webnovel

Bagian Tiga Belas

"Tekanan darahnya turun, karena kehabisan banyak darah !

"Paru-parunya banyak air, cepat masukan selangnya !"

"Ya tuhan, wajahnya hancur seperti ini !"

"Badannya bengkak karena sudah lama di dalam air !"

"...."

"Dokter, apa dia akan baik-baik saja !" ucap seorang wanita cantik sambil melihat proses pertolongan dari balik kaca ruang unit gawat darurat.

"Saya tidak tahu nona, disini peralatannya kurang ! maafkan !" jawab si Dokter.

"lukanya sudah parah, mungkin sudah seminggu di air! beruntung dia masih selamat! apa perlu saya telpon polisi ?" tanya Dokter itu sambil menatap wanita cantik di hadapannya.

"Tidak usah, saya tidak mau terlibat apapun! lakukan yang anda bisa! sisanya biar saya mengurusnya !" jawab wanita cantik itu.

"Baiklah saya akan berusaha semanpunya !" jawab Dokter dan kemudian permisi pergi, wanita itu terdiam, kembali menatap ke arah kaca.

-----------------

Sudah satu tahun berlalu, Sejak gue menerima kabar kalau mas Mario mengalami kecelakaan dan dinyatakan tewas. Mobilnya terbakar sementara dua orang polisi yang membawanya menghilang tanpa jejak. Gue tahu perbuatan siapa ini, polisi yang mengolah kejadian perkara mengatakan tidak pernah menjemput seseorang begitu saja. Kasus ini di tutup begitu saja tanpa kejelasan.

Papa yang sengaja melakukan ini. Mario memberitahu gue semuanya termasuk pertemuan dengan Daniel dan seorang detektif dia juga memberikan file tentang papa dan gue, juga Daniel.

Arjuna sering bertanya tentang papanya, membuat gue merasa sedih. Dan tak bisa berbuat apa-apa. Gue sebenarnya ingin menanyakan langsung, tapi Daniel mencegahnya. Dia tak berharap untuk kembali kepada gue karena kesalahan di masa lalu termasuk tidak memberitahu Arjuna dia papa aslinya.

Ada alasan khusus, mengapa Daniel menahan gue. Pertama memikirkan Arjuna dan kedua untuk yang satu ini gue harus hati-hati karena semuanya yang terjadi karena perbuatan papa. Termasuk yang terjadi kepada Daniel.

Gue titipkan Arjuna di rumah neneknya sebagai pelipur lara karena kehilangan putranya. Mereka marah dan tahu apa yang terjadi, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Gue meminta maaf atas tidak berdayanya gue, tapi berjanji akan menuntut balas selain Mario juga nyokap gue.

Suatu hari gue di undang ke rumah papa untuk pesta ulang tahun perkawinan dengan wanita brengsek itu, dan gue datang dengan bersikap seperti biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu apapun.

"Waduh sayang, kita turut berduka cita ya ?" ucap tante gue dari pihak bokap. Ya semua yang hadir di sini adalah keluarga pihak bokap, tanpa ada satu pun keluarga pihak nyokap, begitu pun di hari pernikahan gue lalu. Kenapa tidak ada ? karena nyokap sudah memutuskan tali silahturahmi hanya karena mencintai bokap yang tidak disetujui dan ternyata seperti ini. Gue tahu, kata-kata mereka hanya basa basi belaka di telinga gue.

Mereka sudah berubah menjadi sombong dan angkuh padahal dulu mereka bukanlah siapa-siapa. Ketika pernikahan gue dan Mario semua seperti menertawakan diri mereka sendiri, dengan menyebut Mario kampungan.

"Terima kasih tante, oh iya aku juga turut berduka atas perceraian anak tante karena selingkuh, padahal cantik loh Ida !" gue pura-pura bersimpati, raut wajah tante gue mendadak berubah merah.

"Iya terima kasih !" ujarnya langsung pergi, begitulah mereka semua mengucap turut berduka cita atas meninggalnya Mario termasuk nyokap tiri gue yang sekarang bagai ratu saja, gue hanya tersenyum saja, dia dulu berselingkuh, kini dia diselingkuhi lagi sama bokap gue.

Semua orang menanyakan Arjuna tapi tanpa diketahui,, gue sudah hamil anak dari Mario. Hal itu gue tahu dan hendak membuat kejutan di hari penangkapan Mario, dan itu sudah memasuki satu bulan. Kini gue sudah melahirkan dan itu anak perempuan yang gue berinama Cinta. Gue merasa sedih karena papanya tidak ada ketika gue melahirkan hanya Daniel yang menjaga gue. Semuanya tanpa ada mengetahui termasuk keluarga gue.

