webnovel

Cinta sebatas angan

Bella dan putri merupakan anak dari alvino Alexander serta Fara Alexander namun ketika kedua orang tuanya berpisah akhirnya Bella dan putri dirawat oleh neneknya yang bernama nenek Salma mereka berdua hidup dalam sebuah kemewahan karena almarhum kakaknya Alexander mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang batubara jadi tidak perlu diragukan lagi kekayaannya. Namun ternyata itu semua tidak membuat bella dan putri selalu senang terkadang mereka itu berfikir kalau mereka juga membutuhkan sosok kedua orang tuanya seperti halnya teman-teman mereka, namun mereka juga sadar kalau itu semua sudah menjadi takdir Allah mereka pun hanya bisa menerima. namun lambat laut jika Bella semakin lama semakin sedikit nakal dikarenakan mungkin dia terlalu merindukan sosok kedua orang tuanya selain itu juga Dia hidup bersama neneknya itu terlalu disiplin dan banyak aturannya sehingga membuat bela pun terkadang merasa tertekan karena dia itu tipe orang yang tidak suka diatur dan ditekan. hingga suatu hari dia bertemu dengan sosok laki-laki yang bernama Alvaro argantara seorang pria yang pintar disiplin dan tegas awalnya sih dia biasa aja makan sedikit kesal karena sikap Faro namun sampai akhirnya dia pun menjadi luluh dan suka sama varo Tapi siapa sangka ternyata kakak satu-satunya itu juga menaruh rasa terhadap pengaruh bela pun menjadi bingung di sisi lain dia sangat menyayangi baru namun dia juga sangat menyayangi kakaknya dan tidak ingin membuat kakaknya sedih akankah bela merelakan varo dengan kakaknya itu atau sebaliknya kakaknya yang merelakan varo untuk adiknya?

Pinky_01 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
267 Chs

bab 12

Berfikir sebelum bertindak itu perlu akagar kita tidak salah dalam melangkah.

***

Sesampainya di kamar nya, bela pun lalu mengambil koper nya dan memasukkan baju-baju yang akan dia bawa ke dalam koper Karena dia tadi undah memutuskan untuk pergi dari rumah ini.

"kenapa sih nenek gak sayang sama aku dan malah selalu sayang sama kak putri sebenarnya aku ini cucu nya bukan sih dan yang membuat aku lebih kecewa bisa-bisa nenek itu menampar aku" seru bela sembari menangis dan memasukkan baju-baju nya kedalam koper.

"Pokoknya aku harus pergi dari sini biar nenek itu senang dan tidak merasa terbebani dengan aku" ujar nya lagi, lalu dia pun baru teringat kemana dia akan pergi apa dia kerumah mama nya aja? Tapi dia tidak begitu dekat dengan mama namun lebih dekat dengan Papa nya! Tapi kalau dia kerumah papa nya apa mungkin secara kan mama tirinya itu sadis banget sama dia, bela pun jadi bingut dibuatnya.

"Tapi kemana aku harus pergi aku bingung" seru bela lalu duduk di ranjang tempat tidur nya.

Di sisi lain saat ini nenek Salma tengah menuju ke kamar Putri nenek salma khawatir kalau tiba-tiba bela memang memutuskan pergi dari rumah tersebut pasalnya tadi memang dia tidak sengaja melakukan hal itu karena dia terpancing emosi.

"Putri tolong bukakan pintunya! tolongin nenek! Seru nenek sembari menggedor pintu kamar putri, putri yang tengah duduk merenung di ranjang tempat tidurnya mendengar nenek Salma sontak dia pun terbangun lalu membukakan pintu kamarnya karena dia sangat khawatir kok tiba-tiba neneknya itu menggedor-gedor pintu kamar nya pasti ada sesuatu yang sudah terjadi.

"Nenek ada apa nenek kok gedor-gedor pintu Putri apakah ada yang perlu dibantu? kelihatannya juga nenek kaya orang khawatir gitu" seru Putri setelah membukakan pintu kamarnya.

"Tolong nenek untuk bilang sama adikmu agar tidak pergi dari rumah ini kayaknya dia tadi bilang sama nenek mau pergi" ujar nenek sama Putri yang mendengar itu pun sontak terkejut.

"Kok bisa sih nek emangnya apa yang sudah terjadi sih?" tanya Putri bingung.

"Tadi nenek nggak sengaja berantem sama Bella alhasil nenek gak sengaja nampar dia dan diapun kayaknya kelihatannya kecewa banget sama nenek padahal nenek itu nggak ada niatan untuk menampar dia" balas nenek Salma.

