webnovel

Cinta Segi Empat

Hye Seon terjebak dalam kerumitan hati karena memiliki cinta untuk tiga lelaki di usia remaja dan dewasa awal. Impiannya untuk menjadi pelukis membawanya ke pada perjalanan panjang dari kota kelahirannya Gangneung sampai Seoul.

Anifkha · Urbain
Pas assez d’évaluations
47 Chs

Ragu

Seminggu setelah Hye Seon dan So Hwan jadian, ada banyak hal yang berubah dalam kehidupan Hye Seon. Setelah pulang kuliah So Hwan selalu menyempatkan diri untuk mengantarnya ke toko buku. Ia harus parkir jauh dari kampus supaya tidak ada orang yang melihat mereka.

Hubungan Hye Seon dan So Hwan adalah hubungan yang riskan. Jika sampai satu kampus ini tahu mereka sudah jadian entah apa pendapat para pengagum So Hwan yang selama ini begitu memimpikanya. Mereka pasti patah hati mengetahui pemuda pujaannya sudah menambatkan hatinya pada seorang gadis. Bukan gadis populer melainkan gadis sederhana penerima beasiswa Lee Hye Seon.

Yu Mi dan Ji Hoo juga sama sekali tidak tahu tentang hubungan Hye Seon dan So Hwan. Jika ditanya, Hye Seon lebih suka diam dari pada harus meladeni pertanyaan tanpa henti Yu Mi. Ini semua mereka lakukan karena Hye Seon dan So Hwan ingin menjaga ketentraman kampus. So Hwan juga ingin melindungi Hye Seon dari pihak kampus. Jika mereka tahu gadis itu berpacaran dengan dirinya, mereka pasti akan meragukan kemampuan Hye Seon. Dan skenario terburuknya, hal ini akan membuat Hye Seon kehilangan beasiswanya.

Setelah melaju dengan kecepatan sedang, akhirnya mobil BMW hitam So Hwan berhenti tepat di jalan depan toko buku. Hye Seon tersenyum mendapati waktu tempuh yang dibutuhkan mobil itu untuk mencapai tokonya. Hanya perlu setengah jam. Beda lima belas menit dibanding bis kota yang sering ia naiki.

"Hye Seon, sebentar!"

So Hwan meminta Hye Seon untuk duduk sebelum gadis itu keluar dari mobil. Hye Seon mencopot sabuk pengamannya dan serius menanti apa gerangan yang So Hwan ingin bicarakan.

"Ehmm..apakah kau baik-baik saja?"

Hye Seon mengangguk bingung.

"Kau tak usah takut. Aku akan selalu ada disampingmu. Walaupun kita harus menyembunyikan hubungan ini, aku tak selamanya berencana akan menutupinya. Kalau kau sudah siap, kau bisa memberitahuku. Bagaimana menurutmu?"

Hye Seon terdiam. Ia mencerna maksud perkataan So Hwan.

"Baiklah, kedengarannya itu lebih baik."

So Hwan yang lebih tua enam tahun darinya tampak semakin dewasa. Ia terlihat sangat mengayomi pacarnya. Ini adalah kali pertama Hye Seon memiliki seorang pacar. Hari-hari bersama So Hwan memang menyenangkan. Perkataan Hyung Won sama sekali tak salah. So Hwan adalah pemuda yang baik dan mungkin juga ia adalah yang paling tepat.

Mobil So Hwan kembali melaju kencang ke arah jalan raya meninggalkan Hye Seon di depan toko sendirian. Kim Suk Ju yang melihat dari dalam toko lewat jendela kaca mulai curiga kalau ada sesuatu yang spesial antara Hye Seon dan So Hwan. Sejak Hye Seon masuk toko buku, ia tak berhenti bertanya apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dengan So Hwan. Hye Seon, seperti juga pada Yu Mi, berusaha keras untuk tidak mengakui. Ia akan menunggu sampai saatnya tepat nanti.

"Sudah berapa lama kau pacaran dengannya?" Kim Suk Ju mengulangi lagi pertanyaannya pada Hye Seon. Dengan kemarahan yang ditahan, Hye Seon masih bisa memberikan senyum terbaiknya. Ia tetap bungkam tak mau bercerita. Suk Ju pun akhirnya menyerah.

"Ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang Kim Art College."

Hye Seon berhenti membersihkan rak-rak buku. Ia menoleh sebentar ke arah Suk Ju yang sepertinya sangat bahagia telah bisa mengganggu Hye Seon.

"Maksud oppa?"

"Tempat itu memang seperti pintu surga bagi para penggila seni. Di tempat itulah kita merasa menjadi orang yang spesial dan berarti karena segala yang kita inginkan sebagai seorang pelukis ada. Namun aku ingin berpesan satu hal padamu. Hati hati."

"Tak semua yang tampak baik, benar-benar baik. Maksudku ada juga pihak-pihak tertentu yang sering mencari kelemahan kita. Apalagi dengan prestasi yang kau torehkan di sana, kau bisa menjadi sasaran empuk. Aku sudah pernah mengalaminya. Aku hanya ingin kau tidak mengalami hal yang serupa sepertiku. Aku keluar dari Kim bukan hanya karena narkoba. Ada beberapa orang berpengaruh di kampus itu yang tidak menginginkan aku sebagai yang terbaik. Dengan segala cara mereka membuat aku kalah hingga akhirnya aku memang benar-benar keluar. Semoga hal itu tak menimpamu."

Hye Seon melongo kaget mendengar Suk Ju berbicara hal yang tak pernah ia dengar dari orang lain tentang Kim Art College. Selama ini ia merasa tempat ini adalah tempat terbaik yang pernah ia kunjungi. Apakah benar ada orang yang sejahat itu? Menggunakan segala cara untuk menjadi yang terbaik. Apakah Suk Ju hanya menakuti Hye Seon karena kesal Hye Seon tak menjawab pertanyaannya.

"Aku tahu kau menutupi hubunganmu dengan So Hwan karena suatu alasan. So Hwan bukan orang sembarangan, tentu banyak orang yang menyukainya dan mungkin membencinya. Jika sampai hubungan ini tersebar entah apa yang terjadi. Hati-hatilah, Hye Seon."

Pikiran Hye Seon kembali melayang. Ia mulai ragu lagi menanyakan apakah keputusan yang ia ambil tepat. Menjalin kisah cinta denagn pewaris Kim Art College? itu adalah masalah besar. Mata Hye Seon gamang. Ia melihat Suk Ju yang menyibukkan diri di mengelap meja-meja kecil di kafe.