webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 87-Pagi Yang Menyebalkan

Sabrina terperanjat seraya membuka kelopak matanya dengan terkejut. "Apa! Pukul sepuluh?"

Gegas ia beranjak dari peraduan segera membuka pintu yang terkunci rapat. Dengan mata yang masih menyipit Sabrina keluar dari dalam kamarnya.

"Ini beneran sudah pukul sepuluh!" tanyanya dengan mata terbelalak.

"Lagian tidur nyenyak amat mentang-mentang lagi jatuh cinta jam segini baru bangun," goda Nazwa seraya menggelengkan kepalanya tertawa geli melihat tingkah Sabrina.

"Cepetan mandi!" Imbuhnya.

Gegas Sabrina membersihkan tubuhnya di kamar mandi dengan tergesa-gesa. Bak anak ABG yang dimabuk asmara semalam tadi Sabrina tak bisa memejamkan matanya terbayang-bayang wajah sang pujaan hati yang terus saja menampakan bayangannya di depan mata.

Jatuh cinta memang membuat seseorang tak dapat mengatur perasaannya. Rasa tidak karuan, resah dan gelisah ingin selalu bersama di setiap waktu itulah gejolak perasaannya.