Hujan rintik turun menjatuhkan titik-titik air dengan satu tujuan, tanah. Menyejukkan udara, menggembirakan makhluk kecil lainnya hingga mungkin bernyari riang. Namun, tidak dengan keluarga yang ditinggalkan sang Jenderal.
Tiap tetes air hujan yang menyentuh tubuh mereka, menawarkan kedukaan. Menambah suasana haru melepas kepergian sosok yang paling mereka cintai.
Saat tubuh sang Jenderal dimasukkan ke dalam pembaringannya yang terakhir dengan segenap penghormatan untuknya. Setiap momen di masa lalu kembali terlintas. Tidak terkecuali Mayang.
'Kamu cucuku, Nak,'
'May, bahagialah, Nak. Hanya itu yang Kakek inginkan darimu. Kamu bisa mengabulkan permintaan terakhir Kakek, kan?'
"Kakek percaya, kamu bisa memilih jalan yang benar untuk kebahagiaanmu, Nak,'
Ingatan Mayang saat pertama serta terakhir kalinya sang kakek menorehkan kesan padanya. Membuat Mayang tidak kuasa menangis.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com