webnovel

Bagian Sepuluh

Hari Sabtu pun tiba, gue dan Mariana sudah bersiap untuk acara makan malam keluarga yang pertama setelah kami menikah. Jaraknya tidak terlalu jauh dari perumahan tempat tinggal kami, Mariana tampak cantik sekali, sedang gue sekarang sedikit berubah setelah di dandani oleh Mariana. Menjadi sedikit lebih ganteng yang jelas tidak terlalu kampungan.

Kali ini gue duduk di belakang bersama Mariana sedang sopir berada di depan. Sangat berbeda ketika bulan madu dulu. Menurut Matians seluruh anggota keluarga yang dulu datang di pernikahan hadir, membuat gue tak percaya diri karena semua waktu lalu memandang rendah terhadap dirinya.

"Santai saja, walau mereka begitu toh kamu kelihatan kuat kan ?" ujar Mariana tenang, dia seperti tahu perasaan gue.

"Bukan begitu, satu lawan banyak kan tetap saja beda !" jawab gue.

"Tetap saja lo akan semakin kuat dan terbiasa di bully !" ujarnya sambil tersenyum dan itu benar adanya membuat lebih baik lagi dan membuktikannya bahwa mereka salah.

Terus terang ini pertama kalinya gue datang kerumah bos gue sendiri, ketika tiba ternyata rumahnya 3 kali lipat rumah kami. Besar dengan halaman luas lengkap dengan lapangan golf pribadi, garasi yang besar bisa menampung banyak mobil dan rumahnya seperti istana. Tak heran Pak Joko Subroto orang terkaya di Indonesia mempunyai tempat tinggal sebesar itu.

Ketika kami tiba, sudah banyak mobil berjejer di halaman depan rumahnya, Mariana mengatakan bukan hanya keluarga besar tapi teman papanya dan juga dirinya juga hadir, padahal ini makan malam biasa tapi keadaannya seperti sebuah pesta. Dan ketika masuk ke rumah, gue melihat para tamu semua memakai pakaian bagus, pantes Mariana menyuruh gue memakai jas ternyata untuk menyesuaikan dengan situasi yang ada disini.

Makanan di jajakan layaknya warung tapi buksn sembarangan, semua makanan dan minuman dari brand terkenal baik barat, asia atau indonesia semua tersaji lengkap mirip ketika pernikahan kami yang lalu. Semua tertegun ketika kami datang apalagi melihat perubahan di diri gue.

"Hallo apa kabar sayang, tumben suami lo !" Mariana bercipika cipiki dengan para tamu yang mengenalnya.

"Aduh, Mariana ternyata suami lo joss juga ya ? lihat perutmu udah gede aja !" begitulah para tamu bergosip apapun.

Gue melihat pak Joko yang menatap gue tak berkedip dan gue menghampiri beliau dan bersalaman.

"Waw perubahan yang bagus !" ujarnya sambil tersenyum.

"Ah, bapa bisa saja !" jawab gue tersipu.

"Siapa yang merubahmu ?" tanyanya.

"Anu, Mariana !" jawabnya hampir saja gue menyebut non, ada ekspresi terkejut dari pak Joko.

"Hallo papa apa kabar !" dia datang menghampiri dengan tenang mencium pipi kiri dan kanan papanya.

"Perutmu sudah besar !" ujar pak Joko tersenyum.

"Begitulah pah, Mario sangat hebat !" Mariana merangkul mesra gue, tapi dari tatapan mata mereka terlihat sandiwara besar.

"Selamat ya sayang !" datanglah Claudia dengan pakaian cukup seksi dan glamour di tambah kalung dan anting. Yang kemudian sama mencium pipi kiri dan kanan Mariana, raut wajah Mariana langsung datar sementara perempuan itu tersenyum penuh kemenangan.

"Oke, kita mulai saja pestanya !" pak Joko tersenyum dan memberi tanda kepada seseorang.

-------------------

Lampu pun diredupkan sudah ada panggung kecil lengkap dengan bandnya yang mengiringi pesta dengan lagu lembut.

"Selamat datang dan selamat malam, kepada para tamu di acara makan yang spesial ini !" Pak Joko membuka pidato.

"Hari ini adalah yang spesial buat kami keluarga Subroto setelah pernikahan putri ku Mariana beberapa waktu lalu kini terlihat hasilnya, selamat atas kehamilannya sayang semoga papa punya pewaris laki-laki yang hebat ! dan satu lagi menantu saya Mario baru di angkat menjadi kepala bagian proyek PT Semesta Alam! selamat ya ! angkat gelas kalian mari bersulang, cheer !" ucap Pak Joko sambil mengangkat gelas, gue di beri gelas minuman oleh Mariana.

"CHERRR !"

