hubungi ambulan cepat!!"
"Cepat dia masih memiliki denyut nadi!!"
"Dimana keluarganya!!?"
Keributan terjadi setelah pria kecil itu terbaring lemas. Ada yang mengeceknya dan ada pula yang menelepon ambulan. Satu polisi yang ada disana membantu pria kecil itu ketika ambulan sampai.
Gadis yang diselamatkan oleh pria kecil itu juga ikut kerumah sakit bersama ayahnya. Pria kecil itu mengalami kejadian yang buruk seperti tadi karena menyelamatkannya. Gadis itu merasa bersalah dan membuat ayahnya agar mau bertanggung jawab.
Sesampainya dirumah sakit pria kecil itu langsung dibawa keruang operasi. Peluru masih ada dikepalanya jadi sudah pasti peluru itu harus dikeluarkan. Pria kecil itu masih hidup mungkin karena keberuntungan, biasanya manusia akan mati jika tertembak apalagi di kepala.
Semua biaya ditanggung oleh keluarga si Gadis, bukan hanya karena mereka memiliki uangnya tapi karena mereka berhutang budi kepada pria kecil itu. Gadis itu merasa sangat bersalah dan ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada pria kecil itu.
"Ayah.... Apakah.... Dia akan baik baik saja?" Tanya gadis itu dengan suara kecil kepada ayahnya. Sekarang dia berada dirumah sakit dengan ayahnya.
"Yakinlah bahwa dia akan baik baik saja... Ayah juga ingin berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan dirimu" Balas ayahnya sambil tersenyum agar anaknya tidak bersedih lagi.
Itu percuma karena gadis itu adalah anak yang pintar. Peluang orang bisa hidup ketika dioperasi kepalanya sangatlah kecil jadi perkataan ayahnya tidak membuat dia menjadi senang. Ayahnya pun sama sama merasa bersalah meskipun kejadian tadi bukankah kesalahannya.
Fakta bahwa pria kecil itu menyelamatkan anaknya adalah satu satunya yang membuat dia merasa bersalah. Operasi memerlukan waktu yang sangat lama karena harus dengan teliti. Dan mereka berdua dengan sabar menunggu sampai operasi selesai.
5 jam kemudian seorang dokter keluar dari ruang operasi. Gadis itu dan ayahnya yang tadinya kelelahan karena menunggu menjadi semangat melihat ada dokter yang keluar. Dokter itu berjalan menuju kearah mereka berdua yang menunggu sambil duduk di kursi.
"Apakah kalian keluarga dari pasien No-1324?" Tanya dokter itu kepada ayah gadis itu. Dia menggunakan nomor pasien karena dia tidak tahu nama pria kecil itu.
"Ya..... Apakah operasinya berjalan lancar?" Balas Ayah gadis itu sambil berbalik tanya mengenai kondisi pria kecil itu.
"Operasinya berjalan dengan lancar hanya saja dia akan kehilangan fungsi dari beberapa anggota tubuhnya" Jawab dokter itu sambil menjelaskan keadaan pria kecil.
Perkataan dari dokter itu membuat ayah dan anak itu terkejut. Kehilangan fungsi dari beberapa anggota tubuh sangatlah mempengaruhi jalannya kehidupannya. Dokter itu juga menjelaskan bahwa pria kecil itu kehilangan fungsi dari mulut, kaki, dan telinga.
Yang berarti pria kecil itu tidak akan bisa lagi berbicara, mendengar, dan berjalan. Memikirkannya saja sudah membuat mereka sedih apalagi melihatnya menderita nanti. Jika tidak ditindak lanjuti proses penyembuhannya maka pria kecil itu tidak akan bisa bahagia.
"Dokter apapun yang diperlukan untuk kesembuhannya... Tolong lakukan itu" Ucap Sang ayah karena tidak ingin melihat anaknya bersedih. Jika pria itu menjadi cacat maka anaknya akan merasa sangat bersalah meskipun pada dasarnya bukan kesalahan dia.
Dunia penuh dengan teknologi khususnya negara yang sekarang mereka tempati yaitu Jepang. Sudah banyak teknologi yang muncul dan sangat berguna jadi mungkin sudah ada juga teknologi untuk membantu pria kecil itu. Meskipun harganya tidaklah murah atau mahal tapi nyawa dan kebahagiaan seseorang jauh lebih mahal.
"Baiklah.... Kami akan melakukan apa yang tuan katakan..... Kami akan melakukan itu besok" Balas dokter itu yang setuju membantu ayah dari gadis itu untuk menyembuhkan pria kecil.
"Terima kasih" Ucap sang ayah yang diikuti juga oleh gadis itu.
