Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-Publish Web Novel : 19 September 2020
💕Siskahaling
Pria ini sedari tadi mencuri pusat perhatian seluruh karyawan yang kebetulan berpapasan dengan dirinya. Jelas saja siapa pula yang tidak terkesima dengan pria yang tentu saja tampan dan kini tengah berjalan begitu gagah di koridor Clovist Company. Bisikan para karyawan pun sama sekali tidak ia gubris. Bahkan dengan gaya mengintimidasinya, pria ini tetap santai melangkah menuju tempat pemilik Clovist Company.
"Alyssa ada?"
Acha mendongak saat suara bass itu tertangkap di indra pendengarannya dan menemukan pria tampan yang saat ini berdiri di hadapannya. Beberapa detik Acha terkesima dengan pria di hadapannya sebelum akhirnya Acha berdeham lalu menjawab pertanyaan pria itu.
"Maaf, Sir, apa sudah membuat janji dengan Ms. Clovist?" tanya Acha ramah dan sopan
"Kau tinggal memberi tahu ku ada atau tidak Alyssa di dalam, atau aku akan mengeceknya sendiri"
pria itu melenggang masuk ke ruangan yang hanya berjarak lima meter dari tempat ia berdiri sekarang. Membuat Acha kalang kabut.
"Tapi maaf Sir, Ms. Clovist sekarang sedang sibuk dan tidak ingin diganggu" jelas Acha sedikit takut karena mendapat tatapan tak suka dari pria itu.
"Kalau begitu kau juga harus tau, bahwa aku tidak suka di bantah" ucap pria itu lalu membuka pintu besar yang ada di hadapannya. Dan menemukan sosok wanita yang saat ini serius dengan map biru yang sedang ia bolak-balik.
Alyssa yang merasa pintu ruanganya terbuka pun mendongak dan menemukan sosok pria berdiri dengan gaya sok kerennya dan sekretarisnya yang kini sedang menatapnya takut.
"Maaf Ms, saya sudah melarang beliau, tapi-"
"Tak apa, kau bisa kembali ke ruanganmu" Acha mengangguk lalu dengan segera keluar dari ruangan yang selalu terasa menegangkan bagi setiap karyawan yang masuk.
Alyssa melengos melihat pria itu yang kini dengan tak berdosanya menghampiri meja kerjanya dan berdiri bersandar di meja kerjanya.
"Kau terlihat sibuk Dear" ucap pria itu saat Alyssa kembali sibuk ke map birunya.
"Kau mengetahuinya, tapi dengan tak tahu dirinya kau menggangguku" pria itu terkekeh melihat Alyssa yang kini malah terlihat manis di matanya.
"Ayolah Dear, kita bisa keluar sebentar. Aku merindukanmu" rengek pria itu membuat Alyssa ingin melemparnya sejauh mungkin.
"Oliver, jangan ganggu aku sekarang!" tegas Alyssa
"Ok, ok, aku akan menunggumu hingga jam makan siang" pria itu beranjak, yang sebelumnya mencuri ciuman singkat di bibir seksi Alyssa lalu memilih duduk di sofa biru di pojok ruangan yang langsung menghadapkearah Alyssa.
"Berhenti bersikap seenaknya Mario Oliver Albert!!!!"
💕Siskahaling
Mario melangkah dengan riang saat memasuki gedung Clovist Company. Senyum menawannya terus mengembang dan membuat siapa saja yang berpapasan dengannya menatap dengan ekspresi memuja.
Siapa pula yang tidak mengenal Mario Robert Calvert. Pemilik Calvert Corp perusahaan yang bergerak hampir di segala bidang. Bahkan banyak perusahaan yang mengidam-idamkan agar dapat bergabung dengan Calvert Corp namun tak sembarangan perusahaan itu menerima kontrak kerja sama. Dan apa Clovist Company bisa merasa bangga dapat dengan mudah bergabung dengan perusahaan besar itu. Oh, tentu saja dan semua karyawan seharusnya tidak perlu berlebihan seperti ini jika mengingat siapa pimpinan mereka. Alyssa Claresta Clovist, wanita multitalent yang sangat berpengaruh besar dalam perkembangan Clovist Company.
"Alyssa ada?" Acha mendongak mendengar suara makskulin itu menyapanya. Matanya terbelalak sempurna, lagi-lagi ada pria tampan yang menemuinya. Hah, ralat mencari atasannya.
