webnovel

Cintanya Cinta

Cinta menganggap ia adalah seorang biasa yang lahir dan tinggal di kota J. Hidupnya penuh dengan keceriaan, terusik oleh hadirnya seorang pria dingin yang dijodohkan orang tuanya. Cinta yang merasa hidupnya biasa benarkah hanya biasa? Kehidupannya yang kedua petaka ataukah berkah? =================================== Cinta: "Mengenai anak, kita bisa pake cara modern, gak perlu konfensional. Jadi gak ada yang akan mempertanyakan apakah memang anak tersebut anakmu atau bukan. Aku bersedia mengandung anakmu. Kasih sayang pasti akan didapatkan toh anak itu hasil dari benih kita berdua. Anakmu pastilah anakku juga. Aku tidak akan berselingkuh. Tenang saja..." Cinta dengan berani mengungkapkan pikirannya, mata almondnya berbinar indah menantang mata elang Rayhan dengan berani. Cinta: "Gue gak cinta elo, tapi karena Abah dan Mama mau gue nikah sama elo, ya sudah... Gue nurut aja..."

Becky16 · Urbain
Pas assez d’évaluations
23 Chs

Titik Gak Pake Koma. (2)

Tak terasa detik bergulir menjadi menit, bergulir terus menjadi jam, jam menjadi hari. Hari menjadi bulan. Tak terasa sebulan telah berlalu semenjak pernikahan Rose dan Basil. Hari pertunangan Cinta dan Rayhan dilaksanakan hari ini. Sedari pagi Cinta telah menerima ucapan selamat bertunangan dari kerabat terdekat. Gandaria sudah berkumpul di rumah pantai Cinta. Mereka sudah siap dengan kebaya elegan yang khusus dibelikan Cinta untuk sahabat-sahabat tercintanya.

"Luar biasa brokat kebaya ini, sungguh halus dan elegan, jahitannya pas mengikuti lekuk tubuhku, memang kalo Cinta yang membelikan, gak ada yang lawan, kualitas bermutu ekslusif, bukan grosiran. Thank you Cinta... Kamu memang sahabat luar biasa" Aling berujar di dalam hatinya sambil mematut diri di depan kaca, memandang sosok cantik dirinya.

"Sudah cantik..., kasihan kacanya harus memantulkan kecantikan elo... Ayooo.... Sudah waktunya kita ke bawah, Cinta sudah menunggu di mobil." Wayan berujar dari pintu kamar yang terbuka. Wayan tampak elegan mengenakan kebaya yang sama dengan Aling. Di belakang Wayan muncul Fatimah yang juga mengenakan kebaya yang sama.

Ketiganya bergegas ke pintu utama rumah dan segera masuk ke mobil Limosin hitam yang telah menunggu. Mobil dengan bentuk panjang yang penuh dengan kenyamanan membuat Aling, Wayan dan Fatimah terkagum-kagum. Baru sekali ini mereka menumpang di mobil mahal berharga puluhan milyar. Mereka sejenak lupa dengan Cinta yang murung, ia duduk di pojok mobil berbalutkan kebaya broken white, rambut di cepol elegan, wajahnya cantik dengan make up fresh natural dari MUA kesayangannya.

Cinta membiarkan sahabat-sahabatnya menikmati fasilitas yang dimilikinya. Baginya, sudah biasa menaiki mobil ini. Toh, Abah Sueb memiliki tidak hanya mobil Roll Royce tapi juga helikopter, jet pribadi, yacht, sub marine bahkan pulau atas nama Cinta pribadi juga sudah disediakan Sueb. Maklum.... Ohrang Kahyaaa..., hmmm..., tapi kebahagiaan tidak hanya harta saja.... Cinta menghela napas panjang.

Sepanjang jalan Cinta menatap nanar ke luar jendela. Ketiga sahabatnya sibuk berceloteh berbincang mengenai banyak hal, mereka sebenarnya menyadari kegalauan hati Cinta tetapi mereka memberikan ruang kepada Cinta untuk merenung. Mereka menilai sudah cukup kata-kata penghiburan dan penguatan diutarakan ke sahabat tersayang. Toh, dari segi manapun Cinta tak akan menemui masalah dalam pernikahannya nanti. Mereka percaya Rayhan mencintai Cinta dengan tulus, mereka tahu benar bagaimana sikap arogan Cinta, dalam hal ini memang Cinta sedikit kekanakan. Menurut mereka, kalau bukan karena cinta mendalam, mana mungkin Rayhan dapat bertahan menghadapi sikap arogan Cinta. Rayhan memang pasangan yang sepadan untuk Cinta.

Jeana sudah lebih dulu tiba di tempat resepsi pertunangan. Pertunangan bertempat di aula utama hotel The Prambanan berlevel bintang tujuh. Semua fasilitas, makanan dan pelayanan di hotel tersebut excellent. Hmmm, begini koq dibilang sederhana, Jeana menghela napas dengan kesal. Ia teringat bagaimana Cinta memberikan undangan pertunangan dua minggu yang lalu saat Gandaria pulang dari butik kebaya Ismaya, butik itu sangat terkenal langganan para selebriti dan kalangan atas. Cinta membelikan kebaya seragam untuk Gandaria untuk dipakai ke acara pertunangannya. Cinta memohon Gandaria bertugas sebagai penerima tamu dan pemberi sovenir. Sovenir pertunangan berupa gantungan kunci exclusive dari LVe.

