webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 39-Ketahuan juga

"Jawab, Jun!" ucap Sabrina penuh ketegasan.

"Ya, aku memang bukanlah seorang satpam. Aku tinggal di rumah orang tuaku di perumahan ini," ungkap Juna.

Sabrina mendongak. "Terus! Kenapa kamu berbohong sama kita?"

Juna membuang wajahnya ke arah samping kiri. "Agar kalian bisa menerimaku sebagai teman," ucap Juna tak mampu melawan tatapan Sabrina yang tajam. "Aku hanya takut, jika aku jujur kalian akan segan," imbuhnya seraya tertunduk.

"Kenapa kamu mau berteman sama kita berdua? Sedangkan kita hanya seorang pembantu!" Nazwa menimpali.

"Karena kalian orang baik." Juna beralasan. Sepertinya ia belum mampu untuk bicara jujur.

"Tapi aku melihat ada alasan yang lain di matamu!" lanjut Sabrina. "Aku mohon jujur padaku, Jun!" Imbuhnya dengan tegas.

Suasana yang awalnya hangat berubah menjadi hening. Mulut Juna masih terkunci tak mampu berbicara jujur.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com