Angelina memikirkan sesuatu yang tak masuk akal. Ia tersenyum sambil menutup memasang ekspresi konyol. "Jurus yang terakhir! Hahaha!" Guman Angelina dengan pelan.
Nana yang duduk di sebelah Angelina penasaran dengan apa yang dilakukan oleh temannya itu. Dia mencoba mengintip kertas milik Angelina dan melihat jawaban dari Angelina. Seketika dia langsung membungkam mulutnya agar tidak tertawa.
"Jawaban macam apa yang diberikan oleh gadis ini???" Batin Nana sambil mengangkat alisnya.
Ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak tertawa agar tidak didiskualifikasi. Angelina menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan jawaban yang lucu dan melenceng dari jawaban yang sesungguhnya.
"Kumpulkan sekarang juga! Asisten ambil kertas dari tangan mereka semua!" Perintah Yun Feng.
Asistennya mengambil kertas pertanyaan dari semua peserta. Ia memberikan setumpuk kertas itu kepada Yun Feng. "Kalian boleh pergi istirahat ke kantin atau berkeliling di perusahaan. Waktu kalian untuk istirahat adalah Lian belas menit. Kalian harus kembali tepat waktu atau kalian akan didiskualifikasi." Tutur Yun Feng.
"Terimakasih pak!" Seru semua peserta sambil membungkukkan badan.
Mereka keluar dari ruangan itu dengan tertib. Angelina mengajak Nana untuk pergi kekantin untuk mengisi perut. Mereka pergi dengan jalan cepat.
Sesampainya mereka di kantin Angelina langsung memesan makanan di waiters. Angelina menyuruh sahabatnya itu untuk memilih tempat duduk sementara dia memilih makanan yang ada di menu.
"Saya mau pesan : ayam goreng yang paha, nasi dua porsi, minuman kopi susu dingin, sambal, yang terakhir steak daging sapi dua porsi," ujar Angelina sambil menunjuk gambar yang ada di menu.
"Silakan ditunggu di meja makan, ya, nona!" seru waiters.
Angelina menghampiri Nana yang sedang duduk di meja makan. Nana memperhatikan diri untuk bertanya tentang jawaban singkat padat dan lucu yang diisikan Angelina ke lembar pertanyaan itu.
"Kenapa kau bisa tahu? Apakah kamu mengintip? Aku memberikan jawaban itu karena aku tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh mereka. Mereka memberikan pertanyaan yang sangat sulit dan membuat otakku ini seperti ingin meledak." Angelina memijat kepala yang sedari tadi sudah pusing.
Angelina menatap Nana. Ia penasaran, apakah Nana kesulitan seperti dirinya atau tidak. Angelina menatap sahabatnya itu sambil mengedipkan mata.
"Kalau kamu ... sulit atau tidak?" tanya Angelina sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
Nana melihat Angelina mengedipkan mata beberapa kali kearahnya. Ia berfikir Angelina sedang sakit. "Kamu sakit mata?" tanya Nana dengan polos.
"Apa?! Kamu mengira aku sakit mata? ... Mampus gue!" keluh Angelina sambil menepuk keningnya.
Matanya melirik Nana yang sedang menggaruk lehernya. Tangan Nana terus menggaruk lehernya. Dalam pandangan Angelina, ia menganggap Nana sedang memberikan sebuah kode padanya. Angelina mengambil cermin dari dompetnya. Ia sengaja bercermin dan melihat ada bayangan seseorang sedang mengawasinya.
"Siapa orang itu?" Pikir Angelina sambil memerhatikan orang itu dari cermin.
Angelina menoleh kebelakang namun orang itu sudah menghilang. Tangannya mencolek Nana. "Kamu tau siapa yang ada di belakang ku tadi?" tanya Angelina sambil menatap atom goreng dimejanya.
"Tidak tahu!" Seru Anna sambil mengambil melahab makanan yang dia pesan.
Ekspresi Nana berubah seketika saat matanya melirik ke arah yang ditunjukkan oleh Angelina tadi. Bulu kuduknya seketika merinding saat orang itu muncul di depan matanya. Nana mengeluarkan tangannya dan meraih minuman yang ada di depannya. "Jangan menakutiku! Lebih baik kita segera menghabiskan makanan ini dan kembali keruang tiga secepat mungkin." Lanjut Nana sambil memberikan minuman Angelina.
Setelah mereka menghabiskan makanannya mereka kembali ke ruangan tempat tes berlangsung. Semua orang tampak sudah berkumpul dan menunggu mereka berdua.
Elia menghadang kedua Gadis itu di depan pintu. Sorot mata Gadis itu menjadi tak bersahabat saat melihat Angelina ingin masuk ke dalam. Tangan Elia mendorong Angelina sambil tersenyum kecut. "Gadis kampung sudah kembali! Ini sudah berapa menit? Kenapa kalian baru kembali?" Celetuk Ellia sambil menatap wajah Angelina.
Angelina manatap layar monitor. Ia bangkit sambil membantu Nana untuk berdiri. Angelina mendorong tubuh Elia dari pintu dan ia mengajak Nana untuk masuk. Sebelum Angelina duduk ia berdiri tepat di depan wajah Elia dan tersenyum samar. "Kepo banget sih lo! Kamu saat ini tahu nggak seperti apa? Kamu saat ini seperti seorang reporter dan penguntit." Sahut Angelina sambil meraih tangan Nana dan pergi ke bangkunya sendiri.
