Written by : Siska Friestiani
LoCC : 2014
Re-publish Web Novel : 24 Oktober 2020
*siskahaling*
Mario memutuskan untuk makan malam di kamar. Ia tak ingin membuat Alyssa kelehan jika harus keluar ke restoran seafood yang ada di bagian barat resort. Dan lagi pula Mario sudah memesan makanan dan menyiapkannya ketika Alyssa mandi tadi.
Keduanya menyantap makan malam mereka dalam diam. Begitu lahap mengingat keduanya memang melewatkan makan siang mereka. Sampai kemudian Mario menuangkan wine di gelas miliknya dan milik Alyssa.
"Aku tidak minum"
Mario tersenyum menggoda. Senyum yang lagi-lagi membuat jantung Alyssa berdebar kencang.
"Aku tahu, tapi kau harus mencobanya sayang. Ini akan menghangatkan tubuhmu walaupun tak sehangat ketika aku sedang berada di dalam milikmu" Mario menggerlingkan matanya menggoda, membuat pipi Alyssa langsung merona.
Bastard sialan! Bagaimana mungkin bibirnya bisa dengan santai membicarakan hal sevulgar itu!
Alyssa menerima gelas yang Mario berikan. Meminumnya dan seketika itu juga rasa manis dan pahit yang khas dari wine tersebut memanjakan lidahnya.
Hmm! Ternyata alkohol tidak seburuk yang selama ini ia bayangkan.
Wine itu mencairkan segalanya, suasana pun menjadi lebih hangat, membuat keduanya menjadi lebih santai. Sampai akhirnya keduanya merasakan suatu desakan yang menuntut untuk segera di puaskan.
Gairah Mario semakin terpacu ketika matanya menatap mata sayu milik Alyssa yang mengisyaratkan kepasrahan.
Sial! Hanya Alyssa yang mampu membangkitkan gairahnya hanya lewat sebuah tatapan. Dan entah kenapa Mario menyukai tatapan penuh kepasrahan yang saat ini Alyssa berikan untuknya.
Dengan lembut Mario menciumi wajah Alyssa. Meninggalkan bagian bibir Alyssa yang akan ia nikmati di bagian akhir nanti.
Alyssa memejamkan matanya, menikmati sentuhan-sentuhan panas dari jemari Mario di tubuhnya. Begitu nikmat di tambah wine yang beberapa gelas ia teguk tadi membuat tubuhnya terasa semakin panas.
Alyssa terkesiap, ketika jemari Mario kini mulai menyusup di balik hot pans yang ia kenakan dan untuk yang kedua kalinya, setelah malam itu Alyssa kembali merasakan Mario yang bermain di bagian yang paling sensitif miliknya. Alyssa bahkan baru sadar jika ia kini sudah berada di atas ranjang.
Alyssa menggigit bibirnya, menahan desahan yang bisa kapan saja meluncur dari bibirnya. Alyssa begitu tersiksa dalam kenikmatan yang Mario ciptakan, hingga membuat pandangannya mengabur.
Mario mulai mencium leher Alyssa, bertanya-tanya apakah istrinya tahu betapa menggairahkan dirinya saat ini? Dengan tubuh bagian atasnya yang sudah terbuka, rambutnya tergerai berantakan di bahu dan sebelah kakinya melingkari pinggul Mario dengan lembut. Mendadak Mario tidak mampu menahan diri lagi.
Dengan lembut Mario mulai memasuki tubuh istrinya. Sebisa mungkin membuat Alyssa nyaman akan dirirnya.
Alyssa terpekik begitu Mario berhasil memasuki tubuhnya. Terasa penuh dan hangat. Alyssa tidak akan menapik betapa nyaman sensasi baru yang Mario berikan untuknya.
Sampai akhirnya Mario bergerak pelan. Siap untuk bercinta dengan istrinya yang cantik. Saat itu juga. Hingga mereka berdua sama-sama dibutakan oleh hasrat yang semakin membara.
*siskahaling*
Mario mengeratkan pelukannya ke punggung Alyssa yang setengah tertidur, di peluknya Alyssa yang masih lemas karena kegiatan yang baru saja mereka lakukan.
Alyssa sekarang telah menjadi istrinya. Bahkan dulu ketika Alyssa selalu saja menolaknya dengan kata-kata, Mario tahu bahwa tubuh Alyssa tidak akan mampu menolaknya walau hanya sebuah ciuman.
"Lelah?"
Alyssa mengangguk, memejamkan matanya dalam pelukan Mario, bergerak perlahan dan seketika meringis ketika baru menyadari, Mario belum melepas kontak tubuh mereka.
