webnovel

Masih Mendengarkan Fajar

Akhirnya malam pun tiba, "Malam Novi ...." sapa Andi.

"Tumben sendiri, mana Fajar?" tanya Novi.

"Aku tinggal," jawabnya singkat.

"Kok gitu?" tanya Novi lagi.

"Iyalah aku kan ingin ... Sama kamu," Andi kasih kode pakai jari sambil mengedipkan mata.

"Emang udah bawa ini ... Banyak?" balas Novi sambil kasi kode pakai ibu jari dan jari telunjuk (uang maksudnya).

"Beres ... Minta tehnya dong,"

pinta Andi.

"kok cuma teh biasanya kamu anggur," sahut Novi.

"Lagi males teler," jawab Andi.

"Langsung antar di bilik belakang ya," pinta Andi.

"Mau di bilik apa?" tanya Novi.

"Anggrek," jawab Andi,

Di cafe Bilyard itu memang menyediakan banyak bilik yang biasa dipakai bercinta para pelayan cafe dan para pelanggannya, dari yang kelas biasa sampai yang paling mahal, dan bilik Anggrek itu termasuk yang paling mahal.

Tarif yang dipatok pihak Cafe pun mencapai lima juta untuk satu malam, lima juta adalah tarif yang sepadan dengan sederet fasilitas yang di sediakan, mulai dari tempat tidur yang mewah, televisi, kamar mandi air hangat, room karaoke mini, plus satu kali servis makan untuk dua orang.

Belum lagi untuk bayar ceweknya, dan untuk Novi dia mematok harga lima juta untuk sekali kencan dengan durasi tiga jam, kalau cuma ngobrol, nemenin bilyard itu gak ada tarif tertentu, bisa seratus sampai lima ratusan ribu, bahkan kadang juga gratis tergantung Novi nya sendiri gimana.

Sebenarnya Andi adalah tipe cowok yang irit modal untuk urusan berkencan, biasanya dia lebih memilih cewek yang tarifnya dibawah satu juta.

Baru kali ini dia mau mengeluarkan modal yang gede, itu dikarenakan pesona Novi lah yang telah membuatnya berubah prinsip.

Tetapi sebenarnya Andi sudah memiliki rencana tersembunyi, dia betul-betul terpesona dengan Novi, bahkan dia sangat menginginkan Novi untuk bisa jadi istrinya, tapi dia juga tau kalau Novi gak mungkin mau untuk itu.

Dan untuk mewujudkan mimpinya menjadikan Novi sebagai istri terwujud, maka dia sudah merencanakan untuk tidak akan memakai pelindung ketika sedang bercinta, dengan maksud Novi bisa hamil dan minta pertanggung jawaban darinya.

Tapi dia juga tau kalau, bercinta tanpa pelindung itu menjadi pantangan bagi setiap wanita penghibur, Apalagi Novi, pelayanan tercantik dan terseksi yang ada di cafe yang menjadi impian para lelaki yang datang ke sana.

Andi sudah merencanakan untuk memberi obat perangsang dengan dosis tinggi ke Novi, dengan tujuan kalau obat itu bereaksi dan Novi mulai tidak terkontrol birahinya maka akan sangat mudah baginya untuk melakukan rencana dan menumpahkan semua nafsunya.

Dan setelah membayar uang sewa bilik dan tarif Novi Andi pun mendapatkan kuncinya, lalu Andi pun segera bergegas menuju ke bilik Anggrek, setelah sampai dia pun mulai membuka pintu bilik kelas mahal itu, begitu mulai masuk aroma wangi dan suasana romantis pun dirasakannya, ditambah dengan penerangan yang tidak terlalu terang Andi pun langsung berbaring di tempat tidur empuk warna putih lengkap dengan selimutnya.

"Akhirnya saat yang ku impi-impikan pun tiba, Oh. Novi ...." ucapnya sambil berbaring telentang.

Tidak selang berapa lama pintu bilik pun terbuka, Andi pun melihat wanita pujaannya itu masuk dengan segelas teh hangat di tangannya.

"Aku taruh dimeja ya?" tanya Novi.

Bukannya menjawab Andi malah terlihat bengong melihat wanita pujaannya itu.

"Heh ditanya malah bengong," ucap Novi sambil berjalan menuju meja yang berada di samping tempat tidur.