"Jika kalian ingin melihat dia maka masuk saja, karena ruangan dia dirawat ada disebelah ruang operasi" Ucap dokter itu yang langsung pergi setelah menjelaskan bahwa ruangan yang pria kecil itu pakai sebagai rumah rawatnya ada disebelah ruang operasi.
Ayah dan anak itu langsung menuju keruangan yang dokter tadi katakan. Saat mereka sampai mereka masuk dan melihat seorang pria kecil sedang berbaring ditempat tidur khusus rumah sakit. Tangannya diinfus, kepalanya diperban dan terdapat sedikit darah diperbannya, dihidungnya ada alat untuk membantu dia bernafas.
Mereka berdua langsung mendekati pria kecil yang sedang terbaring itu. Tidak ada siapapun disana kecuali mereka bertiga, ayah dan anak itu melihat wajah tidur pria kecil itu yang sangat damai. Mereka berdua tersenyum karena pria kecil itu masihlah hidup dan masih bisa menjalani hidupnya.
"Ayah, aku ingin mengucapkan terima kasih padanya" Ucap lemah gadis itu kepada ayahnya.
"Ayah juga ingin berterima kasih, jadi kita akan menunggunya sampai dia terbangun" Ucap ayahnya yang setuju dengan ucapan anaknya, sementara anaknya hanya mengangguk.
.......
Esoknya mulailah operasi yang kedua bagi pria kecil itu. Ayah dan anak gadisnya ada disana menunggu hasil dari operasi kedua ini. Dokter sudah menjelaskan secara rinci tentang operasi ini.
Dalam operasi ini para dokter akan menanamkan alat diotaknya agar dia bisa memakai fungsi anggota tubuhnya yang tidak bisa dipakai saat operasi pertama. Alat itu adalah satu satunya jalan yang ada agar pria kecil itu bisa hidup dengan normal. Yang artinya pria kecil itu harus hidup bersama dengan alat itu selama hidupnya.
Ayah dan anak itu tentu saja setuju dengan berat hati karena jika dia selamat maka dia harus hidup dengan alat. Tapi itu lebih baik daripada tidak bisa memakai fungsi dari anggota tubuh yang disebutkan sebelumnya. Dan sekarang sudah 2 jam operasi berjalan dan belum ada kabar apapun dari dokter.
Didalam ruangan terlihat banyak orang berpakaian hijau sedang membedah kepala seorang bocah. Mereka semua sangatlah teliti karena ini menyangkut hidup mati seseorang. Dengan hati hati sang dokter menanamkan alat diotaknya dan menghubungkan kesyaraf yang rusak.
7 jam kemudian sang dokter keluar yang langsung didatangi oleh dua orang yang menunggu hasil operasi ini. Dokter itu menjelaskan bahwa operasi nya berjalan dengan lancar. Mungkin pria kecil itu akan sadar dalam beberapa minggu.
Tapi itu sepenuhnya salah karena dalam beberapa minggu kedepannya pria kecil itu belum juga sadar. Kondisi kesehatannya stabil yang membuat dokter berpikir bahwa tubuh pria kecil itu sedang beradaptasi dengan alatnya.
.....
1 Tahun Kemudian
Sang gadis selalu berkunjung bersama dengan ayahnya jika ayahnya tidak ada kerjaan, kerumah sakit. Mereka tidak mendapatkan hasil apapun selama 1 Tahun ini karena pria kecil itu masih belum bangun dari Koma nya. Mungkin saja adaptasinya membutuhkan lebih banyak waktu.
Selama 1 Tahun itu ada perubahan pada pria kecil itu. Rambutnya ada yang menjadi warna putih sedikit dengan sebab yang tidak diketahui, para dokter mengatakan bahwa itu adalah hasil dari adaptasi dengan alat. Meskipun tidak sadar dari komanya tapi pria kecil itu selalu dalam kondisi stabil yang membuat ayah dan anak yang selalu mengunjunginya tidak khawatir.
2 Bulan setelah operasi keduanya pria kecil itu dipindahkan ruangnya dengan kelas VIP. Dengan begitu yang mengunjunginya tidak akan terlalu kesulitan karena ruangan ini nyaman.
Didalam ruangan yang sama terdapat seorang pria dengan rambut hitam yang ada sedikit warna putih sedang berbaring ditempat tidur. Satu persatu jari tangannya bergerak yang menunjukkan bahwa dia sudah sadar. Perlahan matanya terbuka dan menampilkan mata violet yang indah.
Maaf jika ada kesalahan kata atau Typo, maaf juga jika menggunakan tanda baca yang salah
Terima kasih telah membaca......
Sampai nanti...