webnovel

Bersandar ke Dinding, Bangun dan Temui Aku Di Atas

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Zhan Qiyou berkata dengan wajah serius, "Mianmian, sekarang ini para tetua keluarga Zhan belum memberi perhatian lebih akan masalah ini. Kamu sebaiknya sesegera mungkin membuat garis batasan dengan paman keduaku."

Jiang Mianmian menyipitkan mata pada Zhan Qiyou. Peringatan dan kekhawatiran bocah satu itu mengingatkannya akan satu hal. Jika sudah berkata seperti itu, dia akan melakukan segala cara untuk mewujudkan keinginannya, seperti kejadian beberapa tahun lalu. 

Pernah suatu malam, saat Jiang Mianmian melewati kamar Jiang Li, dia mendengar percakapan intens antara seorang wanita dan seorang pria. Pagi berikutnya, dia terpana melihat Zhan Qiyou muncul di meja makan istana presiden, dengan lembut memeluk Jiang Li dan mengumumkan hubungan cinta mereka dengan cara yang luar biasa.

Memikirkan hal itu, Jiang Mianmian mengerucutkan bibirnya, tangan putihnya lalu mencolek bahu Zhan Qiyou dan berkata, "Tuan Muda Zhan, aku tidak tahu kenapa kamu datang untuk mengganggu pernikahanku dengan paman keduamu, tetapi jika kamu bersedia untuk mencampakkan Jiang Li, wanita yang terkenal di Jiancheng dan membiarkan dunia tahu kamu telah melakukannya, maka aku mungkin akan berminat untuk mempertimbangkan saranmu."

Wajah Zhan Qiyou tiba-tiba berubah, "Mianmian, Jiang Li adalah gadis yang baik. Aku tidak mengerti mengapa kamu begitu memusuhi dia…"

Jiang Mianmian tak memedulikannya dan bersiap untuk berjalan kembali ke ruang kelas, lalu dia berbalik sembari tersenyum, "Pikirkan saja keponakan mu dan bibi kedua mu ini akan menjagamu."

***

Sepulang sekolah, sopir yang dikirim oleh Zhan Muqian datang menjemput Jiang Mianmian dan membawanya kembali ke vila. Rupanya, vila itu kosong, sang pemiliknya belum juga kembali. Dia berpikir kalau pria itu tidak akan kembali dalam 10 hari atau sekitar setengah bulan. Dia baru saja berpikir soal ke mana dirinya harus pergi malam ini, ketika Gong Qiao meneleponnya.

Pukul 8 malam.

Gong Qiao akhirnya datang membawa beberapa teman-temannya ke vila pribadi Zhan Muqian. Kepala Jiang Mianmian berasa mendidih. "Tidak mungkin! Kak Mianmian sudah menikah? Kamu serius? Kenapa kamu bisa tiba-tiba berpikir untuk menikah?"

Jiang Mianmian bersandar di sofa dan merentangkan tangannya, "Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidur dengan seorang pria tua saat itu, dia sangat kolot sehingga ingin bertanggung jawab atas perbuatan kami."

Gong Qiao tertawa mendengar penjelasan Jiang Mianmian, dia lalu berkata, "Kak Mianmian, kamu benar-benar berhasil! Tiga pil perangsang yang kamu minum telah menaklukkan panglima Zhan Muqian yang memiliki kekuatan besar. Paman ini pasti akan melindungimu untuk kedepannya, jadi ibu tirimu di istana presiden tidak akan berani mengganggumu lagi."

Berbeda dengan Gong Qiao, Gong Xiaoqi malah sedikit khawatir. Dia merendahkan suaranya dan bertanya, "Apakah kamu benar-benar tidur dengan panglima perang itu? Bagaimana bisa? Bukannya dia menolak?"

Jiang Mianmian menepuk wajah kecilnya, dia sungguh tidak tertarik dengan topik tersebut.

***

Pada pukul satu pagi, pintu vila Zhan Muqian tiba-tiba terbuka.

Saat itu, Jiang Mianmian tengah bersandar di bahu teman baiknya sambil bermain kartu dalam keadaan mabuk dan hampir tak sadarkan diri. Segerombolan anak-anak muda di vila itu melihat ke arah pintu. Tampak Zhan Muqian yang mengenakan seragam pasukan khusus dan tanpa ekspresi di wajahnya, namun postur tubuhnya seolah-olah seperti penguasa dunia. Dia tidak membuka mulutnya sama sekali, hanya dengan tatapan yang dalam dan suram, dalam sekejap semua kelinci kecil itu ketakutan bagaikan bocah yang ingin kembali ke rahim ibunya.

"Panglima perang… kamu sudah kembali!" 

"Selamat malam, paman Zhan!" sapa seseorang.

"Ayo, ayo keluar dulu…" kata anak lainnya.

Namun Jiang Mianmian belum juga sadar atas apa yang terjadi, padahal teman-temannya sudah berhamburan keluar vila. Tak berapa lama, dia menarik dengan kasar rambutnya sendiri, lalu menyipitkan matanya dan tersenyum pada Zhan Muqian di depannya. "Zhan, paman Zhan…" Aroma asap rokok dan anggur yang kuat darinya membuat pria itu mengerutkan kening.

"Jiang Mianmian, aku beri kamu waktu tiga detik! Berdiri, bersandar ke dinding, bangun dan naik ke atas untuk menemuiku!" perintah Zhan Muqian.