webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 257-Debaran di dalam dada

Nazwa terdiam dalam beberapa detik kemudian kembali angkat bicara.

"Aku yakin kalau malam itu Samudra benar-benar menolong aku, Rin. Dia kan tidak tahu kalau aku ke rumah ini kemarin malam. Dia tahunya kalau aku bertemu lelaki calon suamiku yang dia kira jadi perampoknya," jelas Nazwa mencoba meyakinkan kedua sahabatnya itu.

"Silahkan, Tehnya." Atun tampak menyodorkan dua teh manis hangat yang telah ia buat.

"Terima kasih, Bi Atun," ucap Sabrina.

"Sama-sama, Non. Oh iya, Tuan Azka. Apa mau dibuatkan kopi?" Atun bertanya.

"Iya, buatkan saya kopi susu," pinta Azka.

"Siap, Tuan." Atun kembali melaksanakan tugasnya dari majikan. Ia berjalan ke arah dapur dan akan segera membuatkan kopi susu untuk Azka.

Azka sepertinya masih belum tersenyuh untuk mendengar cerita Nazwa. Perasaannya sudah membekun untuk Samudra. Kali ini Azka tak bisa percaya dengan sahabat Sabrina itu. Ia menolak kebaikan Samudra, setelah kenyataan pahit yang membuat Azka tak bisa kembali percaya pada adiknya itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com