Semakin kesini semakin tidak nyaman, rasa canggung selalu menyelimuti pikiran Sabrina. Menunggu satu bulan rasanya bak setahun saja. Tak sabar rasanya ingin segera keluar dari rumah mewah setelah tiga bulan melewati hari-hari yang melelahkan.
"Sabrina, Nazwa!"
Suara yang awalnya selalu lembut memanggil kini berubah bak raungan singa. Menyeramkan dan membuat hati terketir itulah ungkapannya.
Tak mau membuat majikannya semakin tersulut emosi. Sabrina dan Nazwa bergegas memenuhi panggilan suara Bu Yeni.
"Iya, Bu!' jawab mereka serentak saat tiba di hadapan majikannya.
"Duduk!" titah Bu Yeni dengan tatapan sinis. Ditaikkannya sebelah kaki kemudian berpangku tangan.
Tanpa bantahan, kedua asisten rumah tangga itu duduk dengan raut wajah gelisah.
"Ini gaji kalian di bulan ketiga."
Bu Yeni menyodorkan dua amplop berwarna coklat yang ia berikan pada Sabrina dan Nazwa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com