"Tuhan, apa ini bisa di sebut hari keberuntungan ku?" Acha membatin.
"Maaf Sir, apa sudah membuat janji temu dengan Ms. Clovist?" tanya Acha berusaha seprofesional mungkin, walaupun jujur Acha ingin sekali mencicipi dada bidang yang ada di hadapnnya saat ini.
"Tentu" jawab Mario singkat.
"Baik, Sir, tunggu sebentar" Acha mengambil telefon dan menekan beberapa tombol yang akan langsung menghubungkan langsung dengan atasannya.
"Ada apa? Bukankah sudah aku katakan aku sedang tidak menerima tamu?" Alyssa berbicara dengan malas di sebrang sana.
"Maaf Ms, ada tamu penting yang ingin bertemu dengan anda dan beliau bilang sudah membuat janji temu sebelumnya."
Mario tiba-tiba merebut genggam telefon itu membuat Acha kalang kabut sendiri.
Sial! Dua pria tampan yang ia temui hari ini seperti berniat membuat ia di pecat sebagai sekretaris.
"Hon, aku akan segera sampai kesana" setelah mengucapkan itu Mario langsung bergegas memasuki ruangan yang hanya berjarak lima meter dari tampatnya sekarang.
Pintu terbuka, dari luar menampilkan sosok Mario dengan senyum mengembang di wajahnya. Namun hanya beberapa detik saja, karena senyumnya perlahan memudar di gantikan wajah bingung sekaligus tak suka melihat ada sosok pria asing yang duduk santai di sofa dengan tatapan memuja yang di tujukan ke Alyssa.
Sedangkan Alyssa yang sudah tau Mario akan ke ruangannya, tidak begitu terkejut begitu meliha sosokt Mario yang kini terus menatap Oliver dengan pandangan tak suka. Baiklah, sepertinya ia memang harus menikmati pertunjukan untuk beberapa menit ke depan.
"Honey" Mario memamerkan senyum menawannya dan melangkah mendekati meja kerja Alyssa yang kini menatapnya bingung. Ada apa pula hingga Mario repot-repot untuk datang ke kantornya. Lagi pula untuk rapat kerjasama mereka sepakat untuk melakukannya setelah jam makan siang.
Tak berbeda jauh dengan wajah bingung Alyssa, pria yang bernama Oliver itu pun kini menatap bingung. Melihat pria yang tiba-tiba saja datang dan kini sudah duduk di meja kerja Alyssa. Seingat Oliver ia tidak pernah mengetahui ada pria lain yang dekat dengan Alyssa selain dirinya. Ok ralat, dirinya yang memaksa dekat dengan Alyssa. dan ketika ia baru saja pulang dari Prancis, ia sudah melihat seorang pria yang bahkan tidak takut dengan Alyssa.
Ini kejutan tentu saja.
"Dia siapa, Dear?" Oliver membuka suara dan membuat Mario mengatup rahangnya keras. 'Dear?' Sialan! Siapa pula pria ini yang dengan berani-beraninya memanggil wanitanya dengan kata-kata seperti itu. Tidak boleh ada yang memanggil wanitanya seperti itu selain dirinya.
"Dia-"
"Aku Mario Robert Calvert" potong Mario cepat. Menatap Oliver penuh permusuhan.
"Dan seharusnya aku yang bertanya padamu?" ucap Mario sembari menyilangkan lengannya di depan dada "Siapa kau sebenarnya" tambah Mario dengan tatapan dan nada sinisnya menatap lawan bicaranya.
Oliver tertawa, dan entah kenapa itu membuat Mario semakin jengkel. Mario pun memilih untuk duduk di sofa panjang yang juga saat ini Oliver duduki.
Kalian menanyakan Alyssa? wanita itu bahkan memilih diam mendengarkan percakapan kedua pria bodoh itu.
"Aku?" Oliver menunujuk dirinya sendiri, lalu terkekeh seolah pertanyaan yang Mario tanyakan itu adalah hal lucu.
"Aku Mario Oliver Albert..." jawab Oliver dengan nada menganggantung.
"Atau kau bisa sebut saja aku sebagai calon suami Alyssa"
Dan Alyssa, ingin sekali rasanya menendang Oliver dari lantai tertinggi di gedung kantornya, begitu melihat wajah Mario yang memerah karena emosi.
'Bagus Oli, ku doakan kau masih bernafas setelah ini' batin Alyssa