Kaif, Fadhil dan Ifa berjalan cepat di koridor rumah sakit. Mereka langsung menyusul Kirana, Ashila dan Hanan yang lebih dulu membawa Aghnia.
"Sayang, bagaimana keadaan putri kita?" Kaif langsung memeluk Ashila yang sedang cemas.
"Belum tahu Gus, Dokter masih didalam, kita masih menunggu hasilnya." Semua orang merasa sangat khawatir. Aghnia baru berusia dua hari, kenapa mengalami demam? Apakah karena kemarin dehidrasi atau apa? pikiran mereka semua berkelana dan menebak-nebak apa yang terjadi kepada bayi mungil itu.Tidak berapa lama, dokter keluar dan berbicara kepada mereka semua yang menunggu diluar ruang UGD.
"Bagaimana Dokter keadaan putri saya?" Ashila dan Kaif bertanya secara bersamaan.
"bapak, ibu, bayi kalian mengalami penyakit hemolitik, kita masih memeriksa apakah kadar bilirubinnya tinggi atau rendah. Kalau ternyata kadar bilirubinnya tinggi, kita harus melakukan transfusi ganti darah. Nanti kalian harus memutuskan darah siapa yang akan kalian gunakan. Apakah milik ayahnya atau ibunya, kita tunggu satu jam ya bapak-ibu.." Dokter menjelaskan kepara semua orang yang menunggui Aghnia.
"Baik Dokter, kebetulan golongan darah kami sama." Kaif dan Ashila memang kebetulan memiliki golongan darah yang sama.
"Wah, bagus sekali... itu akan lebih mudah. Kita tidak perlu menggantinya kalau begitu, kita hanya akan melakukan transfusi darah saja." Dokter merasa agak lega.
"Tetapi apa yang menyebabkan putri kami mengalami hal ini dokter, apakah karena dehidrasi? soalnya Asi ibunya baru keluar hari ini dan dari kemarin sejak dia kami bawa pulang dia lebih banyak tertidur.?" Kaif ingin mengetahui penyebabnya.
"Mungkin ini terjadi saat proses persalinan, jika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya atau terjadi robekan pada tali pusar." Ketika dokter selesai bicara Kaif dan Ashila merasa heran karena saat putri mereka lahir semuanya baik-baik saja dan hal itu juga disampaikan oleh dokter yang menangani mereka pada saat itu.
Apalagi golongan darah kedua orang tua dari bayi ini sama, jadi kemungkinan bayi mereka mengalami masalah ini sangat kecil. Tetapi mereka akan menunggu satu jam untuk memastikan semuanya,. Saat ini Kaif merasa agak aneh, dia menjadi Kahawatir.
Tetapi dia hanya memendam sendiri kekhawatirannya, takut Ashila menjadi kepikiran. Itu akan membahayakan kesehatannya yang belum pulih seratus persen meski dia sehat saat ini, tetapi rasa terkejut yang sangat besar akan membahayakannya.
Satu jam kemudian.
"Bapak ibu, ternyata benar kadar bilirubin putri anda sangat tinggi. Jadi kita membutuhkan transfusi darah sekarang, karena infus yang membantu putri anda hanya bersifat sementara." Setelah dokter membacakan hasil tes laboratorium, Kaif kemudian menawarkan diri untuk melakukan transfusi darah kepada putrinya, seorang perawat menyerahkan hasil tes darah Aghnia kepada dokter.
"Untung saja golongan darah ayah dan ibu bayi ini sama, jadi tidak begitu membahayakan karena golongan darah ini sangat sulit ditemukan." Dokter menghela nafas lega. Tetapi Kaif dan Ashila malah bingung, lalu keduanya saling menatap.
"Dokter, sejak kapan golongan darah A menjadi darah yang sulit ditemukan?" tanya Kaif kepada dokter yang sekarang malah lebih bingung dari Kaif dan Ashila.
"Tetapi golongan darah putri bapak dan ibu adalah O, bukan A." Saat dokter menyerahkan hasil tes darah yang baru saja mereka ambil, Kaif dan Ashila langsung memucat. Terutama Kaif, berarti dugaannya benar lalu dia menatap mata dokter dengan tajam.
