webnovel

Terus Cium Aku Sampai Aku Puas

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Ekspresi wajah Zhan Muqian masih tetap datar, namun, perilakunya jelas menunjukkan bahwa dirinya menyetujui untuk bekerja sama dengan Jiang Mianmian atas sikap manjanya yang dibuat-buat. Tubuhnya yang tinggi besar sedikit membungkuk dan perlahan menggendong tubuh gadis itu hingga terlihat seperti putri kecil kerajaan. Zhan Qiyou yang menyaksikan adegan itu hampir kesulitan untuk bernapas dan tidak tahan untuk berada di sekitar mereka. Sang gadis adalah peri kecil yang begitu dia sukai dan sang pria adalah paman keduanya yang sedari kecil dihormatinya.

Zhan Muqian, paman keduanya adalah panglima berpangkat tinggi dan telah ditempatkan di pangkalan militer khusus selama bertahun-tahun, oleh karena itu, hubungannya dengan para tetua yang memiliki jabatan tinggi di keluarga dapat terbilang sangat dekat. Pangkat yang dimiliki paman keduanya pun juga tidak bisa dipandang sebelah mata, dia benar-benar tumbuh dewasa dengan baik. 

Seringkali Zhan Qiyou mendengar desas-desus mengenai kepribadian paman keduanya. Selama lebih dari sepuluh tahun, sepengetahuannya, paman keduanya tidak pernah dekat dengan wanita mana pun, hal ini bukan dikarenakan pangkatnya yang terlalu tinggi ataupun karena takut dengan wanita, menurutnya paman keduanya itu benar-benar muak soal masalah wanita. Paman keduanya adalah orang yang cuek dan memiliki temperamen buruk kepada wanita, selain kepada wanita yang sangat dihormatinya. Bukan hanya tidak pernah memandang mereka, tetapi tubuhnya juga tidak bisa untuk didekati oleh siapapun.

Namun saat ini, ketika Zhan Qiyou diabaikan oleh Jiang Mianmian dan Zhan Muqian, dia mengamati ekspresi paman keduanya dan melihat wajah dingin itu menampakkan senyuman. Bahkan akhir-akhir ini paman keduanya terlihat lebih sering tersenyum. Memanjakan seorang wanita sepertinya memang perilaku yang tepat untuk pria menunjukkan cinta yang begitu besar, apalagi paman keduanya adalah panglima yang berprinsip.

Di sisi lain, Jiang Mianmian digendong oleh Zhan Muqian menaiki tangga menuju kamar tidurnya. Sandiwara yang dilakukan mereka sukses besar, dia pun tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaan di wajahnya. Saat ini, dia terlihat seperti seekor rubah kecil yang terbang tinggi ke langit. 

Dua tangan kecil dan lembut milik Jiang Mianmian melingkar ke leher Zhan Muqian. Beberapa detik kemudian, bibirnya menyentuh bibir sang panglima perang, lembut dan hangat. Dia pun perlahan semakin mengarahkan wajahnya mendekat ke wajah sang panglima dan mencium bibirnya dengan sangat centil. Pria itu pun tetap diam tidak berkutik sama sekali, namun suhu tubuhnya tidak terkendali, perlahan-lahan naik hingga terasa panas.

Ditinggalkan oleh pasangan itu, Zhan Qiyou bergegas keluar dari vila Zhan Muqian menuju ke arah mobilnya, dia masuk ke dalamnya dan membanting pintu mobil dengan begitu keras. Dia menyadari saat ini emosinya tak terkendali karena marah dan juga cemburu dalam waktu yang bersamaan. Dia sangat mengenal Jiang Mianmian karena telah begitu lama bersamanya, dia tahu gadis itu adalah seorang pemberontak, perokok, peminum dan suka berkelahi. Gadis itu adalah yang terburuk di Jincheng, bahkan dia pernah melihatnya mabuk, berkelahi dan memukul orang dengan sangat kejam. Tapi dia belum pernah melihat gadis itu bertingkah centil dan sangat lembut. Tidak pernah sekalipun.

Tangan Zhan Qiyou bergetar ketika memegang kemudi mobil, dia memegangnya dengan begitu erat seolah ingin menghancurkan kemudi itu. Dia tidak mengerti mengapa dia begitu cemburu, gadis yang disukai paman keduanya, tidak akan bisa direbut, lagipula dia tidak akan berani melakukannya. Di dunia ini, tidak akan ada yang berani merebut gadis milik Zhan Muqian.

Terlebih lagi gadis itu adalah Jiang Mianmian. Dulu, dia tidak begitu menyukainya, karena yang bisa dilakukannya waktu itu hanyalah marah-marah dan bersikap kasar. Dia berpikir bahwa Jiang Li yang elegan nan menawan adalah gadis yang paling tepat untuknya. Tetapi dia tetap tidak bisa mengendalikan emosinya ketika melihat Jiang Mianmian mencium paman keduanya. Ekspresi lembut dan centil itu membuatnya muak dan rasanya ingin melawan pria yang menggendongnya itu.

***

Di kamar tidur.

Jiang Mianmian dibaringkan di pada ranjang besar oleh Zhan Muqian. Dia jatuhkan ke tempat tidur dengan pantat kecilnya yang mendarat terlebih dahulu. Tepat setelah dia menggerakkan tubuhnya, pria itu tiba-tiba mengepalkan pergelangan tangannya. "Kenapa?" Tanyanya tidak mengerti.

Zhan Muqian menyipitkan mata dan tersenyum genit, "Bukankah kamu ingin menciumku, teruslah mencium sampai aku puas."