webnovel

Kamu Sudah Menikah, Terima Nasibmu Untuk Menjadi Nyonya Muda

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Jiang Mianmian yang berada di depan Zhan Muqian mulai membuka mulutnya dan merayunya, namun wajah sang panglima perang tidak berubah. Dia meliriknya dengan ekspresi muka datar dan berkata, "Tidak bisakah kamu menghafal? Berdasarkan peraturan keluarga, jika kamu tidak mendengarkan perintahku, itu berarti…" Nada bicaranya terdengar sangat serius, akan tetapi matanya melirik kasa yang terbalut di lutut gadis itu dengan pandangan penuh arti.

Membayangkan hukuman yang ada di dalam peraturan keluarga itu membuat pipi Jiang Mianmian terasa terbakar dan tiba-tiba berubah warna menjadi merah muda. Surga dan hati nurani bumi tunjukkan keadilanmu, batinnya. Menurutnya, meskipun dia bukanlah gadis yang baik, dia hanyalah bajingan kecil yang tidak sengaja terjebak dalam kondisi ini. Jiwanya tidak ternoda, namun tubuhnya dia benar-benar ternoda oleh bajingan tua itu. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan kata peraturan keluarga itu, yang salah adalah isi di dalamnya yang terlalu aneh menurutnya.

Jiang Mianmian pun tidak bisa berbuat banyak lagi, dia kemudian hanya bisa berlutut seperti sedang memohon ampun. Ya Tuhan! Bagaimana aku bisa merendah begini, batinnya. Dia menatap Zhan Muqian dan berkata, "Panglima perang, lututku terluka parah oleh pecahan kaca. Kamu serius akan tetap 'melakukannya'? Sebenarnya kamu ini berperikemanusiaan tidak sih?"

"Tentu saja," Zhan Muqian berkata sambil tersenyum, wajah tampannya sangat misterius dan menunjukkan ekspresi berbahaya. "Lututmu sangat rapuh, kamu tidak boleh terluka lagi."

Jiang Mianmian menghela nafas lega, tepat ketika dia berpikir bahwa Zhan Muqian akan mengatakan sesuatu hal yang lain lagi, tubuhnya tiba-tiba diangkat dari tempat tidur. Dia kebingungan untuk beberapa saat, ternyata panglima itu membawanya ke ambang jendela tempat sinar matahari masuk ke kamarnya. 

Zhan Muqian kemudian menurunkan Jiang Mianmian dari gendongannya sambil menyeringai. Kemudian dia membuka jendela dengan dorongan yang kuat, lalu menepuk wajah kecilnya pelan, "Berdiri dan diam di sini untuk beberapa saat."

Tanpa berpikir panjang, Jiang Mianmian langsung berdiri dengan cepat. Hingga akhirnya, Zhan Muqian menekan pinggangnya dengan lembut, telapak tangan besarnya tidak ragu untuk membuka pakaian gadis itu dan menariknya ke bawah.

Jiang Mianmian secara refleks berteriak. Setelah mengetahui apa yang akan dilakukan Zhan Muqian, dia berjuang keras untuk melepaskan diri, "Bajingan, lepaskan aku! Aku tidak mau! Sangat tidak mau! Kamu tidak bisa memaksaku menjadi gadis yang kuat dalam hubungan setelah pernikahan!" Namun, dia dibelenggu oleh kekuatan yang besar. Dia terus berjuang melepaskan diri, memalingkan kepalanya dan tidak mau menatap wajahnya. 

Beberapa saat kemudian, Jiang Mianmian melihat Zhan Muqian membuka celananya. "Zhan Muqian, kamu berani untuk memaksaku? Aku akan pergi ke pengadilan militer untuk menuntutmu! Pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan terhadap wanita, aku akan menuntutmu untuk itu semua!"

Bibir tipis Zhan Muqian sedikit mengerucut dan sedikit miring, ekspresinya tampak berbahaya, membuatnya terlihat seperti orang gila. "Aku tidak memaksamu untuk menandatangani aturan keluarga hitam diatas putih. Itu adalah kesepakatan bersama. Tidak ada gunanya pergi ke pengadilan militer."

Pikiran Jiang Mianmian tidak karuan sehingga membuat kakinya gemetar karena ketakutan, ditambah lagi dengan rasa sakit di lututnya. Dia benar-benar tidak memiliki persiapan psikologis untuk kehidupan setelah menikah.

"Terimalah nasibmu menjadi nyonya muda. Sekarang, lebarkan kakimu!" Perintah Zhan Muqian

Jiang Mianmian sekarang menyadari bahwa Zhan Muqian tidak bisa dilawan dengan cara yang keras maupun lunak. Untuk sejenak, dia merasa menyesal telah berurusan dengannya. Gadis yang saat ini jantung dan juga kakinya gemetaran itu menggigit bibirnya dengan menyedihkan, dia berusaha mati-matian untuk menahan agar air matanya tidak keluar.

"Paman… paman Zhan, suamiku… kakiku sakit, aku tidak kuat menahan pinggangku, aku tidak akan bisa melakukannya dengan baik saat ini. Beri aku sedikit waktu, aku yakin, aku pasti akan melakukan yang terbaik untuk 'itu' lain kali." Kata Jiang Mianmian masih mencoba agar bisa membebaskan diri. Dia telah mengakui kesalahan dan mengajukan kompromi, tetapi Zhan Muqian tidak terlihat akan menghentikan kegiatannya. Satu tangannya di pinggang Jiang Mianmian dan tangan lainnya 'di bagian bawah'.

Jiang Mianmian secara refleks berteriak, "Ahhh… Paman, disitu, di dalam situ, kamu tidak boleh menyentuhnya!" 

Senyum di bibir Zhan Muian malah semakin dalam, dia kemudian berkata dengan nada serius, "Apa itu dilarang? Mengapa aku tidak boleh menyentuhnya ketika kita sudah menikah?"