"Hehehe," Andi cengengesan sambil berguling-guling mendekati Novi yang berdiri di pinggir tempat tidur.

Tanpa banyak ngomong lagi, dengan posisi yang masih duduk, Andi pun langsung memeluk Novi dari arah samping dengan posisi wajah mengarah ke dua gunung belakang punya Novi, sambil membalikkan posisi Novi supaya Membelakanginya hingga wajah Andi benar-benar tepat di areanya dengan posisi hidung berada dibelahannya.

Sambil Menggoyang-goyangkan kepalanya Andi terus menghirup aroma wangi dari Novi yang memang diberi parfum olehnya.

Mendapat serangan yang begitu agresif, Novi pun berusaha mengendalikan Andi yang terlihat sudah memuncak keinginannya tersebut, lalu Novi pun memegang tangan Andi yang sedang memeluknya dengan kuat.

"Heei tahan dulu, udah make pelindung belum?" tanya Novi.

Andi pun melonggarkan pelukannya sambil tertawa kecil "Hehehe belum," ucapnya.

"Ya udah sana pakai dulu," pinta Novi.

Begitu Andi berdiri tiba-tiba bel pintu pun berbunyi bertanda pengantar makanan datang.

"Udah biar aku yang ambil kamu ganti baju yang seksi sana," kata Andi,

Yah bukannya tanpa maksud Andi meminta Novi ganti baju, ini semua sudah direncanakan secara rapi olehnya di samping Novi yang memang masih pakai celana jeans ketat, ketika nanti Novi masuk ruang ganti baju, saat itulah nanti Andi akan memasukkan obat perangsang ke minumannya.

Andi pun bergegas membuka pintu dan begitu pintu terbuka dua porsi nasi putih lengkap dengan ikan bakar dan dua gelas jus alpukat yang berada di atas meja dorong tepat berada didepannya.

Sebelum ditarik nya masuk meja tersebut Andi segera mengeluarkan serbuk kristal yang telah dipersiapkan dan langsung memasukkannya kedalam salah satu jus alpukat tersebut dan langsung di aduk nya pakai sedotan.

setelah itu iapun menarik meja tersebut dan ditaruh dekat sofa kecil yang berada dipojok ruangan.

Sambil menunggu Novi keluar, Andi pun meminum dulu jus yang tidak dikasi obat perangsang tadi, tidak lama kemudian Novi pun keluar dengan hanya memakai baju tidur sepanjang lutut yang cuma diikat tali di bagian tengahnya.

"Ayo makan dulu sayang," panggil Andi.

"Enakan makan dilantai," pinta Novi.

"Iya Wes," jawab Andi sambil mengangkat makanan dari meja dorong.

Sementara itu Novi pun duduk bersila dilantai bilik yang beralaskan permadani warna hitam bermotif bunga warna putih.

Dengan hanya memakai baju tidur yang sangat minim maka nampak lah paha dan juga Cdnya tak terkecuali dua buah dadanya yang cuma di bungkus pakai wadah yang sangat minim.

Melihat pemandangan seperti itu sebenarnya Andi sudah ingin menubruk saja, akan tetapi dia berusaha untuk bisa menahan diri, dia pun berusaha untuk tetap tenang, Andi benar-benar ingin semua berjalan sesuai rencana.

"Suapin aku ya," pinta Andi.

"Boleh ...." sahut Novi.

Akhirnya mereka berdua saling suap-suapan, di tengah-tengah makan, Novi pun mengambil jus alpukat punyanya yang masih utuh, lalu meminumnya kira-kira sepertiganya, lalu melanjutkan makan lagi.

Disaat Novi meminum jus yang sudah dikasih obat perangsang tadi, Andi pun berkata dalam hati,

'Yes yes, ayo habiskan ....'

Novi pun melanjutkan makan beberapa suap lagi sampai akhirnya.

"Udah ah, udah kenyang," ujarnya sambil tangannya meraih jus alpukat dan langsung meminumnya sampai habis.

Dengan ekspresi kegirangan dan juga harap-harap cemas Andi pun terus memperhatikan Novi sambil melihat reaksi dari obat perangsang yang telah habis diminumnya.

Setelah selesai makan Andi pun membereskan sisa makanan dan menaruhnya dimeja dorong tadi, sambil menunggu reaksi dari obat perangsang tadi Andi pun pamit kalau mau ke toilet untuk buang air kecil.

BERSAMBUNG.