webnovel

Menahan Gejolak

Malam semakin larut, Di sepertiga malam, pemuda itu tidak berdaya, ia mengobrak-abrik lemarinya berharap menemukan sesuatu yang biasa ia sembunyikan. 

"Estheh ... Aku butuh .. Est heh ... Bibi ... di mana ...?! Kenapa ingin lagi, ahhh." Dia terlihat depresi, dan marah kepada dirinya, asisten rumah tangga yang melihat kondisi itu prihatin namun tidak berani mendekat.

Barra tidak dapat menahan gejolak kehausan yang akan membawanya ke neraka. Dahaga surga dunia itu melemahkannya lagi, karena sangat membutuhkan arak.

Pemuda itu mengambil bantal, mengambil ponsel. Naluri tanpa sadar membuat dia mengirim pesan suara ke seseorang, yang dikira temannya.

[Aku butuh tolong sekarang kirimkan minuman itu, rasanya aku sudah sekarat, aku butuh, nyawaku terasa terambang, esh heh ... nanti kita bertemu di tempat biasanya. Antarkan aku akan kasih uang yang banyak.]

Barra mengirim voice note, dia mendesis kedinginan, ia sangat tersiksa dalam kecemasan dan kegelisahan. Ada pesan suara masuk, Barra menindih layar ponselnya dengan mempertahankan agar matanya terbuka.

[Kamu salah orang.] Suara itu dari ponselnya, Barra kembali segar datang pencerahan baru. Ia duduk, dan masih mengkontrol diri, sambil melebarkan matanya.

"Afrin ... Pasti dia ilfil, heh. Parah kamu Barra, bagaimana aku bisa seceroboh ini, bodoh. Bodoh!" gumamnya ambil menjenggung kepalanya sendiri, ia menjambak rambutnya.

"Ah apa salahnya minta maaf," ia berbicara sendiri.

[Maaf Afrin]

Chat tulisan Barra. Barra menunggu beberapa menit. "Tuh kan ..., pasti ilfil sama aku, bagaimana ini? Jelas tidak akan diterima cintaku"

Plung

Plung

Suara chat masuk, jelas saja itu pesan dari gadis motivasinya, Barra berbunga-bunga, rasa ingin minum hilang dengan mudahnya, seperti api yang membakar kayu hingga menjadi debu.

"Alhamdulillah ... Terima kasih ya Allah engkau selalu baik, namun hamba selalu tidak tau diri," gumamnya lalu, mengusap

wajah berkali-kali.

[Tidak perlu minta maaf kepadaku, mintalah magrifohNya. Kamu sangat ingin ya? Bagaimana rasanya? Apa yang kamu rindukan saat kamu tidak minum? Apa sangat tersiksa? Aku dulu seperti kamu.]

itulah chat dari Afrin yang penuh pertanyaan.

[Aku tidak tau apa yang aku rindukan saat meminum namun aku terasa dalam kepanasaran, seperti dibawah matahari yang terik dan tidak ada sedikit air pun, seperti itu. Aku sangat dahaga, dan sangat tersiksa. Arfin berkenan membantuku?]

Tanya pemuda kaya rata itu, dalam voice note.

[Memangnya aku bisa membantu apa? Semua dari niat dalam hati anda Kam sendiri, maaf aku sedikit marah karena menurutku itu adalah hal bodoh yang pernah aku lakukan juga. Maaf aku emosi karena aku pernah merasakan seperti kamu. Aku percaya semua itu saat diawal proses seperti Kak itu sangat sulit, jadi katakan apa yang kiranya bisa aku bantu, kalau hanya saling ngobrol mari aku siap, aku siap dan terjaga sampai jam satu nanti, jadi ... Apa yang bisa aku bantu walau sedikit?]

chat dari Afrin semakin membuat Barra penasaran, "Rasanya ada angin segar yang meniupku, hingga hilang rasa dahagaku. Nasya kau angin tanpa rupa. Memang dia hantu," sadar akan uapannya, Barra mulai mengetik.

Ada Chat masuk ia segera membuka.

[Kak boleh bertanya soal pengalaman agama, namun jangan tanya soal pribadi ya soalnya privasiku.]

Tulisan itu membuat Barra manyun. "Bagaimana jika aku tergantung padanya dan selalu membutuhkannya kalau aku dirundung hasrat terlarang ini. Ya Allah ... Ampuni hamba yang belum lillah, ya Allah buka satu jalan untukku agar aku semakin sadar akan siksaMu yang begitu pedih." Barra memejamkan mata manaikan wajah lalu sejenak. Setelah satu menit ia mulai mengetik.

