"Wahyu! Katanya kamu tadi ada janji mau jalan sama Gisel. Dia sudah datang, tuh!" teriak mama Regina dari depan kamarnya.
"Hah, dia di sini? Kenapa tiba-tiba banget? Cepat kamu ngumpet sana!" ucap Wahyu panik, mendorong Ruby dan membawanya masuk ke dalam lemari.
Mungkin saking paniknya dia. Padahal, tidak usah sembunyi juga Gisel tidak akan dapat melihatnya.
Tapi, Ruby yang juga panik, seolah juga melupakan jati dirinya sebagai hantu yang tak bisa dilihat oleh sembarang orang. Sekalipun Wahyu, apabila dia tidak menghendaki pria itu melihatnya, maka juga tidak terlihat.
"Sebentar, Gisel. Kamu tunggu saja dulu. Kamu mau minum, apa? Biar bibi ambilkan untuk kamu," sambut Regina ramah.
"Terserah apa saja, Tante."
"Oh, iya. Kamu sudah sarapan apa belum? Sekalian yuk kita sarapan bersama!" ajak Regina dengan ramah. Pagi ini dia merasa bahagia sekali, melihat putranya sudah ada perkembangan dengan Gisel anak sahabatnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com