"Aku ingat sebuah hadist qudsi yang berbunyi انا عند ظن عبد ى بي Bahwasannya Perlakuan Alloh kepada hambanya itu tergantung seperti apa prasangka seorang hamba kepada-Nya."
"Kemaren-kemaren aku memang sempat merasa stress, hilang semangat, dan hampir putus asa, namun sekarang Alhamdulillah Alloh telah membimbingku untuk selalu pasrah dan selalu berserah diri kepada kuasaNya."
"Sekarang aku hanya punya satu keinginan dan keyakinan bahwa Fajar bila saatnya telah tiba dia pasti akan berubah" beber Haji Somad memberi penjelasan kepada istrinya tersebut.
Melihat waktu telah menunjukkan pukul sembilan Haji Somad seperti biasa mau berkeliling ke toko-tokonya.
"Oya Bu, Ayah mau ke toko, Ibu mau ikut apa di rumah aja?" Tanya Haji Somad pada istrinya.
"Di rumah aja Yah, badan Fina lagi demam," balas Bu Eni sambil mengelus-elus kepala Putrinya yang terlihat lemah di gendongan.
Dan sesekali terdengar suara lirih Fina menangis.
Haji Somad pun segera menaiki mobil Pajero Sportnya, setidaknya ada di delapan tempat tokonya yang tersebar di seluruh wilayah kota Surabaya, ada tiga tempat di Jember dan dua lagi di Banyuwangi.
Dengan begitu banyak nya toko yang dimiliki, dan di tiap satu toko ada lima puluh karyawan, maka tidak kurang dari enam ratus lima puluh karyawan yang dipekerjakan oleh Haji Somad.
Dan Haji Somad menggaji para karyawannya itu dalam satu bulan dua juta, dan untuk para sopir tiga juta, jadi untuk menggaji para karyawannya saja dalam satu bulan beliau bisa menghabiskan uang sampai satu milyar lebih.
Sungguh Orang kaya yang benar-benar kaya, dan semakin sempurnanya lagi beliau juga orang yang sangat dermawan.
Sangat ironi memang jika orang sekelas Haji Somad itu memiliki putra yang hanya berprofesi sebagai buruh kasar di gudang buah, tidak sedikit pula orang yang menyayangkan dengan jalan hidup yang dipilih oleh Fajar.
Bagi orang yang tidak teliti dengan rahasia Tuhan yang ada di tiap-tiap prilaku hambanya dan hanya satu aspek dia memandang, maka sangat bisa dipastikan orang tersebut akan salah dalam menyimpulkan.
Pandangan manusia sangatlah terbatas untuk melihat keunikan cara Tuhan di dalam menjalankan kuasa-Nya.
Banyak kisah yang bisa dijadikan teladan bagi manusia dari orang-orang yang sebelum mendapatkan hidayah dia sangat jauh dari kata orang baik, bahkan perbuatan dosa yang dilakukannya kadang sudah melewati batasan lumrah nya para Pendosa itu melakukan.
Namun karena ada satu hal baik yang dilakukannya atau perbuatan baik itu dilakukan oleh orang-orang terdekatnya yang dimana kadang dia dan orang yang melakukan itu tidak pernah menyadari akan kebaikan tersebut, namun ternyata kebaikan itu sangat berharga di hadapan Allah.
Dan akhirnya kebaikan tersebut dijadikan Alloh sebagai alasan untuk merubahnya menjadi orang baik bahkan termasuk dalam golongan orang-orang pilihan.
Ambil contoh ketika Alloh merubah seorang pendosa yang bernama Bisyri Al haafi dari semula seorang kaya yang gemar menghamburkan hartanya untuk main perempuan, mabok dan sejenisnya.
Namun hanya karena kebaikan yang terlihat sangat remeh akhirnya Alloh merubahnya menjadi seorang Wali Agung.
Perbuatan tersebut tidak lain terjadi ketika suatu saat di waktu dini hari, sehabis Bisyri hendak pulang dari tempatnya berpesta miras, ditengah perjalanan dia menemukan secarik kertas yang terdapat tulisan lafadz:
بسم الله الرحمن الرحيم,
Maka diambilnya kertas tersebut dan lalu dibersihkan kemudian dibawanya pulang dan sesampainya di rumah dia membeli minyak wangi kemudian di percikannya minyak wangi itu ke kertas tersebut dan kemudian menyimpannya ditempat yang bersih dan mulya.