[Aku hanya ingin kita ngobrol lewat chattan ini. Jadi bagaimana pengalaman soal agama dari Afrin apa yang membuat Afrin tidak keberatan bergaul dengan orang-orang sepertiku?]

Lima menit menunggu balasan dari yang dicintai tanpa tau rupa yaitu gadis pemilik nama Afrin itu.

[Sejujurnya semua rencana Allah ya Kak, aku hanya mengikuti alurku saja, aku pernah seperti mereka, sekarang ini bertemu dengan mereka lalu bergaul tidak akan menjerumuskanku, dan mereka tidak akan menyeretku asal aku punya pegangan yang teguh dan kokoh diriku sendiri dan cintaku kepadaNya. Niatku hanya menunjukkan jalan, seperti orang pemandu wisata menunjukkan jalan dan terserah pada yang dibelakangnya, mau ikut atau berhenti. Jika Kak mau kembali lagi ya itu terserah Kak, orang nafsi-nafsi, Allah menyuruh hamba bertaubat kepadaNya namun jika orang itu tidak mau ya terserah mereka yang jelas siksa api neraka menanti, jelas lagi neraka itu lebih sangat menyakitkan ketimbang saat kamu kepayahan ingin meneguk lagi. Naitku IngsyaAllah membawa mereka kejalan menuju surga,mengumpulkan amal perbuatan baik seperti dalam agama apa pun yang mengajarkan dan menebarkan kebaikan. Kalau di agama Islam kita sudah sering dianjurkan dan diingatkan lewat ayat-ayat Alquran dan hadist, dulu sih aku remeh, namun sadar nyatanya berbuat itu semua tidak membuat aku bahagia. Apakah ancaman Allah yang nyata juga kita ingkari? Berarti kita belum percaya ya? Akan siksa Allah.] 

Chat itu membuat Barra merenung.

[Rasa takutku dikalahkan dengan hasratku, hingga rasa takut akan nar tidak ada. Marahi saja aku Afrin, siapa tau aku kapok, setiap sebait tulisanmu sangat berarti, jadi aku benar-benar siap jika kau caci maki, karna jujur saja Hadits Ayat Alquran tidak mempan saking banyaknya setan didiriku, aku terbelenggu dan belum bisa berperang,] 

tulisan Barra mengakui kelemahannya.

[Aku tidak memarah, hanya sekedar  mengingatkan diriku juga. Maaf, oke kalau begitu semangatlah bertaubat pelan-pelan namun pasti. Dan ... Satu hal lagi Kak Barra, jika sedang merasa haus, saat itu setan dan diri Barra sendiri sedang berperang, setan mengelabui akal dengan tenaga supernya, lalu yang bisa memerangi akal adalah hati. Di dalam hati ada naluri baik, jadi Kakak jika berniat nyata Allah akan membantu syaratnya yakin Anda. Apa Anda pernah mendengar yang seperti ini, kala manusia masih dijadikan ruh saat itu Allah sudah mempertanyai ruh-ruh tersebut, dilihatkan gambaran bakal kehidupan ruh-ruh itu, ditanya mau lahir tidak kedunia? Kalau tidak Allah menggugurkan kandungan. Jadi bolehlah kita berpikir, sebenarnya hidup adalah pilihan kita sendiri, Allah Subhanahu wata'ala menciptakan dan mengatur semuanya, namun jang lupa Allah menciptakan setan yang ingkar karna Allah pula yang menciptakan neraka. Dan kehidupan ini hanya sebentar, tidak lama sejatinya hanya mengumpulkan sebuah amal yang akan me.bawa kita ke surga atau neraka. Pilihannya ada pada manusia sendiri. Kembali lagi kepada ruh-ruh kita yang dulu belum dimasukkan kedalam raga. Allah sudah membuat janji, namun manusia ingkar, ya seperti itu. Kakak harus semangat Allah Yang Memiliki segalanya dan Maha luas MagfirohNya, harus bertekad Kak, oke] 

Chat itu sangat penting dan sangat berarti untuk Barra, apalagi Afrin mengirim emoji senyum dan memberi semangat penuh.

"Aku benar-benar tersetrum dia tidak meremehkan pendosa sepertiku malah mendukungku. Ya Allah mudahkanlah jalanku menuju jalanMu," ujar Barra mulai ada niatan baik dihatinya. 

[Terima Kasih,]

[Sudah jam satu malam, aku solat dulu, kalau Kak mau solat malam juga siapa tau lebih mudah proses taubatnya. Aku akan berdoa juga, untuk pemuda-pemudi pengabdi negara, mari kita stop dari benda-benda yang merusak akal. Assalamualaikum.] Pamit Afrin.

[Wa'alaikummussalam.] Barra bersemangat ia segera berwhudlu dan solat malam lalu mengajak pegawainya.

Bersambung