webnovel

Mulanya Fajar Menjadi Sasaran

Pemuda itu berdiri. "Bentar ya, aku mau ke kamar kecil dulu," Andi berpamitan sambil berjalan.

Di dalam kamar kecil Andi merasa penasaran dengan reaksi dari obat perangsang yang telah diminum oleh Novi, sengaja Andi agak berlama-lama didalam kamar kecil, Kira-kira setelah sepuluh menit berlalu terdengar suara Novi memanggil.

"Andi ...." suara Novi agak sedikit parau.

"Kamu ngapain sih?" lanjut Novi bertanya.

"Ya bentar," jawab Andi sambil keluar dari kamar kecil.

Antara percaya dan tidak, Andi melihat perubahan ekspresi Novi dari sebelumnya, raut mukanya terlihat agak sedikit tegang, dengan pandangan mata yang terlihat seperti orang yang berharap, ditambah mulut yang sedikit terbuka.

'Yes sudah tidak diragukan lagi kalau saat ini Novi benar-benar berada dalam pengaruh obat perangsang itu,' katanya dalam hati.

Sebenarnya sudah sering Andi berkencan dengan wanita penghibur, namun biasanya wanita-wanita tersebut terlihat tidak begitu terangsang, kebanyakan dari mereka itu hanya sebatas melayani tanpa merasa menikmati.

Namun kali ini beda, wanita yang ada dihadapannya terlihat sangat jelas kalau dia dalam kondisi pingin banget, dan spesialnya lagi wanita ini adalah wanita yang sangat di dambakannya.

Sebelum memulai, terlebih dahulu Andi mengambil obat kuat dari kantong celananya, dua kapsul sekaligus dia minum, dan setelah itu Andi mulai menghampiri Novi yang sudah menggeliat di atas kasur.

Sudah barang tentu bisa di bayangkan seperti apa keganasan dan kehebohan adegan dewasa tersebut berlangsung.

Bahkan sebuah tulisan pun tak akan bisa menggambarkannya, dua sejoli yang sedang melakukan hubungan badan dalam kondisi up normal.

Sang wanita dalam pengaruh obat perangsang, dan sang lelaki dalam kondisi pelampiasan hasrat tertahan, yang didukung dengan obat kuat dosis penuh.

Sudah tiga jam lebih Andi dan Novi bergulat dalam gelanggang nafsu yang menguras banyak tenaga dan memeras peluh, namun terlihat belum ada tanda-tanda dari keduanya untuk menyudahinya.

Ya, Itulah satu gambaran adegan panas dari dua sejoli yang berasal dari dua motif yang berbeda.

Untuk sang lelaki karena murni motiv pelampiasan nafsu birahi, sedang sang wanita terdorong dari tuntutan kepuasan materi.

Namun kalau dilihat dari aturan yang telah disepakati, sebenarnya Novi lah sebagai pihak yang telah dirugikan.

Ya, setidaknya ada dua hal yang merugikan Novi, yang pertama masalah pelindung dan yang kedua masalah durasi.

Karena dalam kondisi pengaruh obat perangsang yang sangat kuat, akhirnya Novi pun kecolongan dua hal dalam satu waktu.

Setelah lima jam berlalu akhirnya mereka berdua pun tertidur.

Dan ketika kira-kira pukul lima pagi Novi baru terbangun, dia agak sedikit merasa pusing, dia melihat Andi masih tertidur dengan tangan masih memeluk tubuhnya.

Dia singkirkan tangan Andi perlahan, lalu segera mengambil lingerienya yang jatuh dilantai dan ia pun langsung memakainya.

Setelah itu Novi pun langsung bergegas ke kamar mandi dan terus membersihkan tubuhnya, dan setelah itu dia ganti pakaian dengan jeans ketat warna hitam dan kaos putih yang dilengkapi dengan jaket kulit warna coklat dia segera keluar dari bilik meninggalkan Andi sendiri.

Sambil berjalan ke kamar pribadinya, dia terus memikirkan kejadian semalam.

'Kok bisa-bisanya aku melayani Andi hingga semaleman utuh,bpadahal mestinya jam sepuluh malam itu sudah harus selesai'

batin Novi pun terus bertanya-tanya.

'Apakah Andi telah memberi aku obat sesuatu?nTapi ya kapan dia ngasihnya?'

tanyanya dalam hati.

Novi bener-bener tidak menyangka kalau kencan dengan Andi akan berakhir seperti ini, dan diapun belum menyadari juga, kalau kencan semalam itu Andi tidak memakai pelindung.