Dan Bisyri tidak pernah berpikir bahwa apa yang dilakukannya itu ternyata menjadi sebab Allah mengirimkan berita lewat mimpi salah satu kekasihNya, bahwa karena dia telah membersihkan nama Nya maka Allah pun akan membersihkan dirinya dari dosa, karena dia telah mensucikan nama Nya maka Allah pun juga akan mensucikan dan mengharumkan nama nya di dunia dan akhirat.
Ini lah salah satu yang menjadikan Haji Somad masih berkeyakinan bahwa suatu saat Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkannya di sela-sela Amal ibadah yang beliau lakukan, baik ketika sholat, mengaji, dan tiap kali bersedekah, selalu saja Haji Somad tidak pernah lupa dan bosen untuk selalu meminta supaya Alloh berkenan memberikan hidayah kepada putranya yaitu si Fajar.
Tentang bisnisnya yang demikian banyak gak mungkin Haji Somad mampu mengontrolnya sendiri, beliau memiliki beberapa orang yang dipercaya untuk mengawasinya.
Dan dari kesekian toko yang dimilikinya itu toko yang ada di komplek pasar Kapasan lah yang dijadikannya sebagai toko induk.
Kalau di toko cabang ada lima puluh karyawan, untuk di toko induk Haji Somad mempekerjakan tidak kurang dari delapan puluh tenaga kerja.
Pas disaat Haji Somad sedang berada di toko induk, tiba-tiba beliau mendapat telpon dari salah satu karyawannya yang ditugaskan untuk mengirim barang ke Jember dan Banyuwangi, bahwa mobil yang mereka tunggangi itu dibegal perampok dijalan kanal panjang Lumajang, dan saat ini karyawannya itu sedang berada di kantor Polisi untuk melaporkan kejadian itu.
Mendengar berita itu Haji Somad segera minta supaya bisa ngomong langsung dengan Pak Polisi, lalu pegawainya itu langsung memberikan telponnya kepada Polisi yang sedang berjaga.
"Assalamu'alaikum ... Halo Pak Polisi," ucap Haji Somad.
"Wa'alaikumsalam ... dengan Bapak siapa ini?" Tanya Polisi.
"Ini Pak, dengan Haji Somad juragan anak yang kena rampok itu," terang Haji Somad.
"Oiya ... iya, jadi gini, ini tadi anak buah Bapak baru saja melapor kalau dia berdua habis kena begal, ya kira-kira satu jam yang lalu dan kami sudah memerintahkan para petugas memburu para perampok itu." terang Polisi.
"Oiyaa makasih Pak atas bantuannya, semoga para perampok itu bisa diamankan," balas Haji Somad.
"Semoga saja secepatnya," timpal Polisi.
"Saya pesan Pak, misalnya nanti perampok itu bisa ketangkep tolong nanti saya bisa dipertemukan dengannya," pinta Haji Somad.
"Oke Pak, Siap!" Sahut Polisi.
Seusai menutup telpon Haji Somad pun segera memanggil Pak Rohman sopirnya untuk diajak menemui dua karyawannya yang sedang berada di kantor Polisi Lumajang.
"Ayo Pak temani aku ke Lumajang," Haji Somad mengajak.
"Oke Pak siap," jawab Pak Rohman.
Lalu berangkat lah mereka berdua ke Lumajang, sambil jalan nampak Haji Somad menelpon istrinya untuk berpamitan.
"Bu, aku sekarang mau ke Lumajang," ucap Haji Somad.
"Kok mendadak Yah, emang ada apa?" Tanya Bu Eni.
"Mau ke Kantor Polisi, Anak-anak kena musibah," ucap Haji Somad.
"Musibah kenapa Yah?" Tanya Bu Eni penasaran.
"Mobilnya kena begal, tapi sekarang sudah ditangani oleh kepolisian," terang Haji Somad.
"Do'akan saja semoga perampoknya bisa lekas ketangkap," lanjut Haji Somad.
"Iya Yah, semoga saja, dan Ayah hati-hati dijalan, kalau udah selesai lekas pulang lho, soalnya Fina nangis nanyain Ayah terus," balas Bu Eni memberi tahu tentang putrinya yang memang sedang sakit.
Bersambung.