webnovel

Kak Mianmian Bertengkar Dengan Panglima Perang. Panglima Tidak Memukulnya, Kan?

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Jiang Mianmian menatap Zhan Muqian dengan galak. Sepasang matanya berair, lalu dia berteriak dengan penuh kemarahan, "Baiklah, aku akan mencari pria dan melakukan hal-hal yang melewati batas. Lagipula, tidak ada perbedaan antara tinggal di penjara dan tinggal bersamamu." Saat dia mencoba untuk bangun, saat itu pula dia didorong kembali ke tempat tidur oleh panglima perang itu.

"Zhan Muqian, kamu…" Jiang Mianmian meronta.

Zhan Muqian membungkukkan badannya dan menggigit bibir Jiang Mianmian yang bergetar. Bibir itu terasa lembap dan empuk seperti Jeli. "Bagaimana bisa kamu tampak tua hari ini, apa kamu tidak ingin membersihkan diri agar terlihat lebih baik? Atau kamu ingin aku membersihkanmu di tempat tidur?"

Hati Jiang Mianmian geregetan, dia mengulurkan tangannya dan mencoba mencakar Zhan Muqian. "Bajingan! Jelas-jelas kamu yang membuatku marah dan menjadikanku tampak berantakan!" Ujarnya penuh emosi.

Mata gelap Zhan Muqian yang tampak berbahaya melihat bagian tubuh paling lembut Jiang Mianmian, yaitu payudaranya, terlihat jakunnya yang bergerak karena menelan ludah. Pertumbuhan gadis itu memang benar-benar sempurna, namun dia tidak berpikir untuk 'memangsanya', lagipula tidak enak jika melakukannya sekarang karena masih terlalu kecil.

Jiang Mianmian menatap mata Zhan Muqian yang tampak semakin bergairah, dia berkata dengan lemas, "Paman… Paman Zhan, tolong biarkan aku pergi. Aku tidak akan membuat masalah dan melawanmu lagi, aku akan menghafal kembali rumus itu dan kamu bisa mengujiku besok…"

Pandangan Zhan Muqian jatuh pada kasa yang membalut lutut Jiang Mianmian. Dia masih terluka, ini merupakan sebuah masalah dan ada masalah yang lebih rumit lagi, dia tidak mau tinggal bersamaku. Apakah aku harus tetap menahannya kalau dia masih terus melawanku? Benar-benar pertanyaan yang harus dipertimbangkan, batinnya.

Jiang Mianmian yang berada di bawah tubuh Zhan Muqian masih tetap berjuang melepaskan diri walaupun tubuhnya sudah terasa lemah. Dia terus mendorong tubuhnya dan menghalanginya untuk mendekat, namun dia dipenuhi ketakutan, takut sang panglima akan marah atas perilakunya.

Zhan Muqian Akhirnya membalikkan badan dan bangkit dari tempat tidur. Dia menegakkan badan dan merapikan pakaiannya, lalu berkata, "Hafalkan dengan baik, aku akan mengujimu setelah dokter melepas kasa di lututmu."

Jiang Mianmian pun menghembuskan napas lega, dia menatap Zhan Muqian dengan penuh tanya. Apa yang dipikirkan pria tua misterius itu? Batinnya.

***

Seminggu kemudian.

Siswa kelas 3 SMA Gezhi memulai ujian semester. Jiang Mianmian berbaring di meja setelah menyelesaikan ujian terakhir. Saat dia akan tertidur, tiba-tiba terlintas dipikirannya, Dimana Zhan Muqian?

Sejak berdebat seminggu lalu, saat Zhan Muqian menggendongnya dari tempat tidur dan membawanya ke ambang jendela untuk menghukumnya karena melanggar peraturan keluarga, dia tidak pernah pulang ke rumah. Meski penasaran, dia tidak bertanya kepada pelayan di rumah kemana sang panglima pergi dan apa yang dilakukannya baru-baru ini, dia berharap pelayan sendiri yang memberitahunya tanpa bertanya. Sayangnya, tidak ada informasi apa pun mengenai hal itu. Apakah itu karena aku tidak membolehkannya untuk tidur bersama? Pikirnya.

Zhan Muqian memang lebih sering tinggal di pangkalan militer. Keluarga Zhan juga memiliki rumah tua dengan sejarah panjang di kota, dia juga memiliki banyak rumah. Jadi, vila yang ditempati Jiang Mianmian itu mungkin hanyalah tempat menginap, bukan rumah aslinya.

***

Beberapa teman dekat Jiang Mianmian jelas mengetahui bahwa dia tidak berperilaku normal seperti biasanya akhir-akhir ini. Gong Xiaoqi tiba-tiba bertanya pada Gong Qiao, "Apakah Kak Mianmian bertengkar lagi dengan Jiang Li?"

Gong Qiao menggelengkan kepalanya dan berkata dengan penuh arti, "Kak Mianmian sekarang ini sudah berkeluarga. Pria itu adalah satu-satunya yang bisa membuatnya kehilangan jiwanya."

"Maksudmu panglima perang?" Tanya Gong Xiaoqi dengan wajah terkejut. Dia lalu melanjutkan perkataannya, "Maksudmu Kak Mianmian bertengkar dengan panglima perang? Panglima perang tidak memukulnya, kan? Apakah kita perlu membalas dendam untuk Kak Mianmian?"

Jiang Mianmian yang sedari tadi berbaring di atas meja akhirnya bangkit, menepuk bahu Gong Xiaoqi. "Siapa yang berani mengalahkanku? Balas dendam untuk aku…" Dia lalu mengerutkan hidungnya dan terdiam untuk beberapa detik, "Aku sudah lama tidak bertemu Zhan Muqian."