---------------

"Halio, sayang apa kabar ?" ucap Claudia sambil tersenyum manis,

"Hallo tante, baik bagaimana tante ?" jawab gue sesopan mungkin.

"Baik, kamu makin cantik saja !" ujarnya memuji gue.

"Oh iya, selamat ya tante! ternyata tante juga sudah mempunyai anak !" kataku ya, karena kesibukan gue jarang bertemu, gue baru tahu dia juga punya anak.

"Iya terima kasih! namanya Wiliiam !" jawabnya bangga.

"Tentu papa senang punya anak lelaki !" ujar gue.

"Tentu saja, setelah sekian lama menunggu !" katanya tersenyum bahagia.

"Hati-hati loh tante, jangan terlalu fokus sama Wiliam !" gue menatap Claudia.

"Memang kenapa Mariana ?" tanya Claudia matanya menatap tajam ke arah gue.

"Ah tidak, hanya ada berita gosip tentang papa! masa tante engga dengar? sudahlah mungkin itu hanya teman dekat, seperti biasa !" jawab gue tersenyum. Raut wajah Claudia berubah.

"Tante ada papa !" bisik gue, dia terkejut dan sikapnya berubah.

"Hallo sayang, terma kasih mau datang !" ujar papa gue bersikap biasa tidak sedikit pun rasa duka dan gue dengar di kantor seluruh berita tentang Mario dilarang.

"Apa sih, kan aku putri papa !" jawab gue tersenyum.

"Oh iya ada apa ? astaga aku lupa ! selamat ya atas ulang tahun pernikahannya semoga selalu langgeng !" gue pun cipika cipiki kepada papa dan Claudia.

"Oh satu lagi, selamat akhirnya aku punya adik lelaki ! semoga menjadi jagoan papa !" ucap gue tersenyum. Mereka berdua menatap gue, dan tersenyum palsu di hadapan gue, papa merangkul mesra tante Claudia.

"Terima kasih sayang !" papa mencium pipi istrnya, kemesraan dan cinta palsu kembali di parlihatkan mereka berdua menunggu hancur, gue tersenyum.

Akhirnya papa, mengumumkan telah mengakuisisi perusahaan pertambangan batu bara dan tambang emas terbesar di Kalimantan dan mengukuhkan dirinya menjadi terkaya di Asia. Gue mendapat info mengenai hal itu, ada sesuatu yang membuat gue bertanya-tanya setelah tahu nama asli dari bokap Mario yaitu Guntur Surya Admojo bukan Yusuf Muharam. Mungkinkah itu ? kini menjadi jelas dan hubungannya dengan papa dan mungkin alasan Mario di bunuh, gue tak menyangka hanya karena itu bokap rela melakukan itu semua ? menyedihkan !

Gue hanya tersenyum palsu dan bertepuk tangan seperti yang lainnya, gue melirik ke arah tante Claudia, walau gembira tapi dibalik itu ada seraut wajah marah. Gue kembali tersenyum.

"Selamat ya papa !" gue memeluk dan mencium pipinya.

"Tante, selamat ini kado buat kalian !" ucap gue kepada tante Claudia.

"Iiya sayang !" jawabnya tersenyum. Kita pun berpesta malam itu, dan gue tersenyum, ini awal dari pembalasan gue sudah dimulai.

---------------

"Nona ini hasilnya, kita sudah berusaha !" perempuan itu menatap seorang lelaki terbujur kaku di tempat tidur diselimuti perban dari wajah, tubuh, tangan dan kaki dalam keadaan koma.

"Dokter, tolong minta surat rekomendasi pemindahan pasien dari Indonesia ke Singapura !" ujar perempuan itu.

"Baik nona akan kami persiapkan !" jawab si Dokter.

"Terima kasih, kalau sudah tolong hubungi saya! pesawat jet pribadi sudah menunggu di bandara ! dan tidak boleh ada yang tahu !" Perempuan cantik itu menatap sang Dokter.

"Beres nona !" jawab di Dokter. Perempuan itu pun pergi.

"Siapa dia dok ?" tanya seorang perawat.

"Keluarga si pasien !" jawab si Dokter.

"Saya seperti pernah lihat wajahnya ? dimana ya ?" si perawat seperti berpikir.

"Nona Amelia, terima kasih mau datang ke acara bincang-bincang kami ! saudara itulah nona Amelia putri konglomerat Adi Sutowo ! berhasil masuk jajaran pengusaha wanita top 20 asia !' ujar pembawa acara televisi yang tertempel di dinding rumah sakit tapi dengan volume pelan.

Bersambung ...