"Apakah mungkin dokter, seorang anak memiliki golongan darah yang berbeda dari kedua orang tuanya?" Kaif bertanya dengan nada yang menakutkan
"Sebenarnya itu bisa saja terjadi pak, tetapi apabila golongan darah kalian berberda Misal bapak memiliki golongan darah A dan ibu memiliki golongan darah B maka putri anda bisa saja memiliki golongan darah A atau B atau AB atau bahkan O, tetapi kalau golongan darah kalian sama sudah pasti putri kalian akan memiliki darah yang sama dengan kalian berdua.
Jika ada kasus seperti ini, ada kemungkinan mungkin bayi kalian telah tertukar." Dokter mengatakannya dengan sangat hati-hati karena ini menyangkut nama baik rumah sakit ini juga, karena Aghnia dilahirkan disini.
"Te,,r,,ter..tukar?" Ashila langsung lemas dan tidak sadarkan diri. Kirana dan Ifa kemudian menunggui Ashila yang telah dibawa ke UGD untuk beristirahat. Sementara Kaif, Hanan dan Fadhil mengurus masalah ini. Kaif langsung disarankan melakukan tes DNA untuk membuktikan apakah Aghnia putri kandung nya atau bukan.
Sementara Hanan mencari informasi apakah semua bayi yang dilahirkan pada saat yang sama dengan Aghnia sudah keluar dari rumah sakit semua atau masih ada yang tinggal.
"Kaif, semua bayi yang lahir bersamaan dengan Agnia ada lima orang yang melahirkan hari itu termasuk Ashila, tetapi yang dua orang melahirkan bayi laki-laki dan mereka juga masih ada disini. Seorang bayi lagi masih ada disini, sekarang sedang dilakukan tes darah dan DNA.
Sementara yang seorang lagi sudah pulang sebelum kalian pulang, Abi sudah menyuruh kang Fatih untuk mencari alamat rumah mereka dari data yang diberikan oleh pihak rumah sakit, jadi kita masih harus menunggu sekarang.
"Bapak, lalu bagaimana sekarang dengan bayi ini? kita harus segera menyelamatkannya." Dokter mengingatkan semua orang bahwa masih harus menyelamatkan bayi yang kini sedang berada di dalam masa kritis.
"Apakah ada cara lain menyelamatkannya sementara kita menunggu hasil tes dan mencari keberadaan orang tua kandungnya dokter?" Kaif sangat cerdas dia yakin pasti ada jalan lain untuk menyelamatkan nyawa bayi itu.
"Ada pak, dengan memberikan cairan infus khusus. Tetapi harganya sangat mahal." Dokter menunduk merasa agak takut dengan ketiga lelaki tampan dan tinggi yang kini mengelilinginya.
"Lakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya dokter, kami yang akan menanggung semua biayanya." Kaif segera memutuskan karena bagaimanapun juga bayi itu sangat menggemaskan dan kaif sudah mulai menyukainya. Dia sudah menganggap Aghnia seperti putri kandungnya. Kaif berhrap kalau putrinya yang entah dimana keberadaannya segera bisa ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja.
"Umi, bagaimana keadaan Aghnia? lalu dimana putriku Umi, Bunda?"Ashila terisak saat tersadar dari pingsannya, dia hendak bangun tetapi ditahan oleh Kirana dan Ifa.
"Sayang, kamu pulihkan dulu tenagamu! Kaif dan Abi juga Ayahmu sedang mengurusi masalah ini. Masih ada bayi yang lahir bareng Aghnia yang masih berada disini, kamu tenang dulu ya kita masih menunggu hasil tesnya." Kirana yang memiliki ketenangan yang sangat luar biasa menghibur menantunya. Sementara Ifa memeluk putrinya, dia membelai punggung Ashila dengan lembut hingga hatinya kini merasa agak tenang.
"Iya nak, semua akan baik-baik saja sayang. Dan putrimu akan segera ketemu, yakinlah dia akan baik-baik saja bersama orang yang saat ini merawatnya. Yang penting kita selamatkan dulu Aghnia, bagaimanapun dia juga putrimu bukan?" Kirana memeluk Ashila lalu dia meminta Ifa menjaga Ashila sementara dia akan melihat situasi di luar, dia juga akan melihat keadaan Kaif.