Seperti biasa setelah kejadian itu Novi pun kembali menjalani rutinitasnya sebagai mana mestinya, melayani para tamu-tamu cafe yang datang.

Namun setelah empat minggu berlalu dari kejadian kencannya dengan Andi dia merasakan badannya lemas, mudah capek, dan perut mulai mual-mual, Ya, dia merasakan tanda-tanda kehamilan pada dirinya.

Merasa khawatir lantas dia pun membeli alat tes kehamilan, dan kemudian mencobanya.

Begitu selesai dicoba dia pun sangat kaget dengan hasil yang dilihat dari alat itu, ya, Novi positif hamil.

Novi sangat terpukul dengan kenyataan yang dialaminya dia pun berfikir bahwa janin yang ada diperutnya itu adalah hasil hubungannya dengan Andi, memang setelah kejadian itu masih ada beberapa tamu yang dia layani, tapi ya normal-normal seperti biasanya, pakai pelindung dan dengan durasi yang semestinya, tidak kurang dan tidak lebih.

Novi pun merasa sangat jengkel dengan Andi, dia begitu muak dengan nya, dan Andi sendiri setelah peristiwa itu makin jarang terlihat datang ke cafe, hanya beberapa kali saja, itu pun tidak pernah lama seperti sebelum-sebelumnya.

Dan suatu ketika pas Andi terlihat datang ke cafe Novi pun langsung menghampiri.

"Biadap kamu Andi!!!" tegur Novi dengan nada keras.

"Ada apa Nov? Kamu kenapa?" tanya Andi seolah tidak tahu.

"Jangan berlagak bego kamu!"

"Kamu kemaren tidak pakai pelindung kan? Cecar Novi.

Melihat Novi yang begitu marah Andi pun sedikit terlihat gugup, tapi dia berusaha untuk tenang.

"Lalu Andi berdiri dari tempat duduknya, dia pegang kedua pundak Novi.

"Aku minta maaf Nov, oke, oke, aku minta maaf, aku akan tanggung jawab," jawab Andi.

"Lepaskan!" Novi pun menampik tangan Andi dari pundaknya.

"Jih, aku jijik melihatmu, aku gak sudi jadi istrimu!" Ujar Novi dengan sangat kesal.

Lalu dia pun segera pergi meninggalkan Andi.

Sementara itu Andi terlihat jadi salah tingkah, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, ia terlihat malu karena jadi perhatian beberapa pengunjung yang ada, kemudian dia pun bergegas keluar hendak pergi meninggalkan cafe.

Namun ketika Andi mau memutar balik mobil pickupnya, tiba-tiba Fajar muncul dengan mengendarai mobil pajero sport milik Ayahnya.

Seolah tidak memperdulikan kedatangan Fajar Andi pun terus menghidupkan mobil dan langsung melaju pergi.

"Hei, Andi berhenti!" seru Fajar yang coba memanggilnya.

Fajar sempat merasa heran dengan sikap Andi yang terlihat keburu-buru, tapi dia mencoba berpikir positif.

'Mungkin dia keburu urusan yang sangat penting,' katanya dalam hati.

Setelah memarkirkan mobilnya Fajar pun bergegas masuk ke cafe dan langsung menuju meja bilyard yang masih terlihat sepi, hanya terlihat beberapa orang saja yang sedang bermain.

"Hai jar, tumben kamu bawa mobil, pasti Ayahmu lagi gak ada di rumah ya?" Ujar salah seorang temannya yang sedang bermain, Roni namanya.

"Tau aja kamu," jawab Fajar.

"Ya tau lah, kalau Ayahmu ada mana mungkin kamu boleh bawa mobil."

"Alah ... Sirik aja kamu, ayo main lawan aku, kalau bisa ...." ucap Fajar gak diteruskan.

"Kalau bisa apa?" sahut Roni.

"Aku traktir minum sepuasmu plus rokok Marlboro satu pres."

"Oke ...." sahut Roni.

Fajar pun bergegas kemeja bartender untuk memesan satu krat anggur dan rokok Marlboro satu pres.

Sewaktu berada dimeja bartender dia melihat Novi ada disitu.

"Hei Nov, temenin aku main yuk," pinta Fajar.

"Boleh ...." jawab Novi.

"Ya wes ntar anterin pesanan ku ya," lanjut Fajar.

"Beres..," sahut Novi sambil acungin jempolnya.

BERSAMBUNG.