webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 145-Menyelamatkan Mamah.

Sabrina kemudian memberikan telepon rumah itu pada Azka.

"Mas, orang ini ingin berbicara denganmu."

Azka kemudian beranjak dari sofa, ia mengambil telepon yang disodorkan Sabrina padanya.

"Ada apa?" tanya Azka saat ia sudah mendekatkan batang telepon ke telinganya.

"Azka Purnama, jangan pernah main-main dengan saya!" Suara yang terdengar sangat tak biasa di telinga Azka.

"Siapa anda? Apa maksud anda?" Azka bertanya-tanya dengan pemilik suara di sambungan teleponnya.

"Anda tidak perlu tahu siapa saya, yang pasti saya tekankan pada anda, untuk segera mencabut laporan kasus penculikan itu jika anda tidak mau melihat kematian ibu anda!" ancam seseorang di ujung sambungan teleponnya. Siaranya tampak asing dan Azka tak dapat mengenalinya.

"Dimana ibu saya? Saya yakin ada Samudra di balik ancaman ini," sergah Azka dengan rahang terlihat mengeras tersulut emosi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com