"Apa!" ucap Samudra tampak terkejut dengan bola mata terbelalak. Ia berharap ada yang salah dengan pendengarannya.
"Sabrina!" Ia mengulangi nama yang diucapkan ibunya.
Sindi tampak mengangguk, ia begitu yakin bahwa nama tersebut adalah wanita itu. "Iya, Sabrina. Wanita yang kemarin ingin Mamah temui."
Samudra menggelengkan kepala. Mana mungkin ia harus merebut Sabrina dari tangan Azka yang nota bene adalah anak dari ayahnya, Yuzril. Akan sulit rasanya menerima keinginan ibunya. Tapi, Samudra tetap saja tak ingin melihat guratan kekecewaan pada wajah Sindi.
"Memangnya wanita itu pernah masuk penjara?" tanya Samudra tampak ragu. Rasanya mana mungkin sosok Sabrina bisa dipenjara.
"Iya. Tiga tahun terakhir dia masuk penjara. Sabrina di fitnah dan dijebloskan kedalam penjara. Nasibnya persis seperti, Mamah. Dituduh dan dipaksa menerima hukuman yang tak pernah dilakukannya." Sindi menjelaskannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com