Rupanya begitu bukan berdoa tapi makan malam dan pesta merayakan sesuatu bagi orang kaya, harusnya ada tujuh bulanan atau selamatan, yang gue dengar akan ada baby shower untuk si jabang bayi. mungkin gue salah di kampung memang seperti itu dan ini kota berbeda. Walau yang dikandung Mariana bukan anak kandung gue, yang pasti menerima kehadiran bayi itu.

Setelah itu kami makan-makan, gue mencoba semua makanan dan ternyata semua enak.

"Guntur, kamu guntur ya ?" tiba-tiba seorang perempuan tua berkerudung bertanya kepada gue.

"Maaf bukan tante !" jawab gue.

"Kamu mirip Guntur !" ucapnya sambil menyentuh wajah gue dan tertegun.

"Oma, maafkan saya !" seorang perempuan membawa perempuan itu pergi.

"Ada apa ?" tanya Mariana.

"Siapa dia ?" tanya gue, Mariana melirik ke arah perempuan tua.

"Oh Oma, Zubaedah, orang terkaya dari kalimantan, dia punya pertambangan batu bara dan emas terbesar di sana !" jelas Mariana.

"Memang kenapa ?" tanya Mariana heran,

"Dia menganggap aku Guntur !" jawab gue, Mariana menatap gue.

"Oh, mungkin salah lihat kali, katanya anak lelakinya menghilang 30 tahun lalu !" jelas Mariana, gue hanya mengangguk dan merasa kasihan.

---------------

Mariana mulai memperkenalkan gue kepada semua anggota keluarga dan kerabat serta temannya, semua heran melihat perubahan Marianan termasuk pak Joko yang selalu menatapnya dari tadi.

"Ada apa sayang ?" ucap Claudia yang juga memperhatikan perubahan putri tirinya yang membencinya sejak awal.

"Tidak apa-apa sayang !" Joko Subroto tersenyum.

"Kamu memperhatikan perubahan Mariana kan ?" tanyanya.

"Baguslah, itu artinya dia menerima perjodohan dan pernikahan yang kamu rencanakan !" ujarnya.

"Bukan Mariana, tapi Mario sayang !" jawab Joko Subroto. Claudia menatap suaminya, ia tahu dan menyadari telah berselingkuh dengan Joko Subroto dari istrinya. Saat itu dia tak menolaknya awalnya hanya seks semata, dia pun bukan dari kalangan berada bercita-cita setinggi langit dan semua itu terbuka lebar masuk sebagai finalis putri daerah dan berlanjut ke ajang nasional walau kalah, tapi bisa bermain di sinetron dan iklan, memang namanya belum seterkenal yang lain. Sehingga tak menolak ketika menjadi model majalah dewasa dengan foto yang cukup seksi dari sana bertemu dengan lelaki berbagai kalangan atas untuk sekedar kencan dan bersenang-senang, dia tidak perduli yang penting mempunyai banyak uang untuk memenuhi gaya hidup metropolitan yang sangat tinggi di kalangan para Artis.

"Oh, memang apa salahnya berubah? kurasa dia tidak kampungan lagi !" ujar Claudia tertawa kecil.

"Kamu tak akan mengerti sayang, dia akan menjadi sangat berbahaya! karena mempunyai otak pintar dan sesuatu entah apa itu! tidak seperti mu yang sudah ku tahu sejak awal apa tujuanmu !" jawab Joko Subroto langsung pergi, sedang Claudia mukanya langsung memerah. Perkataan itu cukup memghinanya tapi dia tersenyum misterius dan tak perduli.

Mariana cukup tertegun dengan sikap Mario yang pada dasarnya pandai bergaul, mungkin hanya status sosial saja membuat dia tertutup. Dia sendiri merasakan sesuatu dalam diri lelaki itu yang tak dia temui di berbagai pria yang pernah dekat dengannya, semua hanya melihat papanya dan juga fisiknya. Apapun yang dilakukannya selalu dikaitkan dengan papanya, memang ada untungnya tapi kebanyakan justru dia semakin membenci papanya. Sejak mamanya meninggal ketika usia 16 tahun karena perselingkuhan papanya kehidupannya berubah drastis, makin bebas dan menghamburkan uang.

Tapi untungnya dia berbakat di bidang fashion dan menggambar, dia pun mulai berbisnis dan membuka butik tak dinyana teman-tenannya menyukai desain dari baju, kemudian sepatu. Kini punya 3 butik di tiga kota besar di Indonesia. Dia tak bermiat membuka di tempat lain. Hal ini membuatnya semakin percaya diri untuk hidup mandiri tidak tergantung papanya.

Sayang kehidupan bebasnya menghancurkan dirinya kini, apalagi sekarang keadaan hamil oleh seorang pria brengsek dan matanya tertutup oleh cinta palsu.Dan entah kenapa sekarang dia mulai mempercayai lelaki yang tidak dikenalnya dari kalangan yang tidak terduga dan bagian rencana papanya. Dia tahu Mario berbeda dan bisa membuatnya membalas dendam kepada papanya atas meninggal mamannya.

Bersambung ....