webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 77-Rumah Baru

Di tengah kota Bogor yang penuh dengan gemerlap lampu yang menyala di malam hari. Suasana jalan raya yang terlihat ramai oleh lalu lalang kendaraan di malam libur itu. Sepertinya orang-orang tengah menghabiskan waktu di akhir pekan. Namun, tidak dengan Sabrina atau pun Nazwa. Kedua sahabat itu nampak sibuk mengemas barang-barang yang hendak di bawa pergi. Akhirnya gembolan tas itu harus kembali berpindah ke tempat yang lain.

Saat Sabrina dan Nazwa tengah sibuk berbenah di ruang kamarnya, nampak wanita tua itu menghampiri mereka berdua dengan wajah lesu.

"Jadi kalian tetap mau pergi dari sini," ucap Nek Wiwin lirih. Sepasang manik coklat itu nambah berkaca-kaca. Baru beberapa minggu saja Nek Wiwin mempunyai teman yang menambah kehangatan di rumahnya, kini kembali harus bersedih dengan kesendiriannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com