webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 234-Membela anak kesayangan

Dalam kondisi tercengangnya, Bramantio berusaha menenangkan perasaan. Ia memegang dadanya yang terasa sakit saat melihat kenyataan pahit ini.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata Sabrina memang benar-benar serius dengan niatnya,' batin Bramantio.

"Maaf, Pak. Apa bisa segera panggilkan Nona Cantika?" tegas salah satu polisi itu sontak membangunkan Bramantio dari lamunan.

"Oh iya Cantika sedang sarapan, Pak. Saya aian segera penggilkan," jawab Bramantio dengan nada suara yang berat. Saat ia telah membalikan tubuhnya berniat segera memanggil Cantika. Saat itu pula Mesya dan Cantika menghampirinya dengan rasa penasaran. Mereka penasaran dengan tamu pagi ini Bramantiontak juga kunjung kembali ke ruang makan.

"Siapa, Yah?" tanya Mesya. Langkahnya diikuti Cantika di belakangnya.

"Tamu untuk, Cantika," jawab Bramantio. Raut wajahnya tampak sedu.

Saat Mesya dan Cantika melihat ke arah luar, tentu kedua wanita itu terkejut saat melihat polisi berjajar di depan rumahnya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com