Bram mengerutkan dahinya.
"Sepertinya, bukan itu yang mau kamu katakan," ucap Bram ragu.
"Tidak, aku memang ingin mengatakan semua itu," ucap Clara.
"Hem ... Baiklah, kemari!" pinta Bram ketika merentangkan tangannya.
Clara mendekati Bram, Bram pun memeluk pinggang Clara.
"Masih mau tas yang limited edition itu, ya?" tanya Bram curiga.
"Ha? Apa maksudmu?" tanya Clara.
"Ya. Aku pikir, ucapan cintamu karena kamu pasti menginginkan sesuatu. Apa masih mau tas yang kamu lihat di Paris itu?" tanya Bram seraya tersenyum.
"Ish ... Tidak juga," ucap Clara.
"Masa?" Bram mendekatkan wajahnya ke wajah Clara.
"Lalu, mengapa tiba-tiba kamu mengatakan mencintaiku?" tanya Bram.
"Em ... Ya, memang benar begitu. Aku memang mencintaimu," ucap Clara.
"Dan, aku tahu itu. Meski aku hanya mendengarnya sekali dari mulutmu, bagiku itu sudah cukup," ucap Bram seraya tersenyum.
Clara tersenyum. Dia memeluk Bram.
"Bram, maafkan aku," ucap Clara.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com