"Kau lelah, tapi kau baru saja kembali membangunkan milik ku sayang" Mario pun ikut memejamkan matanya, menikmati miliknya yang masih terbungkus hangat dan nyaman di dalam Alyssa.
Bercinta dengan seseorang yang dicintai ternyata senikmat ini. Mario tidak pernah merasakannya pada wanita lain selain Alyssa.
"Ronde kedua?" ucap Mario mengerlingkan matanya menggoda istrinya. "Aku ingin secepatnya Mario Junior tumbuh disini" Mario mengusap lembut perut rata Alyssa.
"Yakkkkk, mesummmmm!!"
Mario tertawa, bahagia ia sangat bahagia. Lalu menarik Alyssa untuk semakin merapat dengan tubuh yang sama-sama polos. Mencium sejenak kening Alyssa dengan perasaan sayang dan membiarkan Alyssa tertidur di pelukan hangatnya.
Ini masih awal. Masih banyak hal membahagiakan lainnya yang bisa mereka lakukan. Mario tentu saja akan menjaga sumber kebahagiannya sekuat tenaga. Tidak membiarkan Alyssa lepas atau bahkan terluka.
*siskahaling*
Alyssa mendengus kesal. Rencananya untuk berkeliling gagal karena pagi ini hujan mengguyur Hawaii cukup deras. Setelah bangun dan sarapan tadi, mereka bahkan harus mengurungkan semua rencananya yang sudah tersusun karena hujan yang tiba-tiba saja turun.
Mario hanya terkekeh melihat Alyssa yang bisa bertingkah semenggemaskan ini. Tidak terlihat Alyssa yang dingin dan sulit di dekati. Ia bersyukur, ia menjadi satu-satunya pria yang bisa melihat ekspresi menggemaskan itu.
"Kita bisa memperpanjang bulan madunya, Hon jika kau masih ingin berkeliling disini" ucap Mario berusaha menghibur istrinya yang sedang kesal.
"Menambah bulan madu berarti menambah libur di kantor. Tidak! Pekerjaan kita akan semakin menumpuk jika kita menambah hari untuk berbulan madu" tolak Alyssa. Mario terkekeh.
"Bukankah kau sudah menyuruh Oliver untuk menghandel Clovist selama kita pergi bulan madu. Apa lagi yang kau takutkan hmm?"
"Pria sialan itu, mana bisa aku mempercayakan Clovist di tangannya terlalu lama" dengus Alyssa kesal. Mario membawa Alyssa kedalam pelukannya.
"Kau menggemaskan jika sedang seperti ini, Hon. Aku jadi ingin memakan mu" bisik Mario menggoda.
"Dasar kau saja yang mesum" cibir Alyssa, namun tangannya melingkar erat di pinggang suaminya.
"Aku mesum dengan istri ku sendiri. Siapa yang akan melarangnya" balas Mario tak ingin kalah.
"Ya ya ya. Tidak akan ada yang berani melarang mu" balas Alyssa pasrah. Mario tertawa.
"Jadi, apa kau bersedia aku makan, Hon?" tanya Mario dengan nada menggoda.
Alyssa melepaskan pelukannya, gantian menatap Mario dengan tatapan menggoda.
"Bagaiamana, jika kali ini aku yang memakan mu" Alyssa mengerlingkan matanya. Lalu mendorong Mario berbaring ke ranjang.
Mario diam saja, menunggu apa yang akan di lakukan oleh istrinya ini.
Alyssa memposisikan dirinya di atas Mario, lalu membelai lembut wajah Mario.
Mario meneguk saliva nya. Sial! Apa Alyssa ingin bermain-main dengannya?
Tangan Alyssa turun, beralih ke dada bidang Mario, membelai dengan gerakan sensual yang begitu menggoda. Lalu menunduk, semakin mendekatkan wajah mereka, yang otomatis membuat dada mereka saling menekan. Dan Mario merasakan benda lembut favoritnya itu menekan dadanya.
"Bagaimana? Apa kau tergoda Tuan?" bisik Alyssa dengan senyum nakal yang di buat-buat.
"Ya, aku sangat tergoda" jawab Mario lalu membalikkan posisi mereka sehinggakini ia yang berada di atas Alyssa.
"Jadi, jangan salahkan ku jika aku tidak akan melepaskan mu dan membuatmu tidak bisa berjalan diatas kaki mu sendiri sayang" bisik Mario lalu dengan cepat melepas semua pakaian yang melekat di tubuh mereka.
Alyssa terpekik, semuanya terjadi begitu cepat. Bahkan kini Mario sudah memasukinya begitu keras, membawanya kembali ke puncak kenikmatan.