Ciiihhh..., Jeana muak dengan kebiasaan Cinta yang mengganggap semua yang dimiliki dan dilakukannya biasa. Cinta bilang seperti ini sederhana? Dasar anak orang kaya tak tahu berapa beruntungnya dia... Jeana rela bertukar dengan Cinta.

Jeana tak kalah dalam kekayaan materi dibanding Cinta. Jeana hanya tak pernah mendapatkan kehangatan dirumahnya. Orang tua kandungnya berpisah sedari ia baru lahir. Ayah yang membesarkannya memang bergelimang harta karena beliau adalah duta besar negara E di negara K, bisnisnya pun banyak. Jeana mendapat paras cantik warisan ibunya yang keturunan Norwegia, Sunda, Manado dan Korea. Ayah kandungnya seorang konglomerat Raja Besi kota K. Ayah kandungnya memiliki lima belas istri, anaknya total ada empat puluh lima. Jika ibunya tidak melarikan diri ke negara K dan akhirnya menikah dengan ayahnya sekarang, Jeana pasti harus ikut bertarung memperebutkan harta warisan bersama dengan ke empat puluh lima saudara tirinya.

Jeana menghela napas panjang. Kelebihannya saat ini hanya Ellios yang seperti kerbau dicucuk hidungnya. Tak diragukan Ellios mencintainya titik gak pake koma. Jeana menang diatas angin dalam menaklukkan hati Ellios. Ia sudah mengajak Jeana menikah menyusul Cinta dan Rayhan tapi bukan itu yang diinginkannya, jelas Jeana mengulur waktu dengan mengatakan ia ingin berkarir lebih dulu, walau kecewa Ellios tetap menunggu sampai Jeana bersedia menikah dengannya. Jeana menginginkan Rayhan bukan Ellios sudah tersusun rencana membuat Rayhan berpisah dengan Cinta. Jeana bertanya dalam hatinya, "Mengapa ia begitu tak beruntung?" Jeana duduk di kursi tempat meja penerima tamu. Ia menunggu Cinta dan Gandaria datang.

Jeana menangkap sosok tinggi gagah yang bergegas menuju lift hotel. Sosok mempesona mengenakan jas silver, kemeja putih dengan anyelir merah tersemat di dada sebelah kanan. Jeana tak mampu mengalihkan pandangannya. Ia mengamati Rayhan yang tampak bersandar di di depan lift, ia terlihat sibuk dengan HP-nya. Ekspresi dingin yang memikat Jeana membuat Jeana melahap sosok Rayhan.

Lift terbuka Cinta melangkah keluar, ekspresi dingin Rayhan menghangat, dengan lembut ia mengulurkan tangannya, meraih tangan Cinta. Rayhan menggapit tangan Cinta menuju ke ruangan pesta. Jeana menatap nanar adegan manis ala drakor (drama Korea) itu. Sekilas sinar kebencian muncul dimatanya. Ia segera menyembunyikan cemburu dan kedengkiannya. Fatimah, Aling dan Wayan berjalan di belakang Cinta dan Rayhan. Mereka bergabung dengan Jeana yang duduk menunggu di area meja penyambut tamu.

Ekspresi spesial Jeana tadi, hanya Aling yang menangkap semburat sinar tadi. Aku harus memperhatikan sepak terjang Jeana, ia bertekad dalam hati. Aling memang pemerhati ulung, sesuai dengan jurusan kuliah S2 yang diambilnya, ia adalah psikolog handal dengan konsentrasi bidang ilmu kriminalogi.

Pesta pertunangan berjalan meriah dan sukses. Rayhan begitu posesif kepada Cinta. Ia bagaikan permen karet yang lengket sulit lepas jika sudah menempel. Rayhan begitu bahagia sehingga binar matanya begitu menyilaukan. Danil dan Aisah menyadari hal itu, mereka begitu bahagia anak semata wayangnya telah menemukan tambatan hati yang sesuai dengan harapan mereka.

Cinta berupaya mengimbangi binar bahagia yang dipancarkan Rayhan. Walau hati belum sepenuhnya menerima. Cinta mulai merasakan kehangatan cinta Rayhan. Perhatian istimewa, tatapan lembut, sentuhan halus namun mantap, perlakuan hormat namun melindungi, semuanya itu membuat Cinta sedikit melunak. Bimbingan pranikah yang mereka ikuti juga mulai membuka pikiran Cinta. Namun, hari ini Cinta kembali bertemu Ellios. Ngilu di hatinya mulai terasa kembali. Ellios yang dicintainya selama empat tahun, begitu mesra dengan Jeana. Cinta mengeraskan hatinya, "Aku tidak mencintai Rayhan, titik gak pake koma".