Seseorang diam-diam tersenyum saat melihat Angelina berani menjawab Ellia. Mereka menunggu hasil tes yang mereka jalani hari ini. Namun, Yun Feng memberitahu mereka untuk menunggu.
"Kalian hari ini boleh pulang dulu. Untuk lolos atau tidaknya kalian akan kami hubungi lewat email. Apakah ada pertanyaan?" Yun Feng menatap semua orang.
Mereka terdiam kecuali Ellia yang berani mengangkat tangannya. "Apakah masih ada tes lagi tuan Yun?" tanya Ellia sambil berdiri.
Yun Feng menyuruh Elia untuk duduk kembali. "Setelah tes ini berakhir kalian akan menjalani tes yang terakhir yaitu training. Training akan dilakukan selama dua bulan penuh. Selama masa training itu kalian akan dilihat cara bekerja kalian kinerja kalian dan cepat tanggap kalian dan terutama disiplin serta tanggung jawab dari dalam diri kalian. Kalian tenang saja selama masa training kalian akan mendapatkan gaji yang seharusnya kalian dapatkan. Apakah masih ada pertanyaan lagi?" tanya Yun Feng sambil menatap seluruh calon pekerja.
"Tidak ada, sir!" seru semua orang dengan kompak.
"Sesi tes kedua sudah selesai dan kalian boleh pulang sekarang." Yun Feng kembali duduk sambil merapikan lembaran jawaban dari semua peserta sampai sesekali melirik ke arah Angelina.
Semua orang keluar dari ruang tiga dengan tertib. Mereka berusaha sebaik mungkin agar tidak didiskualifikasi lebih awal. Setelah ruangan itu kosong, Yun Feng melihat bangku yang diduduki oleh Angelina. Ingatan tentang Angelina terlintas dibenaknya. Yun Feng memukul kepalanya dengan pelan. Ia berusaha untuk melupakan Angelina dan fokus dengan tunangannya.
***
Taman Ritan Gongyuan, Angelina bersama sahabatnya Nana datang ke sana. Mereka menghabiskan waktu di sore hari itu dengan berjalan-jalan di taman tersebut. Daya tarik taman itu tidak perlu diragukan lagi orang-orang dari berbagai kalangan berkumpul di sana untuk menikmati waktu luang bersama keluarga mereka. Beberapa orang lainnya memainkan alat musik dan yang lainnya melakukan kegiatan lain seperti berolahraga, jalan-jalan, maupun duduk santai di bawah pohon rindang.
Dengan celana pendek berwarna hitam dan dipadukan dengan kaos polos berwarna putih membuat Angelina semakin cantik. Angelina bersama Nana duduk di bawah pohon sambil menggelar karpet merah dengan berbagai cemilan di tengahnya. Tak lupa minuman yang beralkohol ringan berada di tengah-tengah mereka.
Angelina mengambil roti dikotak yang diberikan oleh ibunya. Ia membawa dua buah roti yang satu diberikan kepada Nana untuk dimakan. "Ini buat kamu!" Seru Angelina sambil memberikan sebuah roti kepada Nana.
"Roti apa ini? Kenapa aku baru melihat roti yang berbentuk seperti ini?" tanya Nana sambil mengambil roti yang ada ditangan Angelina.
Angelina tertawa saat mana melihat bentuk roti yang aneh itu. "Ini tuh roti buatan Mama aku sendiri. Dia memang suka membuat makanan yang aneh seperti ini tapi kamu jangan ragukan rasanya. Coba deh kamu gigit ujungnya dan rasakan!" Angelina menyuruh Nana untuk mencoba roti buatan ibunya.
"Ini enak sekali!" Ungkap Nana sambil mengunyah roti dalam mulutnya.
Saat Angelina menikmati makan bersama Nana tiba-tiba dari belakang ada seekor anjing yang menabraknya. Anjing itu membuat Angelina jatuh tengkurap dan wajahnya menabrak selai strawberry didalam mangkok.
"Aaa~" jerit Angelina saat mengusap selai strawberry dari wajahnya. "Sangat menjijikkan!" Lanjut angelina saat melihat tangannya penuh dengan selai strawberry yang lengket.
Angelina berbalik melihat anjing itu. Matanya menatap hewan itu dengan nyalang. Anjing putih itu duduk di karpet Angelina sambil menjulurkan lidahnya.
"Guk guk guk" anjing itu menggonggong saat Angelina mengangkat tangannya.
Angelina meraih tissue dan mengusap wajahnya. Dengan tak tahu malu anjing itu tiba-tiba membuka kaki belakangnya dan kencing di karpet Angelina. Sontak saja mereka berdua langsung berteriak sambil mengusir hewan itu. Namun tak ada magnet apa hewan itu tidak mau pergi dari hadapan mereka.
"Brengsek! Dasar anjing sialan! Sini kamu!" Geram Angelina sambil menenteng sendalnya.
Angelina mengejar anjing itu sambil meneriaki hewan itu supa berhenti. Mereka kejar-kejaran mengitari pohon. "Huft~ huft~ huft~ Anjing sialan! I Will kill you!" Teriak Angelina dengan keras sampai membuat orang-orang melihatnya.
Nana mencoba menghentikan Angelina namun ia tidak berhasil. Angelina berusaha untuk menangkap anjing itu.
"Berhenti! Anjing jelek berhenti!" Teriak Anglia sepanjang jalan sambil menggenggam sendalnya. Ia tidak menyadari kalau saat ini dia menjadi pusat perhatian semua orang.