"Ya Allah nek, ya sudah kalau begitu lebih baik kita ke kamar bela sebelum dia pergi dari sini" tutur Putri lalu nenek sama dan Putri pun bergegas menuju kamarnya Bella sesampainya disana ternyata benar bila telah menyiapkan koper besar yang berisi baju batiknya dia pun juga sudah hendak pergi.

"Kamu mau ke mana Dek?" Tanya Putri kepada bila namun bila pun hanya diam dia tidak memperdulikan kedatangan nenek dan kakaknya itu lalu dia pun ndak pergi namun tangannya dicekal oleh kakaknya.

"Dek kakak lagi bertanya sama kamu loh harusnya itu kamu jawab pertanyaan Kakak jangan malah diem kayak gitu enggak sopan tau" tutur Putri.

"Lepaskan tangan aku, aku mau pergi! kamu nggak usah halangin aku" balas bela tanpa melihat kakaknya.

"Bela kamu jangan pergi dari sini nenek tadi itu enggak sengaja nomor kamu nenek minta maaf sama kamu nenek mohon tolong maafkan nenek ya" ujar nenek sama sembali mendekati bela namun bela hanya diam.

"Dek nenek itu lagi bicara sama kamu Kamu jangan malah diam aja enggak sopan tahu tatap matanya perhatikan apa yang nenek katakan dan jawab jangan malah kayak patung kayak gitu" tutur Putri.

"Aku mau pergi dari rumah ini sekarang lepaskan tangan aku" seru Bella.

"Siapa yang menyuruh kamu pergi dari sini Kakak dan nenek nggak mengijinkan! sebaiknya ambil kembali baju-baju kamu lalu taruh kembali ke lemari" pinta Putri.

"Enggak aku akan tetap pergi dari sini karena aku tahu kalau nenek itu nggak sayang sama aku nenek selalu membela Kakak kalau ada apa-apa pasti aku yang selalu dipojokkan dan salahkan aku udah capek dengan semua ini aku juga punya perasaan" tutur bela.

"Nggak gitu juga deh caranya kita bisa bicara kan ini baik-baik Kamu jangan marah langsung pergi kayak gitu" ucap Putri.

"Katanya Kakak mengizinkan aku pergi kenapa Kakak sekarang malah menahan aku untuk tidak pergi lagian kan kalau aku pergi nanti nenek nggak ada yang bikin emosi lagi dan tidak terbebani Kakak juga bisa bilang begitu karena Kakak itu cucu kesayangannya nenek jadi kakak nggak bakal ngerasain jadi aku itu gimana" ujar bela yang sudah mengeluarkan air matanya.

"Kamu jangan asal bicara kayak gitu dan udah berapa kali Kakak bilang sama kamu kalau nenek itu sayang sama kita dan bukan sama kakak aja, kalau memang kamu punya pemikiran kayak gitu berarti kamu itu salah lagian selama ini nenek memarahi kamu itu bukan karena nggak suka sama kamu atau tidak sayang sama kamu tapi memang nenek itu ingin yang terbaik buat kamu, lagian juga memang karena kamu itu selalu melakukan kesalahan makanya nenek menegur kamu" seru putri.

"Aku itu udah besar Kak lagian kakak juga pernah melakukan kesalahan tapi nenek nggak sampai segitunya sama kamu, dan cuman bilang 'ya udah besok lain kali nggak usah di ulangi lagi ya' sedangkan kalau aku yang salah pasti dimarahi berkali-kali dan selalu diingat sama nenek capek kak terus disalahin kayak gitu" ujar Bella.

"Kalau selama ini kamu beranggapan seperti itu Kamu salah nenek sama sekali tidak membedakan cucu-cucu nenek, kalian berdua selalu nenek sayang, nenek tidak pernah membedakan antara kamu dan kamu memang selama ini mungkin kamu merasa kalau kamu itu sering nenek marahin itu bukan semata-mata nenek itu benci sam kamu tapi memang nenek itu ingin yang terbaik buat kamu, kalau kamu juga beranggapan nenek enggak pernah memarahi kakak kamu itu salah karena nenek juga kerap kali memarahi kakak kamu tapi itu di belakangmu sehingga kamu dan tidak tau dan karena kakak kamu juga nggak terlalu banyak berbuat salah dibanding sama kamu" jelas nenek salmaKalau hendak memeluk Bella namun bila ku menepis kasar dan menghindar agar tidak dipeluk oleh neneknya bukan karena apa tapi dia sudah terlanjur kecewa karena neneknya tadi.

"Kenapa kamu begitu sih dek kaka kecewa sama kamu kamu nggak seharusnya gitu sama nenek" tegas putri lalu dia pun tanpa sengaja juga menampar pipi kanannya bela-bela pun terkejut pasalnya tadi baru saja neneknya itu menampar pipi kirinya sedangkan sekarang kakaknya yang menampar pipi kanannya.